Goro Goro Adalah Sebuah Peringatan 
 
 
 
 




Ditulis Oleh Budi Praptono    


Kalau kita perhatikan, adegan dalam goro-goro selalu berisi petuah-petuah 
tentang peringatan keadaan yang tidak normal, ke dalam kemasan bahasa yang 
ringan, diselingi banyolan-banyolan, sehingga orang-orang yang dikritik tidak 
terlalu malu, juga tidak terlalu terbawa suasana emosional yang kebablasan.

Sebelum tokoh Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, Bagong) muncul, sang Dalang 
biasanya akan memberikan intro berupa narasi yang menggambarkan kondisi yang 
tidak normal, alam yang tidak bersahabat, ekonomi, sosial politik, perilaku 
manusianya yang serba semrawut.
 
Setelah adengan goro-goro, selalu ada perang tanding antara satria pejuangan 
kebenaran dan prajurit pendukungnya dengan musuhnya atau para penguji dalam 
perjuangannya, yang pada akhirnya menanglah sang satria pejuang dan 
pendukungnya sukses dalam menggapai tujuannya, tetapi selalu memakan korban 
jiwa.

 

Coba kita kaji lebih mendalam, mengapa para Walisongo merangkai sebuah alur 
cerita yang runtut dan baku yang didalamnya ada adegan goro-goro? Dimaksudkan 
untuk apa adegan goro-goro oleh para walisongo? Para walisongo sudah pasti 
punya maksud yang luar biasa, Insya Allah untuk sebagai pembelajaran bagi 
generasi selanjutnya, agar cerdas membaca sinyalemen-sinyalemen dalam goro-goro 
dalam eranya, untuk diselesaikan agar tidak berlanjut pada babak selanjutnya, 
yakni perang tanding.

Pertanyaannya, pada posisi dimana kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia? 
Apakah, pada tahap Pra-goro-goro, ataukah goro-goro, atau sudah mulai begeser 
ke perang tanding, seperti dalam pewayangan?

Mudah-mudahan, pra goro-goro yang masih adem ayem tentrem, gimah ripah loh 
jinawi atau adil dan makmur, tapi rasanya tidak mungkinlah! Atau masih dalam 
tahap terjadi konflik yang terkendali, atau masih wajar sebagai dinamika dalam 
proses menuju perubahan. Ya, mudah-mudahan saja!

Tetapi kalau melihat realita di masyarakat termasuk komentar-komentar para 
pengamat, rasanya sudah pada tahap Goro-goro, bahkan sudah mulai berkembang 
kearah perang tanding. Tapi kita belum terlambat untuk mencegah menjadi perang 
tanding dan mengembalikan kepada kondisi Pra Goro-goro!

Pertanyaannya siapa yang harus melakukan, secara normatif adalah tugas kita 
bersama semua komponen bangsa, tetapi secara efektifitas dampaknya yang lebih 
cepat, harus dimulai dari elite-elite bangsa, karena dari merekalah yang punya 
otoritas untuk mengatur sebuah irama perubahan dengan baik.

Kalau para elite tidak segera memulai berusaha membawa kearah yang lebih baik, 
kawatir keadaan semakin memburuk, yang akan mengakibatkan daya tahan rakyat 
yang sedang tidak diuntungkan oleh keadaan akan jebol atau mudah dijebol oleh 
pihak-pihak yang menghendaki terjadinya babak perang tanding.

 

Lho, apakah ada? Berdasarkan pengalaman sejarah, selalu ada pihak-pihak yang 
menghendaki terjadinya kondisi perang tanding, baik dari dalam negeri maupun 
dari luar negeri, yang biasanya ada saling kerjasama antara pihak dari dalam 
dan luar negeri.

Yang dari luar negeri jelas, menghendaki supaya Indonesia menjadi lemah, yang 
pada akhirnya tidak menjadi saingan mereka, atau lebih parah lagi adalah agar 
Indonesia menjadi budaknya mereka.

Yang dari dalam negeri tentunya ingin mengambil manfaat di air keruh, yang 
paling parah adalah merebut kekuasaan dengan jalan membenturkan komponen bangsa 
untuk perang tanding.

Tulisan ini tidak ada maksud untuk membuat takut, memang serasa menakutkan, 
tetapi ibarat orang sakit, lebih baik tahu bahwa dirinya sakit, yang akhirnya 
untuk segera diobati, dari pada tidak merasa sakit, tahu-tahu…. wassalam!

Sekali lagi, belum terlambat, tetapi waktu tidak pernah kompromi, artinya harus 
segera diantisipasi agar tidak terjadi yang tidak diharapkan, agar  akhirnya 
yang terjadi adalah Indonesia yang Adil dan Makmur.

Kalau tidak, akan dimakan oleh sang Waktu, yang dalam pewayangan akan dimakan 
oleh Betharakala (catatan: Kala adalah waktu), untuk tumbal!

Budi Praptono, budayawan, cucu seorang dalang, ketua Forum Komunikasi Sosial 
Masyarakat Merah Putih Bersatu. Saat ini aktif sebgai Dosen Tetap di Institut 
Teknologi Telkom (IT Telkom) Bandung 
 
 
http://citizennews.suaramerdeka.com/index.php?option=com_content&task=view&id=626&Itemid=1


              salam
     wahyudib...@gmail.com
 


      New Email names for you! 
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Kirim email ke