BANDUNG-JOGJA PP. ( A Meeting by the Railroad)
PAMERAN SENI RUPA
kurator W Christiawan
 
Pembukaan 11 Februari 2010 pukul 19.00 wib. 
Pameran berlangsung sampai dengan 21 Februari 2010
Artist Talk: 21 Februari 2010 pukul 14.00 wib
 
Bertempat di Asbestos Art Space, Jl. RAA Martanegara No. 86 Bandung
 
Menampilan seniman:
(Bandung) Henryette Louise dan Beta Is 
(Yogyakarta) Drajat Wibowo dan E Pandu Dewa W 
 
-------------------------------------------------------------------------------
 
BANDUNG JOGJA PP. (A Meeting by the Railroad)
 
All true lives is meeting. Meeting does not lay in time and space, but space 
and time lay in meeting. (Martin Buber)
 
Perjalanan adalah keberangkatan dari kota asal dan kedatangan di kota tujuan. 
Jika kita menempuh lewat jalur darat apakah kita akan memilih berjalan dengan 
menggunakan kaki kita sendiri, bersepeda, berbis ataupun berkereta api. 
Transportasi yang terakhir menggunakan stasiun sebagai tempat keberangkatan dan 
kedatangan. Dalam perjalanan kita melintasi ruang dan waktu sebagai pengalaman 
inderawi . Menggunakan kereta malam kita akan melintasi stasiun-stasiun 
kota-kota kecil dengan mata berat terserang kantuk, kita terhenyak dalam kursi 
empuk kereta eksekutif bertelevisi dan berAC atau keletihan dalam bangku 
gerbong kelas ekonomi bersama soundscape cecet cerowet pedagang kaki lima. 
Kilatan garisan cahaya  rel-rel yang dibasuh cahaya kuning temaram lampu 
mercury, jalanan lenggang dengan kendaraan yang telah menepi. Kadang-kadang 
terbesit dalam pikiran untuk berhenti turun dan tersesat di kota kecil pada 
tengah malam. Hanya dengan senter, sebotol air mineral, sebuah HP dan 
ketidaktahuan yang puitis.
Dalam perjalanan kita memiliki pengalaman dan beresiko  untuk melakukan 
pertemuan baik dengan manusia, peristiwa dan benda-benda. Kita memasuki kapsul 
ruang dan waktu dengan rentang panjang yang telah ditentukan bergatung pada 
jarak ruang dan waktu tempuh. Keterlambatan adalah insiden yang biasa dalam 
agenda-agenda perjalanan. Siapa yang menaruh paku di atas rel kereta dan 
melempar batu di kaca jendela kaca kereta. Batu sebesar kepalan tangan 
terlontar kembali di kegelapan malam. Kaca jendela itu mulai retak meski tidak 
menganga sebuah panorama yang tak akan terlupakan  dalam hidup. Pengalaman 
membentang panjang jalan besi menghilang dalam perspektif keluasan jarak 
pandang yang tak terhingga dalam rasa iri dan kekecewaan sosial anak-anak 
penghisap lem aibon pada rongga dada dan otak mereka yang kering berselaput 
cadar plastik yang dapat menghilang kepahitan dalam ruang dan waktu yang tak 
berkesesudahan.
Kehilangan dan temuan dalam perjalanan adalah masalah yang harus kita pecahkan 
secara kreatif oleh seniman. Kita meninggalkan kota asal kita jauh di belakang 
dan memiliki harapan baru di kota tujuan.Drajat Wibowo dan Pandu Dewa datang 
dari Yogyakarta untuk bertemu Henryete Louise dan Beta Is di Bandung. Mereka 
berdiskusi bersama denganku tentang kemungkinan-kemungkinan dalam kesenian 
mereka. Drajat Wibowo dengan mengambil perpanjangan dari seni obyeknya 
mengeksplorasi bentuk bintang yang sempurna sebagai tanda sosialisme kerakyatan 
menjelma tokoh bintang-bintang dalam karya seni lukisnya yang merupakan 
personifikasi dari tokoh-tokoh yang ia temukan dalam kehidupannya. Badut yang 
profesinya membuat komedi untuk membuat penonton mentertawakan nasibnya sendiri 
kini menangis melihat kekuasaan yang tidak jelas arahnya, pada Kuda Barong 
Kembar (2010). Keberpihakan pada kaum yang tertindas tampak pada Kami Masih 
Bersamamu Kawan (2010). Pada seni obyek Pandu kita melihat ironi masih ada 
orang yang bersuka cita ketika sementara orang terlilit lehernya oleh 
melambungnya harga bahan bakar dalam Bukan Fastfood (2009) . Kedua perupa Yogya 
kini masih menampilkan tema kritik sosial dan keberpihakan pada wong cilik. 
Sementara Henryete Louise menampilkan karya – karya gelap dari pengalaman 
pribadinya dengan teknik mix-media dalam Inisial D (2010) dan Beta Is 
menampilkan dunia fauna lewat susunan puzzle warna yang rumit dalam Anjing 
(2009) dan Lompat Kodok (2010) membuka enigma pada sebuah keasyikan tersendiri 
, tulus, intensif dan tidak bertendesi.
Pertemuan perupa muda dalam Bandung-Jogja PP. merupakan sebuah upaya seniman 
muda dalam menempuh perjalanan kreatifitas meraka. Pameran ini merupakan 
stasiun dimana mereka bertemu baik berinteraksi secara personal dan berbagi 
dalam ekspresi yang tumbuh dan berkembang pada masa mendatang. Kelak mereka 
akan melakukan pertemuan-pertemuan spiritual-kreatif mereka kembali entah dalam 
badai, halilintar ataupun hujan.
 
W Christiawan 
Kurator Pameran
 
                                          
_________________________________________________________________
New Windows 7: Find the right PC for you. Learn more.
http://windows.microsoft.com/shop

Kirim email ke