Radar Mojokerto                
            
        
        
        
        
        
          
                [ Senin, 12 Januari 2009 ]
        
          
                
  Ngatimah, Pengamen yang Berusaha Pertahankan Musik Siter
        
        
        
        
          
  Sehari Tempuh 5 Km untuk Lantunkan Tembang-Tembang Tradisional


Maraknya musik modern di kalangan remaja tentu berdampak pada
kelangsungan musik tradisional, seperti siter. Selain tak bisa
memainkan, banyak generasi muda tak mengenal musik petikan itu.
Beruntung masih ada orang yang berusaha mempertahankan siter. Ngatimah
misalnya. Janda tanpa anak ini sudi mengamen hanya untuk mempertahankan
siter.


  MOCH. CHARIRIS, Mojokerto



  ------------------------------------------------


BERBEKAL alat musik siter dan sebuah payung di
lengannya, wanita tua itu berjalan sepanjang 5 kilometer setiap
harinya. Kali ini dari rumahnya di Kelurahan/Kecamatan Prajuritkulon,
Kota Mojokerto janda tanpa anak ini berjalan meratapi panasnya aspal
menuju perumahan-perumahan. 

Salah satunya di Jl Suromulang
Barat Kelurahan Surodinawan yang berjarak 3 kilometer dari kediamannya.
Hampir setiap rumah atau toko di lingkungan itu terlihat terbuka dan
berpenghuni, akan di singgahinya. Untuk mengamen sekaligus mengenalkan
kepada masyarakat bagaimana bentuk dan memaninkan siter. ''Pekerjaan
saya setiap harinya ya seperti ini," ujarnya sebelum memainkan musik
yang dibawanya. 

Begitulah hari-hari perempuan berusia 65 tahun
itu. Begitu pagi tiba, dia berjalan dari satu perumahan ke perumahan
lain di wilayah Kota Mojokerto. Singgah di sebuah rumah milik warga
lagu demi lagu mulai dilantun Ngatimah, dengan iringan siter yang
dipetiknya sendiri. 

Meski usia tampak lanjut, dalam memainkan
siter rupanya Ngatimah masih terlihat cukup energik dan piawai. Bahkan
suaranya yang khas dan lentik lembut alunan siter tua miliknya seakan
memecah kesunyian setiap rumah yang disinggahi. 

''Tidak jarang
kalau para pemilik rumah senang apa yang saya nyanyikan bisa minta lagu
tambahan," katanya sembari menyetel siter miliknya. Tidak hanya bagi
warga yang tinggal di Lingkungan Suromulan Barat, dalam kehidupan
sehari-hari mungkin warga Kota Mojokerto memang asing dengan nama atau
bunyi alat musik siter.

Pasalnya, di era serba modern sekarang,
alat musik itu hampir punah karena tergeser peralatan dan kesenian
modern. ''Selama ini memang banyak yang tanya musik apa yang saya bawa.
Terlebih dari kalangan anak muda," tutur Ngatimah yang juga mengaku
heran permainan musik anak muda sekarang. 

Beruntung,
keberadaan alunan musik merdu siter masih bisa didengar meski dimainkan
tangan seorang pengamen wanita tua. Memang sepintas dari rumah ke rumah
siter tua itu digunakannya mencari sesuap yang sudah berjalan selama 19
tahun. 

''Tapi waktu mengamen seperti ini saya tidak berharap
pemberian. Asalkan pendengarnya suka, saya sudah senang," aku Ngatimah.
Pekerjaan ngamen seperti ini ternyata sudah dijalaninya sejak tahun 1989. 

Tepat
usai suaminya meninggal dunia karena penyakit yang membelenggu.
Beratnya menghidupi diri mengharuskannya dia untuk mencari nafkah. Dari
situ berbekal pengalaman seni yang dipunyai, yakni pernah menjadi
seorang pesinden pada usia muda. 

''Sejak saya dipinang suami
saya memutuskan tidak lagi menjadi pesinden. Dan ibu rumah tangga
biasa," tututnya sambil mengingat sedikit pengalaman semasa dia menjadi
sinden. Pendek kata, kendati hanya bermodal musik siter tua yang
warnanya mulai mengusut, dari mengamen Ngatimah bisa mendapat
pengahsilan antara Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu setiap hari. 

''Yang
penting saya bisa menghibur dan tidak meminta," lanjutnya. Kendati
penhasilan yang didapat lebih dari cukup, bagi Ngatimah, uang bukanlah
segala-galanya. Sebaliknya dia menuturkan menghibur dan bisa
melestarikan alat musik tradisional siter yang hampir punah ini
merupakan kebanggaan tiada tara. 

''Karena yang saya cari
adalah kepuasan batin dengan bernyanyi dan mengembangkan musik siter,"
katanya. Ke depan dia berharap begitu mengenal dan bisa mendengar
betapa merdunya bunyi alat musik tradisional siter, dengan mengamen
seperti ini banyak generasi muda yang mau belajar dan melestarikan alat
musik siter. ''Paling tidak ada yang mau mempertahankan, karena musik
seperti ini bagian dari warisan leluhur yang mulai tenggelam," paparnya. (yr)

        
    
    
         
        
        
        
                
        
                
        
        
                
                     
                        
  DKP Toleransi Tiga Hari
                     
                
                     
                        
  Lumbung DAK Mangkrak
                     
                
                     
                        
  Dewan Siap Tagih Janji
                     
                
                     
                        
  Dua Bocah Tewas Tenggelam
                     
                
                     
                        
  Berat Muatan Dibatasi
                     
                
                     
                        
  Balada si Gondrong
                     
                
                     
                        
  Tabrakan Beruntun, Empat Mobil Ringsek 
                     
                
                     
                        
  Sindikat Pengedar Emas Palsu Dibongkar
                     
                
                     
                        
  PKB Siapkan Pasukan Kemanusiaan
                     
                
                     
                        
  Satgas dan Garda Siap Diberangkatkan ke Palestina
                     
                
                     
                        
  Karcis Masuk Ubalan Dipalsukan
                     
                
                     
                        
  Tiga Bulan Nogel, Pemilik Toko Dibekuk
                     
                
        
         
    
    
        HALAMAN KEMARIN
    
    
    
   
                
                     
                        
  1.270 Pelajar Lakukan Salat Ghaib 
                     
                
                     
                        
  Sekolah Tergenang, RA Diliburkan
                     
                
                     
                        
  Kematian Ibu Masih Tinggi
                     
                
                     
                        
  Pasangan Sudarno-Sri Purwadyo, Peraih Keluarga Teladan I Tingkat Nasional 
2008 
                     
                
                     
                        
  Wawali Mubalig, Gelar Ngaji Rutin
                     
                
                     
                        
  Beasiswa Miskin Tidak Dibagikan
                     
                
                     
                        
  Sibuk Menata Personel
                     
                
                     
                        
  Pohon Tumbang, Dua Rumah Rusak Berat 
                     
                
                     
                        
  KPU Segera Terbitkan SK
                     
                
                     
                        
  Ramai-ramai Mikir Penataan PKL
                     
                
        
        
    
    
    
    
    
    
    
    
        
                HOME
        
                BERITA UTAMA
        
                INTERNASIONAL
        
                POLITIKA
        
                OPINI
            
                EKONOMI BISNIS
            
                SPORTIVO
            
                METROPOLIS
            
                EVERGREEN
            
                DETEKSI
            
                SHOW SELEBRITY
            
                MINGGUAN
            
        
        

    
    
        
    
    
    
    
        Copyright @2008 IT Dept. JAWA POS 

Jl. Ahmad Yani 88, Surabaya 60234 Jawa Timur - Indonesia 

Phone. (031) 8283333 (Hunting), Fax. (031) 8285555 



    
    


      Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman 
ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Reply via email to