Wa 'alaikumus salaamu wa rahmatullah
 
Al-Hamdu Lillah, Nasta'inuhu wa Nastaghfiruh,
 
Antum menulis :
1.  Mengenai manhaj "Shalafus Sholeh" atau "Salafy" itu sebenarnya manhaj yang bagaimana ?
[Ana katakan] Al-Manhaj itu sama dengan MInhaaj yang artinya adalah cara atau metode beragama, atau jalan atau Sunnah. Maka Ibnu 'Abbas menjelaskan artinya adalah Sunnah. Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman :
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan (Syari'at) dan jalan yang terang (Minhaaj = Manhaj). Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu (QS. Al-Maidah 5:48)
 
Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'anil-'Azhim (2/67), menganai lafazh  Likulli Ja'alnaa Minkum Syir'atan Wa Minhaajan (Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan (Syari'at) dan jalan yang terang). Beliau menukil dengan sanad -
--awal salinan--
Telah berkata Ibnu Abi Hatim, menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, menceritakan kepada kami Abu Khalid Al-Ahmar, dari Yusuf ibnu Abi Ishaq, dari Ayahnya, dari At-Tamimiy, dari Ibnu 'Abbas tentang ayat - Likulli Ja'alnaa Minkum Syir'atan Wa Minhaajan - katanya, "Sabiil (sebuah jalan)."
[Ibnu Abi Hatim berkata lagi] Dan menceritakan kepada kami Abu Sa'id, menceritakan kepada kami Waki', dari Sufyan, dari Abi Ishaq, dari At-Tamimiy, dari Ibnu 'Abbas tentang lafazh "Wa Minhaajan" berkata beliau, "Sunnah (sebuah jalan)."
[Ibnu Katsir meneruskan] Dan sedemikian juga diriwayatkan oleh Al-'Aufiy, dari Ibnu 'Abbas - Syir'atan Wa Minhaajan - adalah Sabiilan wa Sunnatan (Jalan dan Sunnah). Dan demikian pula diriwayatkan dari Mujahid, 'Ikrimah, Al-Hasan Al-Bashriy, Qatadah, Adh-Dhahhak, As-Suddiy dan Abu Ishaq As-Sabi'iy bahwasanya mereka semua berkata tentang firman - Syir'atan Wa Minhaajan - adalah Sabiilan wa Sunnatan.
-akhir salinan-
 
[Ana katakan] Mungkin Ikhwah yang lain dapat menjelaskan secara detail, melalui posting-posting yang telah lalu.
Jelas manhaj Salaf ini adalah manhaj yang selamat, manhaj yang mempermudah kaum muslimin dalam menjalankan Dienul-Islam, sebagaimana dipermudahnya ummat-ummat terdahulu yang telah diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia berfirman :
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At-Taubah 9:100)
 
[Ana katakan] Dan mengikuti mereka radhiyallahu 'anhum adalah jalan keselamatan, karena Allah 'Azza wa Jalla berfirman :
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. An-Nisa 4:115)
 
Dan jalan itu hanya satu, sebagaimana yang tertulis dalam Kitabullah :
Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-ku yang lurus (Shirathiy Mustaqiman), maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al-An'am 6:153)
 
Riwayat-1
Ad-Darimi berkata, mengabarkan kepada kami ‘Affan [ibnu Muslim ibnu ‘Abdillah], memberitakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, memberitakan kepada kami ‘Ashim ibnu Bahdalah, dari Abi Wa’il, dari ‘Abdillah ibnu Mas’ud, berkata dia,
Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggaris [di tanah] bagi kami satu garis lurus, kemudian bersabda, “Ini Sabilillah.” Kemudian beliau menggaris beberapa garis pada kanan dan pada kiri garis itu, kemudian bersabda, “Ini adalah As-Subul [jalan-jalan], pada setiap jalan darinya ada syaithan yang memanggil padanya.”
Kemudian beliau membaca [ayat] – (QS. 6:153)
 
