Cerita tentang Markeso sang legenda masih sering kita dengar.

Tapi bagaimana ia dilukis? Seperti apa dan bagaimana ekspresinya dalam lukisan? 
Adakah benar Markeso sempat diabadikan dalam lukisan? Jawabnya, sama seperti 
mencari jarum di tumpukan jerami. 

Untuk urusan foto Markeso juga demikian. Dukan Wahyudi diantara pelukis muda 
Surabaya sempat menggelar sayembara dalam satu diantara status pada akun 
facebook miliknya. 

"Siapa punya foto markeso tolong kirim ke email saya, besoknya saya kirim satu 
lukisan saya," bunyi sayembara itu pekan lalu.

Selain penulis Henry Nurcahyo, saya termasuk yang merespon ini. Saya bilang, 
bukan foto yang saya temukan, melainkan Markeso dalam lukisan.

Dukan makin antusias. Dia mengakui, sangat ingin melihat lukisan langka ini. 
Sedang saya juga belum kirim foto, kecuali hanya bilang lukisan itu ada di 
rumah koleksi Al Willy di Kampung Seni Mutiara Sidoarjo. Lukisan yang sangat 
bersejarah ini, karya "on the spot" pelukis senior Andi Solas di tahun 92. 

Mahmud Yunus Al Willy pengusaha buku pemilik koleksi lukisan Markeso bercerita 
sejarah lukisan ini. 

Bahwa di suatu hari belasan tahun lalu, seniman tradisi Markeso menyempatkan 
tandang ke Balai Pemuda Surabaya, sebelum ngamen keliling ke kampung di kota 
pahlawan.

Disana ia dirayu untuk dilukis on the spot oleh Andi Solas. Andi menyiapkan 
satu bungkus rokok klobot sebagai imbalan sebagai model. 

Dan rokok klobot itulah yang saya liat siang ini pada lukisan tua itu. Asapnya 
mengepul melayang, menerbangkan imaji saya pada masa itu. Masa dimana hayat 
Markeso, yang sekadar hanya sekadar dengar.

Saya yang satu generasi dengan Dukan, memahami perasaan dan keingintahuan Dukan 
pada sang legenda ini. Tentang sosoknya, sekadar foto kenangan, juga 
pertunjukan garingan yang ia biasa sajikan keliling kampung itu. 

Willy menyimpan sejarah itu rapi. Lukisan itu. 

Disitu seakan nyata, pelukis mampu menghadirkan kesahajaan sang maestro. 
Markeso terpotret monokrom dari ujung kopyah hingga lututnya. Ia yang sederhana 
dengan mata juling, memandang ke depan dengan rokok klobot di tangan kirinya. 

Willy mengaku bangga mengoleksi karya yang terbingkai dalam ukuran 80x100cm. 
Dan ini mungkin satu-satunya karya on the spot melukis Markeso ketika ia hidup. 
Dan siapapun diijinkan melihatnya, untuk berinteraksi dengan bagian sejarah 
seni tradisi Surabaya.

Saya pun bangga punya kesempatan melihatnya tanpa batasan, meski memfoto dan 
upload lukisan tidak diijinkan.

Lalu pesan pendek saya untuk Dukan juga,"Maaf datanglah ke tempat Mas Willy 
untuk langsung melihatnya".@ 

Rully Anwar, wartawan dan pegiat seni.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

------------------------------------

blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara 
warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia 
adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli 
kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang 
mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/artculture-indonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/artculture-indonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:artculture-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:artculture-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    artculture-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke