Rekonsiliasi!? Sebenarnya yang perlu berekonsiliasi bukan antara Gunawam dengan Joko Pekik, Kusni dengan Taufik, atau seniman-seniman lain yang pernah berhimpun di Manifes dan di Lekra, tetapi antara Rakyat yang ditindas dengan tuduhan terlibat G30S, lalu dipenjara dan didiskriminasi secara struktural dan sistematis sampai ke anak cucunya, dengan negara./ pemerintah R.I. yang melakukan kekerasan terhadap mereka..
Seniman di kalangan Manifes tidak punya kapasitas dan kekuatan untuk memaksa pemerintah menggugurkan peraturan yang diskriminatif tersebut, yang saya ketahui sebagian mereka juga tidak setuju dengan keberadaan peraturan tsb. Saya sangat menghargai Taufik untuk mau mendorong pemerintah melakukan hal tersebut, baik melalui DPR maupun pemegang kekuasaan yang lain termasuk Parpol. Hubungan antar pribadi yang tadinya berseberangan dalam konsep dan strategi gerakan kebudayaan, sudah lama menjalin persahabatan, saling menghormati pendirian dan keberadaan masing-masing. Di beberapa hal saling tolong menolong. Pengalaman pribadi saya, di tahun 1983 ketika saya menghadiri International Popular Theatre Worshop di Bangladesh, saya sudah didukung oleh Bung Aristides Katoppo dengan Mingguan Mutiaranya. Dengan bung Arief Budiman beberapa bulan setelah saya keluar penjara sudah ngobrol mesra, sekali waktu ia menginap di rumah saya. Bung Rendra, membacakan puisi saya sewaktu peluncuran buku Merajut Harkat di tahun 1999. Dan sampai sekarang persahabatan terus berjalan, demikian juga dengan beberapa teman dari Manifes yang lainnya.Persahabatan bisa terjadi karena kami saling menghormati, tidak saling menghujat, saling mendorong berkarya, mengekspresikan diri, dan pikiran melalui karya seni yang digeluti.Saya punya luka di masa lalu, tetapi saya tidak mau mati karena luka itu, saya berjalan ke depan dituntun pikiran saya sendiri, bukan untuk diri sendiri saja, tetapi lebih-lebih untuk Indonesia. Saya tidak melupakan luka itu, saya berlawan untuk menyembuhkannya, tetapi saya punya keterbatasan. Keterbatasan ini bisa dikurangi mungkin dengan bekerjasama dengan siapa saja yang punya kepentingan bersama. Pemegang kekuasaan belum berpihak kepada saya /kami, mungkin karena mereka masih menikmati lezat manisnya peristiwa tersebut yang memberikan energi buat kelangsungan hidupnya. Apakah secara makro pemegang kekuasaan di Indonesia berdiri sendiri? Jawabnya silakan mencari sendiri. Harapan saya, saya bisa melepehkan/membuang dari mulut, permen karet yang sudah tidak manis lagi,hanya tinggal karetnya yang menjadi pengganggu sewaktu mengunyah dan berbicara. salam hangat putu oka sukanta, ----- Original Message ----- From: yus adi To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Sunday, February 22, 2009 10:46 PM Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK Semoga bapak/ibu/sodara/sodari sekalian sudah tahu bahwa Goenawan Mohamad (Manikebu) dan pelukis Djoko Pekik (pernah dipenjara karena ke-Lekra-annya) sudah lebih dari 10 tahun saling bertegur sapa, bahkan bersahabat sangat karib. Belum lama ini saya menghadiri acara ulangtahun GM yang dirayakan di rumah Pekik. Maka rekonsiliasi adalah sebutan yang terlalu berlebihan, maaf, menurut saya diheroik-heroikkan. Yuswantoro adi, pelukis tinggal di Yogyakarta --- On Sat, 21/2/09, flu...@rad.net.id <flu...@rad.net.id> wrote: From: flu...@rad.net.id <flu...@rad.net.id> Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Cc: artculture-indonesia@yahoogroups.com, salih...