Perempuan mahluk biasa saja seperti ibu saya dan ayah saya, seperti saya  dan 
istri saya, seperti kakak perempuan saya dan abang lelaki saya. Bahkan di dalam 
al Qur'an pun Tuhan tidak menyebutkan perempuan sebagai mahluk istimewa bahkan 
sebaliknya perempuan diletakkan oleh Tuhan satu derajat lebih rendah dari 
lelaki dan ini menjadi persoalan  bagi yang Islam maupun non Islam, jadi sangat 
berlainan dengan isi tulisan di bawah ini. Bacalah kitab al Qur'an itu secara 
lebih teliti lagi. Saya sudah tiga kali membacanya hingga tamat jadi saya masih 
ingat apa yang bertentangan dan apa yang sesuai dengan isi al Qur'an, jangan 
main tebak kalau tidak menguasai persoalan yang hanya demi antusiasme tanpa 
ditopang  fakta-fakta tertulis dan ilmiah.

Perempuan direndahkan oleh sistim politik tertentu, zaman tertentu, abad 
tertentu dan bukan oleh lelaki. Lelaki cuma alat politik dari sistim politik 
tertentu. Mempertentangkan  lelaki dengan perempuan dalam hubungan hak sama 
atau emansipasi harus dilihat  dalam konteks  sistim kekuasan politik  tertentu 
dan bukan dari naluri lelaki semata. Juga pandangan ekstremis ingin meletakkan 
derajat perempuan lebih tingi dari lelaki cuma akan mengundang tertawaan dan 
sinisme sepanjang masa. Tentu kaum perempuanpun tidak suka di angkat-angkat 
hanya pada ketika memperingati hari Kartini atau hari wanita sedunia. 
Perlakukanlah perempuan sewajarnya dan jangan disangkut-sangkutkan dengan 
kepentingan politik tertentu yang bersifat sesaat, umpamanya ketika saat-saat 
menjelang pemilihan Capres karena ada perempuan yang jadi capres.

Hak sama antara perempuan dan lelaki adalah juga kepentingan lelaki tapi tak 
usahlah berlebih-lebihan menjunjung perempuan seperti memuja Tuhan karena itu 
cuma over acting yang tidak dari hati sanubari yang jernih melainkan ada 
motiv-motiv tersembunyi yang bahkan bisa merugikan perempuan ujung-ujungnya.

Saya sependapat  dengan bung Iwa bahwa kata "wanita "yang diganti oleh Orba 
dengan kata "perempuan" memang bermotiv merendahkan perempuan dengan cara 
munafik.
asahan.







  ----- Original Message -----
  From: iwamardi
  To: hk...@yahoogroups.com
  Cc: sastra-pembeba...@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, April 22, 2009 10:13 PM
  Subject: Re: [HKSIS] PEREMPUAN Empunya mahluk hidup yang luar biasa hebat 
oleh Kanadianto






  Bukannya ulasan tentang kata "wanita" dan "perempuan" ini terputar balik ?
  Benarkah  "perempuan" lebih luhur dari "wanita"  ? Malahan seperti terbalik , 
kata "perempuan" ini lebih kasar dari "wanita". Tak lepas dari penggunaannya, 
kata "perempuan" ini dipaksakan pemakaiannya untuk menggantikan kata "wanita" 
sejak era orba Suharto. Sebelum era orba ,kata "wanita"  boleh dikatakan kata 
resmi dalam bahasa Indonesia tinggi  untuk manusia feminin, bukan "perempuan" , 
ini dapat kita lihat dari syair syair, sajak sajak, atau nama nama organisasi , 
semua memakai kata "wanita" , bukan "perempuan".
  Hal ini juga dapat disimak dari pemakaiannya, misalnya untuk hewan, tak 
pernah dipakai kata "wanita", kata itu hanya khusus dipakai untuk homo sapiens 
yang feminin.Misalnya, tak pernah ada "kuda wanita ,monyet wanita, ayam 
wanita,tikus wanita  ", yang ada "kuda perempuan atau kuda betina dan 
seterusnya...."
  Saya kira binatang binatang itu bukan "empu".
  Justru kata "wanita" ini adalah kata penghalusan untuk gender feminin  
manusia.
  Ini menurut perasaan saya saja, sebagai seorang pria yang menghormati gender 
wanita.

