Sekarang di sekolah-sekolah sedang digalakkan kantin kejujuran. Seharusnya kejujuran mulai dibangun dari rumah. Karena ternyata sejak bayi anak-anak sering dibesarkan keluarganya dengan penuh kebohongan. Ketika Sabtu lalu pulang dari Banda Aceh, iseng-iseng saya baca majalahnya pesawat Lion (Lion Magazine). Ada artikel menarik "Kebohongan Dimulai dari Ranjang".
Dimulai dari bayi, anak-anak Indonesia sudah dibohongi dengan lagu "Nina Bobok". Lagu itu mengatakan "kalau tidak bobok digigit nyamuk ... " Padahal faktanya nyamuk justru menggigit orang yang sudah tidur, bukan orang yang belum tidur. Beranjak besar sedikit, ketika sudah mulai berjalan. Kalau jatuh tersandung, lagi-lagi dibohongin, "batunya nakal ya". Tambah besar lagi, kalau orang tuanya mau pergi dan si anak merengek-rengek ikut. Akhirnya ortunya perginya menyelinap, persis kaya pejabat yang habis diperiksa KPK. Rata-rata ortu lebih suka membohongi anaknya hanya asal tidak menangis. Padahal bagi anak, menangis itu kan menyehatkan. Saya tidak tahu, apa teman-teman juga mendidik anaknya begitu. Sehingga kalau anaknya jatuh dan nangis, lebih memilih untuk menghiburnya dengan pertanyaan "batunya nakal", tanpa mengajaknya berefleksi, "mengapa tadi bisa jatuh ?" Atau kalau mau pergi,anaknya merengek minta ikut, apa juga tetap pergi di depan mata atau menyelinap dari pintu samping, agar tidak ketahuan. Masalah-masalah sederhana, tapi saya yakin tertanam dalam alam bawah sadar anak-anak. Bukankah masa kanak-kanak sangat besar perannya pada diri seseorang dalam meraih masa depannya ? http://achmadmarzoeki.blogspot.com/ http://id-id.facebook.com/people/Achmad-Marzoeki/620874626