winwannur. Saya berterima kasih mengirim pesan ke saya. Anda sudah kritis 
melihat fenomena sosial baik di tingkat nasional maupun internasional. Memahami 
Islam harus  rasional dan bersumber kepada Al-quran, Hadis dan dianalisis 
dengan pikiran yang jernih dan membaca pemikiran para pendahulu. kita semua 
adalah Hamba Allah. yang sempurna hanyalah Allah. kita semua mempunyai 
kelemahan dan kelebihan. Fanatik kepada islam, bukan kepada partai dan mazhab. 
Semoga anda menjadi pemikir ulung dikemudian hari. boleh saya tahu nama lengkap 
anda siapa.
 
 


--- On Mon, 3/2/09, winwannur <winwan...@yahoo.com> wrote:

From: winwannur <winwan...@yahoo.com>
Subject: [ac-i] PKS dan Kesempurnaan yang Mengerikan
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, March 2, 2009, 9:23 PM






Melanjutkan tulisan saya yang lalu tentang PKS dan budaya arab.
Seperti juga jilbab awalnya saya juga sangat menghormati orang-orang
islam berjenggot di kampus saya. Budaya memelihara jenggot ini pertama
kali saya lihat muncul di Unsyiah ketika beberapa teman saya
mendirikan lembaga dakwah kampus dengan nama UKM FOSMA. UKM ini
beserta para anggotanya adalah UKM yang paling saya hargai di luar
UKM-PA Leuser, UKM tempat saya bergabung. Saya menghargai mereka
karena saya lihat di kampus saya waktu itu banyak sekali UKM siluman
yang didirikan oleh segelintir mahasiswa oportunis hanya untuk
mengeruk keuntungan materi dari dana-dana operasional UKM. Selain UKM
tempat saya bergabung yang sangat transparan dalam pengelolaan
keuangan, saya melihat hanya UKM FOSMA lah yang paling mirip dengan
kami dalam soal amanah terhadap uang. 

Terus terang saja, sebenarnya saya sering merasa lucu dan ingin
tertawa melihat penampilan para anggota UKM ini dengan jenggotnya.
Tidak jarang saya melihat beberapa anggota UKM ini sebenarnya secara
genetik tidak mendukung untuk menumbuhkan jenggot di dagunya, tapi
karena mereka percaya itu adalah sunah, merekapun memaksakan jenggot
yang hanya tumbuh beberapa lembar itu menghiasi dagu mereka. Tapi
karena saya menghargai mereka, saya tidak pernah menunjukkan apa yang
saya rasakan ini secara terang-terangan.

Saya sendiri berteman baik dengan para pendiri UKM ini yang kemudian
menjadi cikal bakal calon anggota PK (Partai Keadilan), nama PKS di
awal kemunculannya. Saya dan banyak anggota UKM saya menghormati
anggota UKM ini karena sikap mereka yang santun dan wajah mereka yang
selalu menyunggingkan senyum. Beberapa anggota UKM saya juga bergabung
dengan UKM ini dan beberapa anggota UKM ini juga mendaftar untuk
bergabung dengan kami. Saat inipun beberapa teman dekat saya dari UKM
PA Leuser tercatat sebagai anggota legislatif dari PKS. Bahkan ketua
fraksi PKS di DPRK Aceh Besar adalah teman dekat yang sudah seperti
saudara dengan saya.

Jadi sebenarnya saya tidak menampik kalau banyak hal positif yang
dimiliki oleh PKS. Saat PKS masih bernama PK dulu, saya bahkan sering
secara terang-terangan menyatakan kekaguman saya pada Partai ini.
Karena pernyataan saya yang terang-terangan, teman-teman yang menjadi
pengurus PK di Banda Aceh, meskipun tidak secara resmi, pernah
menyarankan saya untuk mengelola PK di Aceh Tengah, tempat asal saya.

Pada awal kemunculannya, PK di mata saya, sebagai sebuah partai saat
itu PK memang nyaris sempurna. Pengurusnya mulai dari jajaran paling
tinggi adalah anak-anak muda yang bisa dikatakan bebas dari pengaruh
ORBA, lalu seperti yang saya lihat di FOSMA, mereka santun, amanah dan
punya kecenderungan sangat kecil untuk korupsi dan organisasi partai
merekapun begitu solid.

