Mas Luluk dan mas Agung ysh, APP yang dipertanyakan mas Agung hanyalah salah satu “budaya SALAH KAPRAH” yang melanda perilaku kita selama ini. Konsep “sepuluh Agenda Budaya” yang ditawarkan mas Luluk Sumiarso mencoba untuk mereduksi kesalahan kaprahan itu. Namunpermasalahkanbudaya yang kita hadapi, jauh lebih pelik. Sampai hari ini kita belum punya TUJUAN NASIONAL yang kita sepakati. Anda bayangkan organisasi macam mana yang tidak punya kesatuan tujuan? Dua tiga orang saja membuat organisasi, pasti menentukan dulu tujuan dan menyepakati. Lha ini organisasi terdiri dari 230 juta jiwa, dengan kekayaan yang luar biasa kok gak punya "satu tujuan". Apakah ini termasuk "masyarakat berbudaya"? TIDAK. Budaya Indonesia paling signifikan adalah budaya pengambilan keputusan, petunjuknya ada di Pembukaan UUD (demikian juga dengan TUJUAN Nasional). Untuk menuju ke sana, konsep “sepuluh” itu harus segera dirintis-laksanakan, sebelum kita bicara ideologi (yang digali dari sanubari bangsa itu) dan menghayati lalu mengamalkannya. Semoga cepat bisa terlaksana mas, amien. Salam, robama.
________________________________ From: luluk sumiarso <lsumia...@gmail.com> To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Sunday, December 14, 2008 6:49:19 PM Subject: Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA? Mas Basoeki, Setuju sekali, Mas. Persepsi kita selama ini seolah kalau kebudayaan itu hanyalah kesenian saja, padahal jauh lebih luas dari itu. Masih ada unsur lain (selain Kesenian), yaitu Kepercayaan, Tatanan Sosial (Kekerabatan Sosial), Tatanan Ekonomi (Mata Pencaharian) , Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Bahasa. Sedangkan Wujud Budaya dapat berupa Nilai-Nilai (Budaya), Aktivitas Budaya dan Produk Budaya.Untuk itu, ke depan kelihatannya kita harus menjadikan nilai-nilai budaya ini (atau nilai keindonesian menurut istilah Mas Basoeki) sebagai "Panglima" dalam Pembangunan Bangsa, yang harus dipatuhi oleh Semua Sektor. Kami hadir dalam Kongres tersebut dan diundang sebagai Pembicara dalam Kelompok Kebijakan dan Strategi, menyajikan Makalah berjudul "Pembangunan Bangsa Berbasis Nilai-Nilai Budaya : Perlunya Agenda Budaya Bangsa". Kami menyampaikan adanya Usulan 10 (sepuluh Agenda Budaya) untuk dibahas dan disempurnakan oleh semua pemangku kepentingan budaya, untuk nantinya disepakati sebagai pedoman bersama. (Bagi yang berminat, Naskah lengkap dapat diunduh di www.forumbudaya. org klik "DOWNLOAD" sebagai bahan pembahasan dan mohon tanggapan/saran/ penyempurnaan) . Mestinya Kongres Budaya (yang tentunya memakan biaya besar) dapat dipakai untuk menyepakati agenda besar seperti ini, agar terjadi sinergi. Kita boleh berbeda pendapat, tetapi perbedaan itu tentunya bisa kita bicarakan bersama untuk dicari titik temunya. Sepertinya kita memang harus lebih banyak berdialog. Sementara itu, memang ada baiknya kalau kita mengusulkan agar Tahun 2009 ditetapkan sebagai Tahun Budaya, agar kita semua menyadari betapa pentingnya nilai-nilai budaya ini bagi pembangunan karakter bangsa. Salam, Luluk 2008/12/14 mangoenpoerojo roch basoeki <elrob...@yahoo. com> Bukan hanya setuju pak Luluk, tetapi harus diiktikadi begitu rupa. Kalau masih mengacu pada rumusan hasil kongres itu, kok rasanya "budaya hanya merupakan satu sektor" dalam pembangunan. Saya sarankan ditingkatkan menjadi membangun kebudayaan yang berisi nilai-nilai keindonesiaan. Atau pembangunan indonesia yang berkebudayaan, etc. salam, robama. ________________________________ From: luluk sumiarso <lsumia...@gmail. com> To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Cc: jambore_kebudayaan@ yahoogroups. com; media-jatim@ yahoogroups. com Sent: Saturday, December 13, 2008 6:36:32 PM Subject: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA? Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya, Agar kelihatan 'grengsengnya', bagaimana kalau kita usulkan untuk menetapkan Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"? Setujukah? Salam, Luluk S 2008/12/12 henri nurcahyo <henrinurcahyo@ yahoo.com> Rumusan Kongres Kebudayaan Indonesia 2008 di Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008 I. PENDAHULUAN Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan" . Pemilihan ini didorong oleh kenyataan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya, flora dan fauna, serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi berbagai krisis yang dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem nilai budaya, seperti etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena itu perlu dicari formula untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan kesejahteraan dan perdamaian masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945. Kongres diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik perorangan maupun lembaga/institusi, akademisi, media massa, dan masyarakat umum. Kongres membahas 102 makalah yang berasal dari unsur budayawan, seniman, cendekiawan, akademisi dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan kebudayaan serta pejabat pemerintah. II. POKOK-POKOK BAHASAN KONGRES 1. Kebijakan dan Strategi Kebudayaan 2. Film/Seni Media 3. Sastra 4. Bahasa dan Aksara 5. Seni Rupa 6. Media Massa 7. Seni Pertunjukan 8. Ekonomi Kreatif/Industri Budaya 9. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) 10. Diplomasi Kebudayaan 11. Warisan Budaya 12. Pendidikan 13. Filantrophi Kebudayaan 14. Identitas Budaya 15. Etika III. RUMUSAN 1. MELANJUTKAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL 1. Membangun kebudayaan berbasis kemajemukan 2. Membangun masyarakat multicultural 3. Merumuskan kembali strategi kebudayaan 1. MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI BUDAYA DAN GLOBALISASI 1. Menumbuhkan apresiasi dan mengembangan industri budaya berkelanjutan 2. Meningkatkan kualitas pendidikan sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif 3. Menciptakan sistem keuangan yang mendorong industri budaya yang berkualitas 4. Mengembangkan jaringan kerja yang mendukung produksi dan pemasaran industri budaya 1. MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA UNTUK BERSAING DI DUNIA INTERNASIONAL 1. Menumbuhkan apresiasi terhadap identitas budaya bangsa yang multikultural 2. Mendokumentasikan khasanah budaya Indonesia 3. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengembangkan produk budaya secara mandiri dan bermutu. 4. Menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya yang berakar pada etika universal (demokrasi, hak azasi manusia dan pelestarian lingkungan). 1. MENGELOLA WARISAN BUDAYA SEBAGAI MODAL UTAMA PENGUATAN PERADABAN DEMI KESEJAHTERAN BANGSA 1. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat 2. Mengembangkan sistem kemitraan berbasis masyarakat tempatan 3. Mendorong pelaksanaan otonomi daerah untuk penguatan dan penciptaan budaya khas daerah. IV. REKOMENDASI 1. Merevitalisasi lembaga, sarana dan aktivitas kebudayaan 2. Pendidikan 1. Memperkuat pendidikan kewarganegaraan yang menghargai keragaman budaya dan menjangkau masyarakat luas dari berbagai lapisan. 2. Menanamkan nilai-nilai budaya melalui arena publik dengan menekankan pada penegakan hukum dan peraturan. 3. Mengembangkan pemahaman geobudaya 1. Kemitraan - Meningkatkan peran masyarakat dalam program pembangunan kebudayaan 1. Peran Pemerintah 1. Memfasilitasi upaya pengembangan kebudayaan di tingkat daerah dan nasional. 2. Mewujudkan pembentukan pusat-pusat kebudayaan di ranah internasional. 1. Kelembagaan - Mewujudkan terbentuknya Departemen Kebudayaan 1. Regulasi 1. Melaksanakan Undang-Undang Penyiaran yang mewajibkan televisi berjaringan yang berwawasan budaya. 2. Melindungi karya-karya kreatif. 3. Memberikan insentif pajak untuk kegiatan kebudayaan 4. Menyelesaikan penyusunan rancangan UU Kebudayaan dan menyelesaikan revisi UU No 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya 5. Menciptakan sistem penghargaan pada pelaku budaya 1. Otonomi Daerah - Memberi peluang yang sebesar-besarnya pada daerah untuk melaksanakan pembangunan kebudayaan lokal. 1. Kebijakan 1. Merumuskan kembali strategi dan diplomasi kebudayaan 2. Menyelenggarakan pendidikan berwawasan kebudayaan 1. Filantrophi 1. Meningkatkan kedermawanan di bidang kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat 2. Memberdayakan kemandirian masyarakat. Bogor, 12 Desember 2008 Perumus 1. Al Azhar 2. Ayu Sutarto 3. Bambang Kiswanti 4. Buntje Harbunangin 5. Edi Sedyawati 6. Eka Budianta 7. H. Hardi 8. Junus Satrio Atmodjo 9. Kenedi Nurhan 10. Laretna T. Adhisakti 11. Mukhlis PaEni 12. Nunus Supardi 13. Pudentia MPSS 14. Restu Gunawan 15. Sjafri Sairin 16. Susanto Zuhdi ________________________________ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain!