sesungguhnya pencurian hasil kebudayaan Indonesia,
bukan hanya kali ini saja.
Beberapa tahun yang lalu, Jepang sudah lebih dulu meng-HAK Cipatakan-- beberapa 
jejamuan Indonesia,... dan kita malah diam saja.

Apa yang pemerintah Malaysia melalui iklan pariwisatanya yang "Mencuri" 
kebudayaan Indonesia, sesungguhnya bisa dilakukan, jika kita memang sudah 
memiliki HAK Cipta atau Intellectual Property Rights.

Nah masalahnya, dalam segi hukum ini, Indonesia SANGAT LEMAH.
Dalam perjanjian dagang pun demikian.
Sayang sekali, seminar tersebut dibawah, melihat budaya dalam artian sempit
Mungkin tipikal mahasiswa,... pikirnya dia sudah berpikir,.. padahal masih 
sangat sempit dan dangkal.

Jika saja, aspek hukum bisa dibahas,... kita akan melihat.. bagaimana 
"produk-produk" budaya kita dicuri bangsa asing, tanpa kita berdaya 
mempertahankannya.
Apalagi jika kita mengkaitkan dengna konteks perdagangan Global.
"Harta" kita ternyata sedang mulai dikuras.

Tabik Budaya
Gayatri


--- On Mon, 7/12/09, Dimas Prasetyo Muharam <dimas1...@yahoo.co.id> wrote:
Subject: [ac-i] event: seminar nasional rescuing our culture 8 Desember 2009
Date: Monday, 7 December, 2009, 5:02







 



  


    
      
      
      


Departemen Kajian Budaya BEM FIB UI mengundang anda 
sekalian untuk menghadiri seminar nasional Rescuing Our Culture dan launching 
Jurnal Budaya Kohesi. Pada Selasa, 8 Desember 2009 pukul 10:30 s.d 17:30 wib di 
Auditorium Gedung IX Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia 
Kampus baru Depok. Free entry & certificate. info lihat di http://www.kohesi. 
org
 
Deskripsi
 
Masih lekang dalam benak tindakan klaim sepihak 
Malaysia terhadap beberapa kekayaan intelektualitas bangsa Indonesia. Reog 
Ponorogo yang di sana disebut Barongan, Batik, dan yang terakhir ini Tari 
Pendet 
tak luput dari daftar kekayaan budaya Indonesia yang diklaim oleh negara 
tetangga serumpun itu. Ketika tindakan klaimisasi itu terjadi, serentak rakyat 
bereaksi. Mengecam, mengutuk, dan mengungkit-ungkit jasa bangsa Indonesia yang 
telah diberikan kepada Malaysia dulu. Akan tetapi, perlahan kasus ini mendingin 
dan tak ada tindak lanjut yang berarti, baik yang dilakukan oleh pemerintah 
ataupun masyarakat yang notabene-nya adalah subjek dalam mempertahankan budaya 
Indonesia.
 
Jika kita melihat fenomena ini lebih jauh, siapakah 
yang bertanggung jawab? Apakah Malaysia mengemban kesalahan sepenuhnya karena 
sudah mengklaim beberapa hasil kebudayaan Indonesia? Atau sebaliknya, kesalahan 
terletak pada bangsa Indonesia yang tidak menjaga hasil kekayaan 
intelektualitasnya, sehingga demikian mudahnya “dicuri” oleh bangsa lain? Semua 
pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab secara sporadis. Perlu sebuah kajian 
mendalam dan sistematis hingga kita bisa memastikan bahwa kita adalah pemilik 
sah kebudayaan itu atau sebaliknya.
 
Mahasiswa sebagai motor penggerak intelektualitas 
sudah seharusnya memberikan kontribusi nyata dalam menyelamatkan budaya yang 
menjadi identitas peradaban bangsa. Kajian dan pemikiran kritis mahasiswa 
adalah 
bentuk konkrit dalam membuka pemahaman masyarakat akan pentingnya budaya.  
Tidak ada waktu untuk menunda, terlebih berleha-leha dan terlena begitu saja 
dengan fasilitas dan kemudahan hidup yang tersedia di depan mata. Budaya kita 
dalam bahaya, dan dapat “diambil” oleh siapapun kapan saja.
 
Oleh karena itu, Departemen Kajian Budaya Badan 
Eksekutif Mahasiswa FIB UI 2009 sebagai departemen yang memfokuskan diri pada 
hal-hal yang berkenaan dengan budaya mengundang anda sekalian untuk hadir dalam 
seminar nasional Rescuing Our Culture dan Launching Jurnal Budaya Kohesi volume 
1 sebagai manifestasi atas akumulasi kesadaran untuk memperkuat ketahanan 
nasional melalui kajian dan telaah ilmiah.
 
Adapun acara ini akan diselenggarakan 
pada
 
Hari/tanggal: Selasa, 8 Desember 2009
Waktu : 
10:30 s.d 17:30 WIB
tempat : Auditorium Gedung IX Fakultas Ilmu Pengetahuan 
Budaya, Universitas Indonesia kampus baru Depok.
 
Dalam seminar ini akan ada dua sesi dengan 
masing-masing topik:
 
1. Persoalan Paten Budaya dan Implikasinya bagi 
Keutuhan Nasional.
 
pembicara:
- Hokky Situngkir (Presiden Bandung 
FE Institute)
- Hartojo Wignjowijoto (Chairman Lembaga Studi Kapasitas 
Nasional).
- Dr. Bachtiar Alam (Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian 
Masyarakat Universitas Indonesia).
 
2. Prospek Pendidikan Bermuatan Lokal dalam Menjaga 
Budaya Bangsa.
 
pembicara:
- Prof.DR. Fasli Jalal (Dirjen Dikti 
Departemen Pendidikan Nasional)
- Prof. Arief Rachman (Pakar Pendidikan)
- 
Dr. Bambang Wibawarta (Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas 
Indonesia)
- Dr. Lucia Mursitolaksmi Royanto (Pengajar Fakultas Psikologi 
Universitas Indonesia).
 
Selanjutnya rangkaian acara seminar akan ditutup 
dengan launching Jurnal Budaya Kohesi volume pertama yang merupakan jurnal 
mahasiswa pertama di FIB UI. Serta akan dilakukan pula pembagian penghargaan 
terhadap 12 orang kontributor tulisan dalam penyusunan jurnal yang berasal dari 
mahasiswa seluruh Indonesia.
 
Seminar dibuka gratis untuk mahasiswa dan pelajar 
seluruh Indonesia, pemerhati budaya, praktisi dunia pendidikan, dan masyarakat 
umum. Dapatkan pula sertifikat untuk peserta yang mengikuti seminar sampai 
akhir 
acara. Free entry and certificate.
 
info lengkap dapat hubungi:
1. Nila Rahma 
(project Officer) 085640336342
2. Dimas Prasetyo  (Sekertaris Umum) 021 
23745370
3. Wahyu Awaludin (Public Relation) 085697910069
 
atau kunjungi website kami di http://www.kohesi. org


    
     

    
    


 



  






      

Kirim email ke