HR. Ad-Darimi, Sunan no.202 (1/78); Ahmad, Musnad no.4142 (1/435), no.4437 (1/465); Abu Dawud Ath-Thayalisiy, Musnad no.244 (33); Ibnu Hibban, Shahih no.6 (1/180); Al-Bazzar, Musnad no.1677 (5/99), no.1694 (5/113-114), no.1718 (5/131), no.1865 (5/251); Sa’id ibnu Manshur, Sunan no.935 (5/112); Al-Marwaziy, As-Sunnah no.11,12 (10); An-Nasa’iy, As-Sunan Al-Kubra no.11174, 11175 (6/343); Al-Hakim, Al-Mustadrak no.2938 (2/261), no.3241 (2/348), beliau berkata, “Hadits ini isnadnya SHAHIH, tidak dikeluarkan oleh keduanya.”
---------
[Ana katakan] Kemudian 'Abdullah ibnu Mas'ud memahaminya sebagaimana di bawah :
Riwayat-2
Ath-Thabrani berkata – menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Al-Fadhl As-Saqqathiy, menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Mahdiy Al-Mushaishiy, menceritakan kepada kami Yahya ibnu Zakariya ibnu Abi Zaidah, dari Al-A’masy, dari Abi Wa’il, dari ‘Abdillah [ibnu Mas’ud], katanya,
“Ash-Shirathal Al-Mustaqim itu adalah jalan yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan kami di atasnya.”
 
R. Ath-Thabrani, Al-Mu’jam Al-Kabir no.10454 (10/199); Ibnu Wadhdhah Al-Qurthubiy, Al-Bida’ wa Nahyu ‘Anha hal.76. Syaikh ‘Abdul Malik Ar-Ramadhaniy menyatakan Shahih.
 
[Ana katakan] Bila Al-Haqq itu hanya satu, dan selainnya adalah kebathilan, maka marilah kita masuk dalam barisan orang-orang yang mengikuti jalan yang selamat ini dengan keseluruhan. Jalan yang telah ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada para shahabatnya dan menjadi petunjuk yang lurus kepada ummat yang mengikutinya. Sebagaimana Allah memerintahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kepada manusia dalam Kitab-Nya :
Katakanlah [hai Muhammad], "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. 12:108)
 
[Ana katakan] Maka telah sampai kepada kita kebenaran, maka jalan mana lagi yang hendak kita tempuh? Tidakkah Wahyu-wahyu ini membuat lunak hati kita?
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. 57:16)
Sekian.
----------------------------------
Antum menulis :
2.  Mengapa dinamakan "Shalafus Sholeh" atau "Salafy" apakah ada dalil-dalilnya yang shahih, mohon diterangkan ?
 
[Ana katakan] Kita [Salafiyin] ini bukan membuat-buat perkara baru dengan penamaan "Salafush-Shalih", begitu juga "Salafy". Telah diketahui oleh kita secara bahasa, Salaf itu artinya orang-orang terdahulu, maka "Salaf Ash-Shalih" berarti generasi terdahulu yang shalih (benar). Secara syari'at bermakna, generasi para shahabat, Tabi'in dan Tabi'ut-tabi'in.
Sedangkan orang yang mengikuti mereka radhiyallahu 'anhum dan menisbahkan kepada mereka dinamakan Salafiy yang berarti secara bahasa pengikut orang-orang perdahulu atau penganut pemahaman orang-orang terdahulu.
Sebagaimana kita kenal ungkapan - Harakiy [orang yang menganut pemahaman Harakah], Ikhwaniy [orang yang menisbahkan kepada gerakan Ikhwanul-Muslimin], Ahmadiy [orang yang menganut pemahaman aliran sesat Ahmad Al-Qadiyani, sang pendusta pengaku nabi], Syi'iy [orang menganut paham Syi'ah], Mu'taziliy [orang berpahaman Mu'tazilah], Sunniy [pengikut Sunnah Nabi] dan lain-lain.
Sedangkan secara syari'at maknanya, orang yang berpegang dengan Kitabullah dan As-Sunnah dengan pemahaman para shahabat radhiyallahu 'anhum ajma'in.
 