@yahoogroups.com Date: Saturday, 21 February, 2009, 9:38 PM Terima kasih Pak Asvi atas penjelasannya. Saya mungkin salah karena seperti Pak Bambang ketika membaca undangan itu mengira adanya pemakaian nama pengirim yang tidak mau secara jelas dan terbuka menyatakan dirinya dengan menggunakan nama tersamar. Karena terus terang memang banyak pesan disampaikan orang dengan nama samaran yang bunyinya aneh-aneh. Entah mungkin karena kurang PD atau pesannya cuma unek-enek atau penghujatan ungkapan kekesalan saja atau apa, saya kurang tahu. Tentunya saya sangat gamang kalau di zaman seperti sekarang orang masih enggan atau belum mau berdiskusi secara terbuka. Tetapi syukurlah kalau memang dugaan saya itu salah. Sayang saya tidak menghadiri diskusi yang menurut saya cukup penting itu. Tetapi saya membaca dari milis kita dialog atau upaya rekonsiliasi kelompok Manikebu (diwakili Taufik Ismail) dan kelompok Lekra (diwakilki oleh JJ Kusni) yang menurut saya baik dan perlu dilakukan ini demi perjalanan kita kedepan ditentang dan dihujat cukup keras oleh beberapa orang dengan alasan mereka tentunya. Tentunya ini sangat merisaukan saya. Saya kira Pak Asvi juga membacanya. Salam, Firman Pak Bambang Hidayat dan Pak Firman Lubis, >  > Saya kira tidak ada yang salah dari undangan Dialog Manikebu vs Lekra di > Teater Utan Kayu itu. Saya hadir dalam acara itu yang tampaknya kurang > dilaporkan oleh pers (saya lihat ada crew TV ONe, Nama dan Peristiwa). >  > Undangan ini dikirim oleh Mohammad Guntur Ramli (MGR) yang menjadi > koordinator dari kegiatan dialog tersebut. MGR adalah nama asli bukan > samaran, ia menjadi korban dalam aksi brutal di Monas ketika terjadi heboh > UU Pornografi beberapa waktu lalu. > Ia juga menjadi Redaktur Pelaksana majalah Jurnal Perempuan. > Salihara itu nama komunitas (perluasan dari Teater Utan Kayu) yang berada > di Pejaten. Di Salihara diselenggarakan berbagai kegiatan budaya.  > Salam, > Asvi Warman Adam >  >  > > --- Pada Rab, 18/2/09, flu...@rad.net. id <flu...@rad.net. id> menulis: > > Dari: flu...@rad.net. id <flu...@rad.net. id> > Topik: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK > Kepada: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com > Cc: salih...@yahoogroup s.com, artculture-indonesi a...@yahoogroups. com > Tanggal: Rabu, 18 Februari, 2009, 9:10 AM > > > > > > > Saya mendukung usul dari Pak Bambang ini. Saya kira sudah zamannya kita > berani berbicara apa saja secara terbuka dan menyampaikan nama diri kita. > Sebab saya agak risih juga kalau menerima pesan yang sifatnya seperti > surat kaleng. Atau lempar batu sembunyi tangan. Saya harap milis kita bisa > lebih merupakan ajang diskusi dan pertukaran pendapat serta pikiran yang > mencerdaskan dan mencerahkan. > > Salam, > Firman > > >  Rekan-rekan yang saya hormati, >> >> Kalau boleh saya mengusulkan agar dalam komunikasi ini--untuk menjaga, >> menjamin dan meneguhkan keterbukaan, kita semua mempergunakan nama diri >> masing-masing. Dengan cara itu penerima mail(s) sewaktu sebelum, apalagi >> setelah, membuka surat dapat mengetahui dengan siapa dia >> berkorespondensi, >> bertukar pikiran akal dan nalar. Dengan adanya nama aneh-aneh, mungkin >> eksotis dan humorous, masih terasa adanya benang merah yang tersembunyi >> atau sesuatu yang tersembunyi. >> >> Terima kasih untuk semua perhatian anda. Selamat bekerja dan selamat >> melanjutkan komunikasi dalam dunia maya--yang maya hanya >> medianya--tetapi >> manusianya tidak. >> Bambang Hidayat >> >> Pasir Muncang,Dago Atas >> >> PPR-ITB G17 >> >> Bandung 40135 >> >> Jawa Barat,Indonesia >> >> Tilp./fax: 62-22-250 3375 >> >> e-mail : hidayatbambang@ yahoo.com >> >> bhidaya...