  salam




------------------------------------------------------------------------------
  From: "la_l...@yahoo.com" <la_l...@yahoo.com>
  To: Kana Dianto <kanadia...@yahoo.com>; sastra pembebasan 
<sastra-pembeba...@yahoogroups.com>; jurnalperemp...@yahoo.com; Media Klaten 
<media-kla...@yahoogroups.com>
  Cc: Eddy Djunaedy <e.djuna...@chello.nl>; Setiwan 2007 
<bintangtimu...@yahoo.com>; Burhan <mann...@hotmail.com>; BDG Kusumo 
<bdgkus...@volny.cz>; Ronggo <ron...@gmx.net>; n...@lacemi.cu; Toton 
<to...@soeharto.de>; rak_arab <rak_a...@yahoo.com>; K. Prawira 
<kprawira2...@yahoo.com>; I.Soedjono Chello <i.soedj...@chello.nl>; Publishers: 
John Oei <i...@kabarinews.com>; mgl 5 <w...@gmx.net>
  Sent: Wednesday, April 22, 2009 2:29:50 PM
  Subject: [HKSIS] PEREMPUAN Empunya mahluk hidup yang luar biasa hebat oleh 
Kanadianto




        PEREMPUAN Empunya mahluk hidup yang luar biasa hebat




        Tulisan ini dibuat untuk menghormati kaum perempuan di Indonesia 
khususnya. Perempuan adalah mahluk luar biasa yang sering disepelekan oleh kaum 
pria karena sifat lemah lembutnya. Tetapi sebenarnya dibalik 
kelemah-lembutannya itu terletaklah ketegaran dan kekuatan yang luar biasa, 
yang tak dimiliki oleh mahluk pria dan itu yang sebenarnya paling ditakuti oleh 
kaum pria.

        Tuhan menciptakannya untuk menyeimbangkan keselarasan kehidupan 
mahlukNYA di muka bumi ini, tetapi manusia memiliki watak ingin lebih unggul 
dari yang lain, demikian pula pria merasa dan selalu merasa lebih unggul dari 
perempuan. Benarkah begitu? Tidak.




        Perempuan

        Perempuan dengan segala kelemahannya tersembunyi kekuatan yang luar 
biasa, yang tak dimiliki oleh kaum pria dan kekuatan itulah yang menyebabkan 
kaum pria sebenarnya merasa ketakutan. Takut akan kehilangan superiotitasnya 
atas mahluk perempuan yang dianggapnya lemah. Pria menggunakan akalnya 
mengeluarkan berbagai aturan, bahkan melalui aturan adat maupun agama.

        Kita lihat saja budaya yang ada di berbagai pelosok bumi nusantara ini, 
bahwa wanita itu adalah ”konco wingking” (Jawa: temen belakang) yang bermakna 
bahwa perempuan hanyalah kawan di rumah untuk memasak, membersihkan rumah, 
mengurus anak-anak dan melayani syahwat pria. Contoh lain dibidang agama, 
perempuan jika menjalankan boa bersama (pria dan perempuan) maka diposisikan di 
bagian belakang. Kedua hal itu hanya sebagian kecil contoh yang ada dihadapan 
kita sehari-hari dan nampak wajar saja.

        Apakah benar begini? Perempuan tak perlu bersekolah tinggi karena 
akhirnya hanya untuk memasak saja. Tidak, hal ini tidak benar dan hal inilah 
yang dahulu diperjuangkan oleh RA Kartini, persamaan hak antara pria dan 
wanita. 100 tahun telah berlalu sejak perjuangan RA Kartini tetapi persamaan 
gender belumlah diperoleh sepenuhnya.

        Tetapi dalam tulisan saya ini bukan hendak mengulas hal tersebut tetapi 
hal lain mengenai perempuan.




        Mengapa Perempuan

        Perempuan bukanlah wanita karena perempuan memiliki artikulasi yang 
lebih luhur dari ”wanita”, perempauan menunjukkan keistimewaan dan kekuatan 
tersembunyi yang dimiliki oleh perempuan itu sendiri. Kekuatan luar biasa yang 
diberikan oleh Tuhan sang pencipta, kekuatan yang tak dimiliki oleh kaum pria, 
yang sebenarnya diberikan oleh Tuhan untuk melindungi kaum pria dari kerusakan.

        Seperti kata ”perguruan” dan ”guru”, dimana guru berarti orang yang 
harus digugu (dipercaya) dan ditiru segala kata dan perbuatannya. Sedangkan 
perguruan adalah dimana tempat mengondok orang-orang pandai yang diharapkan 
akan dapat digugu dan ditiru.

        Perempuan berasal dari kata dasar ”Empu” dan diberikan awalan ”Per” dan 
akhiran ”An” sebagai penekanan kata dasar tersebut. Mengapa disebutkan ”Empu”? 
Seperti kita ketahui bahwa kata ”Empu” memiliki arti seseorang yang mempunyai 
kemampuan (”Mampu”) yang lebih dari mahluk yang lain, dalam hal ini memiliki 
kelebihan dari kaum pria. Sedangkan ”Per-Empu-An” bermakna wadahnya 
(wadak/wadak = badan) kaum empu untuk memberikan makna kepada mahluk lainnya. 
Sangat jelas disini bahwa sebenarnya perempuan memiliki kelebihan untuk 
memberikan perlindungan, contoh dan penyeimbang mahluk lainnya, baik anak-anak 
maupun pria dewasa.




