Info Terbitan: 
Mawie Ananta Jonie - Anak Minang Itu Ke Peking
Bloknota: A.Kohar Ibrahim
http://16j42.multiply.com/reviews/item/95/
 
 
Info 
Terbitan :
 
Mawie Ananta Jonie
 
Anak Minang Itu Ke Peking
 
Kata Pengantar : Bonnie Triyana
 
Penerbit :
Stichting Indonesia Media
Nederland
ISBN : 978-90-71390-03-6
Editor : A.Tahsin, G.Rusiyanadi
Desain Sampul : G.Rusiyanadi
Foto Sampul Tien An Men : 
Tahir R. Wibowo
 
APAKAH mendengar kabar yang benar ataukah hanya kabar burung dan apakah secara 
kongkrit menerima hasil terbitan, hatiku selalu gembira. Lantaran aku 
senantiasa menjaga sikap pendirian serupa sejak dahulu kala – semasa mengelola 
penerbitan sederhana yang tergolong pers alternatip : 1989-1999. Semasa panen 
100 judul berupa buku, brosur dan majalah-majalah : Kreasi (Stichting Budaya, 
Amsterdam), Arena (Stichting ISDM, Culemborg) dan Mimbar (kerjasama dengan 
Stichting Indonesia Media, Amsteream). 
 
Di masa  berjayanya OrBa dengan kegelap-pengapan yang luarbiasa, betapapun 
sederhana dan sedikit oplahnya, tak urung masa itu merupakan periode bersejarah 
dalam kehidupan kaum eksilan Indonesia. Dengan ciri semangatnya : «menyambut 
menghargai menyebarluaskan kreasi » ; « sukarela, berdikari dan setiakawan ». 
Ditambah dengan hasil terbitan perorangan lainnya, lumayanlah jumlah hasil 
terbitan kala itu. Maka terhadap pertanyaan « apakah sastra eksil Indonesia 
eksis »,  tak berlebihanlah jika jawabannya affirmatif : Iya. Memang iya. 
Terbuktikan dengan adanya hasil pencetakan dari ragam macam hasil kreasi kami 
itulah. Persis selaras kata pepatah Perancis : « le parole s’envole, l’écrit 
reste. » Omongan mabur sedangkan tulisan menetap jadi bukti atau pertanda 
keberadaannya. Begitulah.
 
Iya. Begitulah. Zaman berubah. Setelah kuranglebih sedasawarsa  rezim zalim 
OrBa tumbang, semasa « Era Reformasi », banyak perubahan terjadi. Terutama 
sekali perubahan penggunaan sarana canggih internet berkat Revolusi 
Informatik.  Maka aktivitas-kreativitas para penulis eksilanpun berkembang 
dengan memanfaatkan perubahan-perubahan sikon dengan menunjukkan kiprah lebih 
gairah lagi. Semata-mata untuk menunjukkan eksistensinya sekalian memaknai 
ibadahnya sebagai penulis. Terbuktikan dengan adanya serangkaian situs, milis 
atau blog dan juga penerbitan buku yang lebih layak dan bagus,  baik dalam 
penampilan maupun isinya yang ragam macam. 
 
Istimewa sekali kini dan tahun mendatang, dari kabar tertulis yang telah 
tersiar maupun baru sebatas dengar-dengar, nampaknya kita memasuki periode baru 
berupa « musim panen » terbitan karya tulis ? Salah satunya, kami (saya dan 
Lisya) baru saja menerima kiriman buku berjudul  Anak Minang Itu Ke  Peking 
karya Mawie Ananta Jonie. Buku yang merupakan kelanjutan dari Anak Minang Itu 
Bercerita (2005). 
 
Kiriman tersebutlah yang menjadi pemicu untuk menyusun info terbitan ini, 
sekedar pertanda sambutan kami dengan rasa gembira. Sambutan yang mudah-mudahan 
akan disusul dengan resensi selayaknya. *** 
25.12.2008
(A.Kohar Ibrahim)
 


      

Kirim email ke