@hotmail. com >> >> --- On Mon, 2/16/09, MGR <indun...@yahoo. com> wrote: >> > From: MGR <indun...@yahoo. com> >> Subject: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK >> To: salih...@yahoogroup s.com >> Date: Monday, February 16, 2009, 2:46 AM >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK >> >> Komunitas Utan Kayu mengundang anda hadir dalam acara "Dialog Manifes >> Kebudayaan dan Lekra" yang akan diselenggarakan di Teater Utan Kayu >> (TUK), >> Rabu 18 Februari 2009 pukul 14.00 WIB. Acara ini diadakan untuk >> mendiskusikan buku "Menoleh Silam Melirik Esok" karya JJ Kusni (anggota >> Lekra) yang diterbitkan oleh Ultimus Bandung Februari 2009. Akan hadir >> sebagai pembicara JJ Kusni (Pengarang) dan Taufiq Ismail (Pengulas) dan >> Ikranegara sebagai moderator. >> >> Dalam diskusi ini nanti, kami mengundang tokoh-tokoh dari Manifes >> Kebudayaan dan Lekra serta organisasi-organisa si yang terlibat polemik >> di >> Indonesia tahun 60-an. Seperti Joesoef Isak, Amarzan Loebis, Goenawan >> Mohamad, Putu Oka Sukanta, Amrus Natalsya, dan lain-lain. Kami juga >> berharap sastrawan dan aktivis generasi muda hadir dalam acara ini untuk >> memberikan >> komentar dan tanggapan baik atas polemik yang pernah terjadi antara >> Manifes Kebudayaan dan Lekra atau dalam dialog ini nanti. >> >> Kami tunggu kehadiran anda di Teater Utan Kayu (TUK), Jalan Utan Kayu No >> 68H Jakarta Timur >> >> Salam, >> >> Mohamad Guntur Romli >> >> ============ ========= ========= = >> >> Buku ini menarik untuk dibaca bagi mereka yang ingin menilik lebih jauh >> perselisihan sastra di Indonesia di tahun 1960-an—yang umumnya >> disederhanakan sebagai “polemik antara Lekra dan Manikebu�. Ia >> dimulai >> dengan statemen Taufiq Ismail untuk menyambut “perdamaian total�, >> atau >> “rekonsiliasi� antara kedua “kubu� itu. >>  >> Dengan bahasa yang santun dan jelas, Kusni menyusun jawabannya terhadap >> statemen Taufiq Ismail. Maka sebuah dialog tampaknya kembali >> dibuka—meskipun saya tak tahu pasti apakah dengan demikian kita akan >> bisa >> menyaksikan sebuah “rekonsiliasi�. Sangat mungkin yang terjadi >> adalah >> sebuah daur >> ulang—meskipun tak berarti hanya sia-sia. >> >> Goenawan Mohamad dalam Pengantar di buku ini. >> >> Sebuah audit dendam akan berkepanjangan dan tak jelas kesudahannya. Dan >> dari kuburnya Marx dan Lenin tetap saja mengulurkan rantai kesumat yang >> di >> Indonesia ujungnya masih membelit bangsa. Saya menyarankan perdamaian >> total, lebih maju selangkah ketimbang rekonsiliasi. PERDAMAIAN TOTAL. >> Rantai dendam yang membelit bangsa itu harus segera dipotong habis. >> >> Taufiq Ismail "Tentang Rekonsiliasi, Tentang Perdamaian Total" >> >> Dogmatisme, keusangan, kerapuhan, dan kekeroposan terjadi baik pada >> kalangan kiri dan maupun golongan kanan >> >> JJ. Kusni >>    >> >> >> Warnai pesan status dengan Emoticon. >> Sekarang bisa dengan Yahoo! Messenger baru. >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> > > > > > > > > > > > > > > > > Pemerintahan yang jujur & bersih? Mungkin nggak ya? Temukan > jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers. yahoo.com