[ Jum'at, 04 Desember 2009 ] 


Novelis Ratna Indraswari Kena Stroke 


MALANG - Novelis Kota Malang Ratna Indraswari Ibrahim sejak
Rabu (2/12) lalu tergolek lemah di RSSA Malang. Wanita kelahiran
Malang 24 April 1949 itu terkena serangan stroke. Hasil CT-scan
menunjukkan pembuluh darah di atas otak pecah. Diprediksi, pemecahan
pembuluh darah ini akibat penyempitan otak karena faktor usia.

Saat
Radar menjenguknya di Pavilliun RSSA ruang Bougenville kamar 206,
wanita yang konsisten melajang itu tampak sedang tidur. Beberapa
aktivis dan penggemar sastra Kota Malang kemarin tampak menjenguk
wanita yang telah melahirkan hampir 100 karya novel itu. Bahkan istri
Wali Kota Malang Heri Pudji Utami Peni Suparto secara khusus datang
menjenguk. Heri datang sekitar pukul 13.00 ditemani sang ajudan.
Sedangkan kerabat dekat Ratna, yakni adik-adik dan kakak-kakaknya
belum tampak karena terhalang jadwal pesawat. 

Ruhadi
Rarundra, kerabat yang selama ini merawat Ratna, mengungkapkan
sebelumnya tidak ada tanda-tanda bahwa novelis yang menderita
kelumpuhan sejak usia 11 tahun itu bakal terkena stroke. Meski selama
ini sering sesak nafas, namun Ratna tidak pernah dirawat di rumah
sakit. Hanya saja, pada Selasa (1/12) lalu Ratna terserang flu.


Lalu Rabu pagi merasa kedinginan dan sedikit pusing. Itu
terjadi sekitar pukul 09.00. Dan tiba-tiba saja tangan kanan Ratna
mengalami tremor atau kejang. ''Saya begitu khawatir dan langsung
saya lari ke RSSA sambil mendorong kursi roda. Saat itu tremor pada
tangan Mbak Ratna sudah tak terkendali," kata laki-laki yang
akrab disapa Siro itu.

Untungnya, jarak rumah Ratna di kawasan
Jl Diponegoro 3 tak jauh dari RSSA. ''Mau naik taksi saya pikir
terlalu lama. Karena butuh naik dan turun. Maka saya putuskan untuk
lari saja," tambah dia.

Begitu tiba di RSSA, Siro mengaku
masih menggunakan Jamkesda. Namun karena Jamkesda khusus untuk pasien
kelas III, maka langsung diputus dan pindah ke Pavilliun. ''Mbak
Ratna sempat dirawat di unit stroke. Baru pindah ke kamar 26 pagi
tadi (kemarin pagi)," bebernya.

Hingga kemarin siang,
belum ada tanda-tanda kondisi Ratna pulih. Namun, menurut Siro,
perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah itu akan diserap dengan
obat. Jika tak memungkinkan dengan obat, maka alternatif terakhir
adalah operasi pembedahan. ''Kata dokter yang merawat begitu. Jadi
kami tetap menunggu perkembangan selanjutnya," tandas Siro.
(nen/war)




http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=129865






Informasi:
hp 081 25237104 (RUHADI RARUNDRA)
hp 081 703233870 (RAGIL)






      

Kirim email ke