Teman-teman,

Apakah benar Aniters (para penulis `alumni' majalah cerpen Anita Cemerlang) 
masih terus berkarya? Saya jawab: ya! Buktinya apa? Saya jawab: dapat dilihat 
pada pameran karya "menuju 100 buku ANITA" yang digelar tanggal 14 Februari 
2010, bertepatan dengan ulang tahun pertama Asosiasi Penulis Cerita (ANITA).

Di mana acaranya berlangsung? Di Hartz Chicken Pasar Festival, Kuningan, 
Jakarta. Mulai pukul 11 siang sampai selesai.

Bagaimana cara melihatnya? Tentu saja harus datang pada acara itu.

Ada apa saja di sana? Siapa yang boleh hadir? Ini dia acara kami:
- Syukuran ulang tahun I ANITA, mungkin seperti layaknya kita berulang tahun, 
ada doa dan tiup lilin, potong kue dan berbagi secukupnya (tergantung besar 
tart dan jumlah yang hadir)
- Silaturahmi antara pengarang (Aniters), penerbit, media massa, komunitas, dan 
penggemar (kami mengundang sejumlah penerbit di Jakarta, media massa cetak dan 
elektronik, komunitas seni budaya dan sastra, serta para penggemar)
- Launching buku "Tukang Bunga & Burung Gagak" dan book signing
- Pameran buku karya Aniters, "Menuju 100 Buku ANITA"
- Penyerahan piagam penghargaan terhadap personal maupun lembaga yang telah 
bekerjasama dengan ANITA
- Starting penulisan novel bersama (mudah-mudahan dengan jumlah penulis 
terbanyak, karena seluruh Aniters bakal terlibat)
- Memperkenalkan kartu anggota Aniters yang kelak menjadi kartu diskon untuk 
pembelian buku
- Membentuk fans club dan jaringannya

Dengan kata lain, yang hadir selain para pengarang ANITA dari Jakarta dan 
kota-kota di Indonesia, adalah sejumlah penerbit, media, dan komunitas yang 
kami undang. Bahkan kali ini para penggemar akan turut menyemarakkan perhelatan 
ini. Bukankah pengarang tak akan eksis tanpa penggemar (para pembaca setia)?

Harapan kami, dalam pertemuan syukuran sederhana itu akan terjadi dialog awal 
untuk hubungan kerja sama yang penting, bermanfaat, dan berkelanjutan, antara 
para penerbit dan pengarang, para pengarang dengan media massa, komunitas dan 
pengarang, para penggemar dan pengasuh majalah yang tentu butuh pembaca…dst.

Kami memang berulang tahun (mungkin akan ditandai dengan acara tukar kado 
antar-Aniters, sebagai riak kegembiraan), oleh karena itu acaranya bukan 
seperti reuni. Justru lebih visioner dan "futuristik" dengan mempertemukan 
antarpihak yang saling berkepentingan. Tujuan Asosiasi Penulis Cerita adalah 
(sebagaimana visi-misi ANITA):
- Memicu kembali gairah Aniters untuk produktif menulis dan menerbitkan buku 
sebagai penanda eksis
- Turut menumbuhkan pengarang-pengarang baru melalui komunitas dan pembinaan 
terhadap bibit-bibit berbakat

Soal eksistensi, kami dapat meneropong perkembangan dunia penulisan dalam dua 
puluh tahun terakhir. Mereka yang dulu getol menulis cerpen remaja telah 
merambah sebagai (untuk menyebut beberapa nama saja):
- Jurnalis/redaktur: Endang Werdiningsih, Yanie Wuryandari, Adri Darmaji Woko, 
Hendry Ch. Bangun, Farick Ziat, Iwan Soekri, Sapto Yunus, Putra Gara, Cahya 
Sadar, Reni Erina, Arie Tamba, Leila S. Chudori…
- Penulis skenario TV/Film: Nestor Rico Tambunan, Fitryan Denis, Ery Sofid, 
Alexandra Leirissa, Rahmat Taufik, Nunik Raha Kurnia, Listyowati…
- Broadcast dan konsultan media, trainer: Emji Alif, Ali Muakhir, Noerdin Es 
Er, Sugoy Suhendra, Hasan Bisri, Satrio Arismunandar, Arya Gunawan, Bambang 
Sukmawijaya, Djoenaedi Siswo Pratikno, Isson Khairul…
- Editor dan penerbitan: Benny Rhamdani, Hermawan Aksan, Kurniawan Junaedhie
- Penulis buku produktif: Sanie B. Kuncoro, Lan Fang, Donatus A. Nugroho, Ali 
Muakhir (meraih rekor MURI dengan menerbitkan buku 300 judul dalam 8 tahun), 
Esti Kinasih, Saut Poltak Tambunan, Nina Pane, Hermawan Aksan, Agus Noor, K. 
Usman, Soni Farid Maulana…

Poin terakhir ini, yang akan kami sajikan dalam bentuk pameran buku, yang 
ditulis oleh Aniters sepanjang setahun (Feb 2009-Feb 2010). Mereka dan yang tak 
tersebutkan, masih aktif menulis di koran, majalah, jurnal. Juga menjadi 
pembicara dalam berbagai diskusi sastra, dan menjadi juri lomba penulisan, 
seperti Fakhrunnas MA Jabbar, Adek Alwi, Arie Tamba, dan…hehe, saya sendiri.

Jadi, mari berduyun datang dan turut merayakan acara penting dan menggembirakan 
ini. Sebagai pengganti "all you can eat" plus menu istimewa Oriental Dimsum, 
siapkan Rp. 60.000,- per orang. Tidak ada pembatasan untuk ngobrol dengan siapa 
pun dalam ruangan pesta. Tetapi, kapasitas ruang maksimum 150 orang.

Kami tunggu dengan berdebar dengan suka cita
Salam hangat untuk semua,
Kurnia Effendi

Kirim email ke