Terima kasih pak Sukiadi. banyak perubahan memang--kotekan untuk menyambut 
gerhana sampai tahun 70-an masih saya dengar dari sekitar Observatorium Bosscha.
Dulu, dikala terang bulan (purnama) banyak anak main diluar--gobag sodor,dan 
lainnya. Sambil menyanyi pada bulane sumilak langite (sekarang yang terdengar 
[adamng bulane sumilak jarite,kalau masih ada yang pakai).
Salam,Bambang Hidayat.

Bambang Hidayat

Pasir Muncang,Dago Atas

PPR-ITB G17

Bandung 40135

Jawa Barat,Indonesia

Tilp./fax: 62-22-250 3375

e-mail   : hidayatbamb...@yahoo.com

           bhidaya...@hotmail.com

--- On Wed, 1/7/09, tjuk kasturi sukiadi <kasturi_suki...@yahoo.co.id> wrote:
From: tjuk kasturi sukiadi <kasturi_suki...@yahoo.co.id>
Subject: Re: [ac-i] Gerhana dan Bathara Kala
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com, ysut...@telkom.ne, "bambang hidayat" 
<hidayatbamb...@yahoo.com>
Date: Wednesday, January 7, 2009, 11:00 AM

Mas Bambang Hidayat yg baik,
Sebelumnya saya ucapkan selamat tahun baru 2009 (meskipun sdh sgt terlambat).
Tentang rupa patung itu kan sejak zaman kuno
 mengikuti Sang Pembeli. Patung Dewi yang Mas Bambang sebut sebagai alus roman 
mukanya itu jelas bukan wajah "gadis Jawa atau Sunda atau Bali". Itu adalah 
wajah Hindu (Hindustan) alias India dari golongan Brahmna (Arya). Tentu raut 
wajahnya cantik dan halus seperti bintang film Bollywood. Ingat juga hikayat 
Ajisaka yang juga orang Hindu . Nah sekarang yang beli patung (yang kelas agak 
mahal sampai ke mahal sekali) adalah para turis Bule. Yaah hukum dan mekanisme 
pasar berlaku lagi. Wajahnya tidak seperti Bollywood tetapi berubah ke 
Hollywood! 
Sedikit komentar kepada Pak Yohanes Sutopo . Mohon maaf saya masih sering 
pulang dan tidur di rumah ibu saya yang di desa. Wah sekarang ini nggak ada 
lagi orang
 desa "kotekan lesung dan nabuh kenthongan" kalau ada gerhana. Anak-anak di 
desa sudah tidak tahu lagi ceritera tentang Gerhana dan Betara Kala ( Yang 
lebih benar Sang Rahu ,Raksasa yang tinggal kepalanya saja). Disamping itu 
sudah lebih duapuluh tahun "ani-ani" tidak dipakai lagi . Orang Jawa panen 
dengan sabit! Kemudian datanglah Huler yang menyingkirkan "lesung-lesung". Di 
rumah petani desa sekarang sudah sgt jarang yang punya lesungdan  alu  untuk 
menumbuk padi. Dari sawah yang dibawa kerumah adalah gabah. Dirumah dijemur dan 
kalau perlu beras tinggal di selep saja. Bahkan sekarang ini lebih mudah lagi 
bagi bagi para petani untuk menyelep gabah. Karena Huler nya moving alias 
keliling dari desa ke desa. Tinggal dikontak dengan HP datanglah Mobil Huler. 
Si pengoperasi huler keliling dapat upah yang dihitung dengan rupiah per kg 
kabah ditambah bonus " sekam dan dedak". Nah itulah sekilas tentang desa 
pertanian kita. Sudah sangat berubah
 dibandingkan dengan ingatan kita 40 atau 50 tahun kebelakang. Salam Tjuk KS  

--- Pada Rab, 7/1/09, bambang hidayat <hidayatbamb...@yahoo.com> menulis:
Dari: bambang hidayat <hidayatbamb...@yahoo.com>
Topik: Re: [ac-i] Gerhana dan Bathara Kala
Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com, ysut...@telkom.ne
Tanggal: Rabu, 7 Januari, 2009, 6:16 AM










    
            Pak Sutopo Yth.,

Ulasan yang menarik. Kalau seandainya ada yang kira memerlukan informasi 
ilmiahnya dengan gembira saya dapat memberi ceramah tentangnya. Di rumah saya 
terdapat patung (2) Dewi Sri yang saya beli di Bali. Patung Dewi Sri yng lama 
indah, halus, dengan wajah muka putri. Patung2 buatan 1990-an wajahnya berubah 
dengan wajah bule australia.
Hormat dan salam,Bambang Hidayat.