        Dimana kelebihannya

        Tak dapat dipungkiri bahwa perempuan memiliki banyak kelebihan sebagai 
mahluk luar biasa. Mari kita lihat sejak mahluk yang satu ini kecil menuju 
dewasa yang ditandai dengan mendapatkan menstruasinya, inilah keluar-biasaannya 
yang pertama dan utama sebagai perempuan. Dengan terjadinya menstruasi ini dia 
memberitahukan pada dunia bahwa dia telah siap menjadi ”perempuan” dan bukan 
lagi wanita yang dianggap lemah, karena dia telah menunjukkan ke”Empu”annya 
sebagai mahluk yang telah matang dan siap untuk menciptakan mahluk lainnya yang 
akan disimpannya didalam rahimnya selama sembilan bulan.

        Dalam masa itu (menstruasi) dia sebenarnya mengalami kesakitan yang 
luar biasa karena secara phisik ada hal yang harus dilepaskan dari bagian 
tubuhnya dan itu pasti sakit,.Apakah dia mengeluh? Tidak tetapi bangga ”inilah 
aku, perempuan”, tetapi selalu menganggap hal yang lumrah saja. Ini 
keistimewaannya yang pertama.

        Yang kedua adalah kemampuannya untuk mengandung. Dia berikan sebagian 
besar energi dan makanan yang ada didalam tubuhnya (yang sebenarnya dia juga 
butuhkan). Dia relakan itu semua dengan tulus dan kemampuan atas kerelaan yang 
tulus ini hanya dimiliki oleh para empu (baca: perempuan), bahkan pada masa 
itupun dia berusaha untuk tetap sehat tanpa obat-obatan yang akan memberikan 
efek negatif kepada mahluk baru itu. Sembilan bulan dia lakukan ini hingga saat 
dimana mahluk baru harus keluar ke dunia nyata yang fana ini. Luar biasa.

        Ketiga, pada saat melahirkan. Inilah masa terindah tetapi sekaligus 
masa terberat bagi kaum perempuan, banyak hal yang dia pertaruhkan hingga pada 
pertaruhan nyawanya. Mahluk baru yang selama sembilan bulan telah menjadi 
bagian yang menyatu dalam badannya, bahkan jiwanya, harus dia lepaskan. Proses 
pelepasan inilah yang menyebabkan rasa sakit yang tak terhingga yang hanya 
diberikan pada kaum perempuan (tetapi alhamdullillah penulis juga merasakan 
nikmat ini). Rasa sakit ini karena adanya bagian tubuh yang harus lepas (putus) 
dan perenggangan menuju persiapan kelahiran itu, tetapi rasa sakit yang luar 
biasa ini justru sangat dinantikan oleh kaum perempuan dengan rasa bahagia dan 
bangga. Dia tau akan sakit tapi dia menantinya. Luar biasa.

        Keempat dan seterusnya, naluri adalah milik setiap mahluk hidup tetapi 
naluri kaum perempuan lebih dari kaum pria. Mengapa? Karena dia harus menjaga 
semua mahluk yang oleh Tuhan dipercayakan padanya, pria (baca: suami) dan 
anak-anaknya, dia jaga itu semua menggunakan nalurinya bukan akalnya, oleh 
karena itu seringkali perempuan menjadi mahluk yang aneh dilihat secara akal 
sehat. Dengan nalurinya pula dia jalani hidup ini sedangkan akalnya hanya 
dipergunakan untuk hal-hal ringan lainnya. Hal sebaliknya yang dilakukan oleh 
kaum pria.




        Perempuan sebagai PSK

        Secara jujur tiada ada perempuan yang mau menjadikan dirinya sebagai 
PSK tetapi dengan penggunaan akalnya yang lebih sedikit daripada nalurinya maka 
dia lacurkan diri hanya demi, sekali lagi demi, kelangsungan hidup keluarganya 
(anak dan/atau adiknya) karena dia tidak lagi memiliki ketrampilan hidup. 
Sekali lagi dia korbankan dirinya, yang sebenarnya bathinnya menangis dan 
menjerit, bukan nikmat.

        Dalam keputus-asaannya itulah dia lakukan apapun hanya demi 
perlindungan pada mahluk lainnya, tetapi keadaan yang sangat menghimpitnya, dia 
lakukan penjualan anaknya juga (children trafficking). Alasannya sangat 
sederhana, dia ingin selamatkan anaknya dari hidup yang miskin tetapi (sekali 
lagi dengan akalnya yang pendek) dia tak memikirkan bagaimana kehidupan anaknya 
setelah itu.