[Ana katakan] Tentang dalil-dalil penggunaan kata Salafush-Shalih, ini telah digunakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri untuk para shahabatnya, salah satunya adalah 'Utsman ibnu Mazh'un radhiyallahu 'anhu. Ketahuilah, bahkan kata Salaf itu lebih tua umurnya di banding kata penamaan Ahlus-Sunnah atau Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah, buktinya -
 
Riwayat-3
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “(Wahai Fathimah) hendaklah engkau bertaqwa kepada Allah dan bershabar, karena sesungguhnya sebaik-baik SALAF bagimu adalah aku.”
HR. Al-Bukhari, Shahih no.2450 (5/2317); Muslim, Shahih no. 2450 (4/1904-1905); Abu Dawud Ath-Thayalisiy, Musnad no.1373 hal.196; An-Nasa’iy, As-Sunan Al-Kubra no.8368 (5/96), 8516 (5/146); Ibnu Majah, Sunan no.1621 (1/518); Ibnu Abi Syaibah, Mushannaf no.35991 (7/270); Ahmad, Musnad no.26456 (6/282); Abu YA’la, Musnad no.6745 (12/111-112); Ath-Thabraniy, Al-Mu’jam Al-Kabir no.1032 (22/418). Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
-----------
[Ana katakan] Bila kurang kita tambah lagi, tercantum kata Salafunaa Ash-Shalih, insya Allah :
Riwayat-4
Ath-Thabrani berkata – menceritakan kepada kami ‘Abdan ibnu Ahmad, menceritakan kepada kami Zaid ibnu Al-Huraisy, menceritakan kepada kami ‘Abdur-rahman ibnu Waqid Al-‘Aththar, menceritakan kepada kami Ma’mar ibnu Yazid, dari Al-Hasan, dari Al-Aswad ibnu Sari’, katanya,
“Tatkala wafat ‘Utsman ibnu Mazh’un, kaum muslimin berduka cita karenanya, maka tatkala Ibrahim anak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, beliau bersabda, “Susullah SALAF kami yang shalih, yakni ‘Utsman ibnu Mazh’un.”
 
HR. Ath-Thabrani, Al-Mu’jam Al-Kabir no.837 (1/286); Al-Bukhari, Tarikh Al-Kabir no.1629 (7/378); Al-Haitsami, dalam Majma’uz-Zawaid (9/302) menyatakan – meriwayatkannya Ath-Thabrani dan para perawinya terpercaya.
Sebagai Muttabi’ ada juga riwayat dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, seperti yang dinukil oleh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy, dalam Al-Ishabah (4/461); dan Syarh Az-Zirqaniy ‘Ala Muwaththa’ Al-Imam Malik (2/125).
 
---------
[Ana katakan] Kemudian sebagai tambahan ana akan cantumkan dari generasi setelah shahabat :
Al-Bukhari menulis dalam Shahihnya : Dan telah berkata Rasyid ibnu Sa’d, “Dulu para SALAF menyukai kuda jantan, karena dia lebih cepat dan lebih kuat.”
(Fathul Bariy (6/6) secara Mu'allaq dan Taghliqut-Ta’liq (3/437) dengan sanad yang bersambung oleh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy; Tahdzibul-Kamal (9/11) oleh Imam Al-Mizziy)
 
