Kampanye Anti Trafficking Melalui Teater

MEDAN, KOMPAS.com--Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) mengkampayekan anti
trafficking melalui pementasan teater ke berbagai kota di Sumut. 
Direktur Eksekutif
PKPA, Ahmad Sofyan, di Medan, Selasa, mengatakan, pihaknya mencoba untuk
mengkampanyekan anti trafficking melalui media yang lain. 
"Selama ini kita
menggunakan metode seminar, workshop dan lain-lainnya untuk mengkampanyekan
bahaya perdagangan manusia ini. Pilihan teater sebagai media kampanye saya kira
sangat mendukung, karena akan lebih membekas bagi masyarakat," katanya. 
PKPA merupakan sebuah
lembaga non profit yang konsen terhadap anak di Indonesia khususnya Sumatera
Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Lembaga itu bergerak dalam advokasi,
pendidikan dan kesehatan untuk anak-anak jalanan, anak miskin kota, anak korban
trafficking dan anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. 
Ia mengatakan,
kampanye anti trafficking melalui pementasan drama tersebut akan dilakukan di
lima kota seperti Pematang Siantar yang dilaksanakan pada 6 Maret 2010, Tebing
Tinggi 13 Maret,  Lubuk Pakam 20 Maret, Stabat 27 Maret dan Medan pada 10
April 2010. 
Kelima kota tempat
pementasan itu dinilai layak sebagai tempat kegiatan karena memang angka
traffickingnya cukup tinggi. Data terakhir kita menyebutkan bahwa Medan
menempati angka tertinggi trafficking, disusul Deli Serdang dan Langkat,"
katanya. 
"Kampanye anti
trafficking melalui pementasan drama tersebut akan menggandeng Teater
"O" Universitas Sumatera Utara (USU) dan didukung pemerintah
Australia. Apalagi teater tersebut sudah cukup dikenal dengan garapan
komedinya, pesan pesan HAM yang akan dipentaskan grup ini saya kira nantinya
dapat mencapai sasaran," katanya. 
Produser pementasan
Teater "O" USU, Yulhasni, mengatakan, naskah yang akan dipentaskan di
lima kota di Sumut itu  berjudul "Detektif Danga-Danga" yang
merupakan naskah bertema sosial. 
"Naskah itu
sendiri, bercerita tentang bahaya trafficking untuk menjadikan wanita sebagai
pekerja seks komersial (PSK). Isi dalam pementasan tersebut sangat sesuai
dengan apa yang selama ini menjadi konsen PKPA," katanya. 
Dosen FKIP UMSU ini
mengatakan, pihaknya sangat menyadari bahwa sudah saatnya pekerja teater
mengangkat tema-tema HAM dalam aktifitas pentasnya. Langkah ini, sebagai bentuk
kesungguhan pekerja teater merepresentasikan realitas sosial menjadi fakta
panggung. 
"Dengan tetap
mengusung konsep komedi, kita berharap pentas ini nantinya mampu memberi
kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya trafficking. Tema-tema sosial
seperti ini saya kira juga bisa jadi salah satu solusi mendekatkan masyarakat
ke teater," katanya.


      Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

Kirim email ke