        Mereka harus dilindungi dan dijaga, baik oleh kaum pria maupun oleh 
perempuan-perempuan lain yang mempunyai kemampuan akal lebih. Mereka tidak 
ahrus dicemooh dan disingkirkan, mari rangkul mereka, sejahterkan mereka dengan 
memberikan pada mereka pegangan hidup (ilmu, akhlak dan iman) sehingga mampu 
kembali kepada kodratnya sebagai ”perempuan” yang sebenarnya




        Harkat sebagai perempuan

        Perempuan seharusnya ditempatkan diposisi terdepan bukan dibelakang 
seperti dikatakan pepatah jawa ”Ing ngarso sung tulodo” (Didepan memberikan 
keteladanan) dan kaum pria berjalanlah dibelakangnya sehingga mampu memberikan 
perlindungan yang diperlukan (protecting by wacthing). Inilah keselarasan yang 
diharapkan oleh Tuhan, lihatlah bagaimana cara binatang jantan memberikan 
perlindungan pada kelompoknya, yang sebenarnya cara ini lebih baik.

        Manusia sering kali tak mau mengikuti kodrat alaminya dengan alasan dia 
mahluk yang berakal tetapi dengan akal ini pulalah manusia pria seringkali 
mengakali manusia perempuan. Merendahkan posisi dan martabatnya dengan 
menempatkannya di bagian belakang.

        Mengapa harus begitu? Sebenarnya sederhana saja jawabannya, karena pria 
takut tertinggal oleh kaum perempuan. Dia takut dijajah oleh perempuan karena 
dia telah menyatakan dirinya sebagai mahluk kuat yang memimpin.

        Pria kembangkan paradigma bahwa perempuan adalah mahluk lemah, mahluk 
yang tak baik dijalanan, lebih baik di rumah saja, bahwa perempuan harus 
menutup rapat auratnya, bahwa perempuan tak perlu kerja, belajar dan bahwa 
bahwa lainnya, yang pada intinya adalah usah kaum pria untuk memenjarakan kaum 
perempuan dan mengamankan perempuannya dari pria lainnya. Bukan alasan etikat 
atau tata krama atau agama tetapi lebih pada perlindungan dirinya karena 
lemahnya naluri maka dipergunakannya akalnya untuk menjaga semua kepentingannya 
sendiri. Paradigma ini adalah pandangan yang salah besar karena keduanya 
diciptakan sama dan sejajar, untuk saling mengisi, seharusnya keduanya bejalan 
sejajar, perempaun dengan nalurinya menjaga pria dan pria dengan akalnya 
menjaga perempuan, begitulah sebenarnya kehendak Tuhan.

        Sanggupkan kaum pria menjaga dan mengangkat harkat kaum perempuan?

        Sanggupkah kaum perempuan memperjuangkan hak dan harkatnya sehingga 
sejajar dengan kaum pria?

        Bangunlah kaum perempuan Indonesia, sejajarkan dirimu bukan untuk 
menjajah kaum lainnya tetapi untuk kesamaan gender. Bahu membahulah 
memperjuangkan hal ini. Jangan trakut dan ragu. Sudah ada Kapolda perempuan, 
penerbang pesawat komersial perempuan, pilot helikopter, petugas pemadam 
kebakaran, pendaki gunung, ilmuwan, jenderal bahkan presiden dan berbagai 
bidang lainnya yang dikuasai perempuan.




        Majulah Perempuan Indonesia

        Oleh: Kanadianto




        Majulah perempuan Indonesia,

        Berjayalah di negeri nusantara,

        Sadarlah engkau sebenarnya sangat bermakan,

        Tanpamu bangsa ini tiada berarti apapun,

        Jangan takut untuk dipimpin oleh perempuan,

        Karena sebenarnya perempuan diberikan kelebihan yang banyak oleh Tuhan.




        Tanpamu dunia ini takkan ramai,

        Tanpamu dunia ini takkan nikmat,

        Kau relakan dirimu untuk kehidupan masa depan,

        Kau korbankan dirimu untuk kesenangan dunia,

        Jangan kau lakukan semua itu lagi,

        Jangan kau mau dilaknat,

        Hanya karena kau perempuan,

        Hanya karena bukan pria.

        Perempuan sumber kehidup,

        Karena dari rahimmu kaumku ada,

        Dari cintamu kaumku ada,

        Tapi karena cintamupun kaumku lenyap.




        Perempuan karena ke-empu-anmu apapun terjadi,

        Kau mampu laknatkan kaumku,

        Dengan nalurimu kau hancurkan pria,

        Tetapi...............

        Kaupun mampu muliakan kaumku,

        Dengan nalurimupun kau anggunkan dia.




        Kanadianto---

        Jakarta, 17 April 2009






Kirim email ke