[Ana katakan] Rasyid ibnu Sa'd itu adalah seorang Tabi’in masa pertengahan, tinggal di Syam, wafat 108H. Bertemu dengan Anas ibnu Malik, Tsauban, Zaid ibnu Tsabit, Sa’d ibnu Abi Waqqash, ‘Aisyah, Auf ibnu Malik, Mu’awiyah ibnu Abi Sufyan dan Miqdam ibnu Ma’diy radhiyallahu ‘anhum. Jadi kata salaf yang dimaksud adalah - para shahabat.
----------------
Al-Bukhari menulis dalam Shahihnya :
Bab Para SALAF tidak pernah menyimpan di rumah atau dalam perjalanan mereka berupa makanan, daging dan yang lainnya. 
(Fathul Bariy (9/552), oleh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy.)
[Ana salin] Syaikh Salim ibnu ‘Ied Al-Hilali berkata, Saya berkata : yang dimaksud (salaf) adalah shahabat.
----------------
[Ana katakan] Terkadang para 'ulama menggunakan untuk menerangkan manhaj seseorang sbb :
Imam Adz-Dzahabi menukil – Telah shahih berita tentang Ad-Daruquthni, bahwasanya beliau berkata: “Tidak ada sesuatu yang paling aku benci melebihi ilmu kalam.” Aku (Adz-Dzahabi) katakan, Beliau seorang lelaki yang tidak masuk sama sekali ke dalam ‘ilmu Kalam (filsafat), dan Jidal (debat usir) dan tidak pula mendalam hal itu, bahkan beliau adalah seorang SALAFY.
(Siyar A’lamin-Nubala (16/457), oleh Adz-Dzahabiy)
 
[Ana katakan] Imam Adz-Dzahabiy adalah Abu ‘Abdullah Muhammad ibnu Ahmad ibnu ‘Utsman Adz-Dzahabiy (673-748H), seorang Imam Ahli sejarah dan Jarh wa Ta’dil, ‘ulama Ahli hadits Al-Hafizh.
 
[Ana katakan] sebagian besar kutipan di atas dapat antum temui dalam Kitab Yang Sangat Baik - Limadza Ikhtartu Manhaj Salafiy - Mengapa Memilih Manhaj Salaf? oleh Syaikh Salim ibnu ‘Ied Al-Hilali, cet.1/2002 Pustaka Imam Bukhari, Solo, dengan ditambah dengan hasil cross-check ana dengan Maktabah. Sekian.
----------------------------------
Antum menulis :
3.  Apakah boleh kaloe seorang muslim itu mengaku "tidak bermanhaj" ?
 
[Ana katakan] Orang ini mungkin tidak atau atau mengikuti hawa nafsu, keduanya sama saja. Katakanlah padanya, hendaknya dia tidak mengulanginya lagi dan segeralah bertaubat, karena seolah dia mengaku tidak memiliki cara memahami agama, maka dia akan mempertuhankan hawa nafsunya, dan ini seburuk-buruk keadaan. Wallahu a'lam. Allah 'Azza wa Jalla berfirman pada ayat yang lalu (QS. Al-Maidah 5:48) terdapat kalimat :
..maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti HAWA NAFSU mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan (Syari'at) dan jalan yang terang (Minhaaj = Manhaj)...
 
[Ana katakan] Kemudian firman-Nya :
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti HAWA NAFSU orang-orang yang TIDAK MENGETAHUI. (QS. 45:18)
Sekian.
---------------------------------
[Ana katakan] Semoga mewakili dari maksud yang ditanyakan. Wallahu A'lam.
Was-Salaamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.
[EMAIL PROTECTED]
 

Suryo Kuncoro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Assalamualaikum,

Ana baru ikut milis ini, ada beberapa pertanyaan yang
ingin ana tanyakan yaitu :
1.  Mengenai manhaj "Shalafus Sholeh" atau "Salafy" itu
sebenarnya manhaj yang bagaimana ?
2.  Mengapa dinamakan "Shalafus Sholeh" atau "Salafy"
apakah ada dalil-dalilnya yang shahih, mohon diterangkan ?
3.  Apakah boleh kaloe seorang muslim itu mengaku "tidak
bermanhaj" ?

demikian pertanyaan Ana, terima kasih atas informasinya

Walaikum salam warohmatullah


Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail - 250MB free storage. Do more. Manage less.

------------------------------------------------------------------------
Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam -----> http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
------------------------------------------------------------------------



Yahoo! Groups Sponsor
ADVERTISEMENT
click here


Yahoo! Groups Links

Kirim email ke