Tapi belakangan justru semua sifat positif di ataslah yang membuat
saya sangat khawatir melihat perkembangan partai ini. Semua sifat
positif yang dimiliki partai ini ditambah dengan keberhasilan mereka
mendapatkan suara yang cukup signifikan di Pemilu 2004 dengan
mengusung nama PKS, membuat simpatisan dan kader partai ini merasa
partai mereka adalah sebuah partai yang SEMPURNA yang sedikitpun tidak
memiliki cacat cela dan karenanya tidak lagi bisa menerima kritik.

Sikap sebagian sangat besar simpatisan dan kader partai ini yang
memandang partai mereka demikian sempurna inilah yang membuat saya
sangat khawatir dengan sepak terjang partai yang pernah saya kagumi
ini. Saya khawatir karena kata SEMPURNA bagi saya adalah sebuah kata
yang hanya bisa dilekatkan pada satu entitas saja yaitu TUHAN. 

Ketika SEMPURNA dikaitkan kepada sesuatu yang bukan TUHAN biasanya
yang terjadi kemudian adalah sesuatu yang mengerikan. Mengerikan
karena orang-orang yang mempercayai kesempurnaan sebuah entitas
non-Tuhan itu, biasanya suka bersikap dan bertindak seolah mereka
memiliki otoritas seperti yang dimiliki TUHAN.

Saya pernah punya klien warga negara Perancis asal Kamboja yang
beruntung selamat dari kekejaman Khmer Merah di bawah pimpinan Polpot
yang membantai jutaan warga Kamboja. Klien saya ini menceritakan
bagaimana sikap dan perilaku para tentara Khmer merah di awal-awal
masa terbentuknya. Awalnya pasukan Khmer Merah adalah kumpulan dari
anak-anak muda idealis yang sangat mencintai negaranya, mereka anti
korupsi, anti kapitalisme. Pakaian yang mereka kenakan sebagai seragam
sangat sederhana dan merekapun sangat santun ketika bertemu dengan
rakyat. Saat itu Khmer Merah begitu SEMPURNA, sehingga dalam
perjalanannya merekapun merasa KESEMPURNAAN yang mereka miliki itu
harus dipertahankan dengan segala cara dan seperti kita tahu bersama,
dalam mempertahankan KESEMPURNAAN itu, Polpot bersama Khmer Merah-nya
membantai jutaan rakyat Kamboja.

Jika kita membaca sejarah dengan teliti, kita juga akan menemui cerita
yang kurang lebih sama pada Hitler dengan Nazi-nya. NAZI yang
didirikan Hitler pada awalnya adalah sebuah partai yang begitu
SEMPURNA, untuk ras yang SEMPURNA. Untuk mempertahankan
KESEMPURNAAN- nya, Hitler bersama NAZI membantai manusia-manusia yang
dianggap bisa mencederai kesempuranaan mereka.

Thaliban di Afghanistan juga demikian, mereka begitu percaya Islam
yang mereka percayai berdasarkan penafsiran ulama mereka adalah Islam
yang paling sempurna. Sehingga apapun yang bertentangan dengan
penafsiran Islam yang mereka percayai adalah lawan. Dan seperti kita
tahu yang terjadi di sana adalah pemaksaan keseragaman. Bukan hanya
manusia yang menjadi lawan KESEMPURNAAN Islam versi Thaliban ini.
Situs Buddha yang berusia ribuan tahunpun mereka ledakkan karena
dianggap mengganggu KESEMPURNAAN yang mereka percayai.

Suku HUTU di Rwanda dan Burundi juga demikian, mereka percaya suku
mereka adalah suku yang sempurna, sebaliknya suku Tutsi adalah kecoa.
Karena itu harus dibersihkan.

Soeharto bersama Orde Baru juga mempercayai bahwa Pancasila adalah
sebuah ideologi yang SEMPURNA, hasilnya kita tahu bersama berapa
banyak nyawa yang melayang akibat dianggap mengusik KESEMPURNAAN
Pancasila.

Soal PKI, jika hanya mengandalkan buku-buku sejarah resmi, kita tidak
akan bisa mendapatkan informasi valid tentang Partai ini, karena
cerita tentang partai ini di masa saya masih bersekolah sudah banyak
sekali ditambahi bumbu-bumbu hiperbola oleh penguasa di masa itu. Tapi
saat saya mencoba menanyakan kepada para pelaku sejarah yang hidup di
masa saat partai ini eksis, saya juga menemukan informasi bahwa pada
masanya PKI juga adalah sebuah partai yang menganggap ideologi Komunis
adalah sebuah ideologi yang SEMPURNA, mereka memandang rendah setiap
orang yang berbeda ideologi dengan mereka. Menurut beberapa orang yang
saya tanyai, ada indikasi PKI akan bertindak seperti Khmer Merah yang
membersihkan orang-orang yang tidak sepandangan dengan mereka dengan
DARAH. Jadi meskipun saat ini banyak dari kita yang percaya bahwa
pembantaian PKI yang mengerikan yang terjadi pasca 30 September 1965
adalah akibat hasutan Soeharto dan pendukungnya. Tapi dari cerita yang
saya dengar dari pelaku peristiwa itu sendiri, mereka mengatakan
pembantaian PKI yang dilakukan rakyat sipil di Jawa Timur saat itu
lebih banyak didorong oleh naluri untuk mempertahankan diri. Mereka
membantai PKI sebelum mereka sendiri dibantai oleh PKI.

Cerita-cerita di atas mengingatkan saya pada cerita tentang Dajjal
yang sering diceritakan oleh tengku-tengku yang mengajari saya mengaji
di saat saya masih kecil dulu. Tengku-tengku yang mengajari saya
sering mengatakan bahwa ciri Dajjal adalah dia membawa air dan api di
tangannya. Dajjal memiliki kemampuan yang hebat untuk memanipulasi 
fakta. Ketika dia menawarkan air dan kita melihat itu sebagai air,
Dajjal sebenarnya sedang memberikan api. Karena itu berhati-hatilah
dengan Dajjal, jangan hanya melihat apa yang tampak di permukaan.
Meskipun redaksinya tidak persis sama, tapi begitulah kira-kira
nasehat yang sering disampaikan oleh tengku-tengku yang mengajari saya
mengaji saat saya masih kecil dulu.

Nasehat tengku-tengku saya ini ditambah dengan fakta-fakta yang saya
paparkan di atas adalah beberapa alasan kenapa saat ini saya begitu
khawatir melihat sepak terjang PKS belakangan ini. Saya khawatir
karena saya melihat ada indikasi partai yang pada awal terbentuknya
begitu menjanjikan ini, belakangan sudah berubah menjadi begitu
menakutkan. 

Indikasi perubahan ini saya saksikan sendiri di Aceh. Badan
pemerintahan mahasiswa di Unsyiah saat ini sudah sepenuhnya dikuasai
para pendukung dan simpatisan PKS. Dan seperti yang saya ceritakan di
atas, saat ini merekapun begitu mempercayai bahwa PKS dan ideologinya
adalah partai dan ideologi yang sempurna, karena itu merekapun percaya
segala kebijakan PKS, segala kebijakan di badan eksekutif mahasiswa
Unsyiah harus sejalan dengan kebijakan PKS.

Untuk mengawal KESEMPURNAAN yang mereka percayai itu, merekapun
membentuk satu pasukan paramiliter. Pasukan ini dicirikan oleh
anggotanya yang menutupi wajah dengan zebo. Anggota pasukan ini tidak
segan-segan menculik dan memukuli mahasiswa lain yang kebijakannya
dianggap berseberangan dengan mereka. Mahasiswa-mahasiswa ini diculik
dan dipukuli karena dianggap potensial mengganggu KESEMPURNAAN partai
dan ideologi mereka.

Begitulah kenapa belakangan ini saya merasa PKS jika dibiarkan tumbuh
besar akan potensial menjadi bahaya. Itu karena dimata kader dan
simpatisannya, PKS sekarang telah berubah menjadi partai yang
SEMPURNA. Tidak boleh ada kritik apapun yang ditujukan kepadanya. PKS
sekarang kurang lebih seperti Aa Gym di masa jayanya, setiap kritik
yang ditujukan kepadanya akan membuat kita berhadapan dengan pendukung
fanatiknya. Berhadapan dengan PKS saat ini akan membuat kita langsung
dicap sebagai anti Islam dan Pro Yahudi.

Sementara bagi saya sendiri, saya percaya yang namanya manusia dan
segala produk buatan manusia tidak ada yang SEMPURNA, apa yang bisa
dikatakan 'SEMPURNA' dalam dunia manusia adalah segala sesuatu yang
masih memiliki cacat cela. Manusia yang 'SEMPURNA' di mata saya adalah
manusia yang masih menyediakan celah kelemahan untuk dikritik oleh
manusia lainnya.

Dalam kepercayaan yang saya anut, satu-satunya yang sempurna tanpa
cacat cela hanyalah ALLAH YANG ESA. Di luar itu, apapun namanya yang
mengaku dan dipercayai oleh manusia sebagai sebuah entitas yang
SEMPURNA, sebenarnya tidak lain adalah BERHALA.

Wassalam

Win Wan Nur
www.winwannur. blogspot. com

















      

Reply via email to