Bambang Hidayat

Pasir Muncang,Dago Atas

PPR-ITB G17

Bandung 40135

Jawa Barat,Indonesia

Tilp./fax: 62-22-250 3375

e-mail   : hidayatbambang@ yahoo.com

           bhidaya...@hotmail. com

--- On Tue, 1/6/09, yohanes sutopo <ysut...@telkom. net> wrote:
From: yohanes sutopo <ysut...@telkom. net>
Subject: [ac-i] Gerhana dan Bathara Kala
To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
Date: Tuesday, January 6, 2009, 6:21 AM







    
            


Gerhana dan Bathara 
Kala


Beberapa waktu yang lalu terjadi gerhana bulan. 
Kira-kira tengah malam waktunya. Di kampung saya, orang rame-rame memukul 
kentongan. Mula-mula dari kejauhan terdengar sayup-sayup satu-dua kentongan 
yang 
dipukul, makin lama suara kentongan makin rame. Seorang peronda di pos gardu di 
dekat rumah saya pun tak mau ketinggalan, ia mengambil kentongan bambu dan 
memukulnya bertalu-talu. 

Begitulah kepercayaan masayarakat Jawa: setiap 
terjadi gerhana, orang rame-rame memukul kentongan. Di kampung-kampung yang 
masih kuat tradisi Jawanya mereka bukan sekedar memukul kentongan, tapi juga 
membangunkan ayam-ayam dan ternak yang sedang tidur. Dan yang paling penting: 
wanita-wanita yang tengah hamil, harus dibangunkan dan mandi... meski di tengah 
malam yang dingin. Agar anak yang dikandungnya tidak menjadi mangsa Bathara 
Kala.

Konon ketika terjadi gerhana, baik itu gerhana bulan atau matahari, 
saat itu Bathara Kala sedang berusaha menelan rembulan atau matahari, dan orang 
harus rame-rame memukul kentongan agar Bathara Kala mengurungkan niatnya. 


Bathara Kala adalah personafikasi dari kekuatan jahat. Dalam cerita 
wayang kulit ia dikisahkan sebagai anak Bathara Guru yang salah kedaden: ia 
berasal dari sotya (sperma) Bathara Guru yang jatuh ke atas samodera saat raja 
para dewa itu tak dapat menahan nafsunya ketika sedang bercengkerama dengan 
istrinya, Dewi Uma, di atas lembu suci yang keramat, yaitu Lembu Andini. 


Boleh dibilang Bathara Kala adalah nafsu angkara murka yang tak 
terkendali.. . dan Bathara Kala ini, sang angkara murka, bisa menelan 
'rembulan' 
dan 'matahari', yaitu hati dan pikiran yang terang. Dan satu-satunya cara untuk 
terlepas dari cengkeraman Bathara Kala adalah proses penyadaran, yaitu 
pencerahan hati dan pikiran... maka dipukullah kentongan berame-rame, ayam-ayam 
dan ternak yang tidur harus dibangunkan, wanita-wanita hamil harus mandi. 
Kesadaran spiritual dibangkitkan, jiwa dan badan harus dibersihkan. .. agar 
rembulan dan matahari tidak ditelan oleh Bathara Kala.

 

Catatan: 
Dalam cerita wayang kulit: Bathara Rahu, dan bukan 
Bathara Kala, yang mengancam hendak menelan rembulan. Namun di kalangan 
masyarakat awam, orang kadang mengatakan Bathara Kala. 
 
 
www.catatanrenungan .blogspot. com
 
 
 
 

      


         
        
        


      
      

    
    
        
         
        
        








        


        
        

       Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan Gratis.


      

Kirim email ke