Kami telah menanyakan hal ini beberapa bulan lalu kepada al-Ustadz Abdurrahman at-Tamimi -Hafizhahullahu- tentang perihal Abu Muhammad al-Maqdisy yang memiliki website resmi bernama www.*******.com yang di dalamnya penuh dengan tuduhan dan fitnah thd kibarul masyaikh dg tuduhan irja'... bahkan al-Maqdisy ini telah mengakafirkan Kerajaan Arab Saudi sebagaimana dalam tulisannya yang berjudul at-Tibyaan fi kufri Mamlakati Su'udiyah (kalo' gak salah ingat) dan menuduh ulama kibar saudi saat ini telah baro' dg manhajnya Syaikh Ibnu Wahhab dan Syaikh Ibnul Wahhab pun baro' dengan manhaj mereka..., Ust Abdurrahman mengatakan setelah mengsms Syaikh Ali dan Syaikh Salim bahwa al-Maqdisy ini adalah pembesar kaum takfiriyin dan pembuat fasad dengan menganjurka irhab, tafjir dan tadmir di bilad kaum muslimin dengan alasan tdk ada lagi bilad muslimin....
Perlu berhati-2... Amman Abdurrahman at-Takfiri ini telah ditahdzir oleh Asatidzah senior seperti Ust. Abdul Hakim, Ust Yazid dan Ust. Abdurrahman. Bahkan Ust. Muhammad Arifin Baderi telah membantah tulisannya secara mendetail dan sempat dikirimkan ke asatidzah dan thullabul ilmi Indonesia...
Dan juga perlu berhati-2 bahwa akhir-2 ini muncul website berpakaian ahlussunnah namun pada hakikatnya memuntahkan fikrah takfiri seperti www.ahlus******.or.id yang menukil pedapat ulama-2 takfiriyin semacam Hammud Aqla' asy-Syu'aibi, Abdul Qadir Abdul Aziz (yg anehnya bukunya diterjemahkan oleh alSofwa), Ali Khudair, Usamah bin Ladin, dan yg semacam mereka...
Wallahu a'lam...
(Abu Salma)

Andy Bangkit Setiawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Silahkan baca Syarh Kasyf Syubuhat fii Tauhid oleh Syaikh
Shalih Utsaimin, yang kalau tidak salah sudah
diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Kesalahan yang terjadi
(sebagaimana terjerumusnya Aman Abdurrahman, Lc. seperti
terlihat di makalah2nya) dapat dibantah sebagai berikut:

Apabila mereka (yakni pemerintah) tidak menerapkan hukum
Islam, maka hukum Islam yang bagaimanakah yang tidak
mereka terapkan?

Bukankah shalat berjamaah bebas di Indonesia?

Bahkan syi`ar yang paling tinggi dalam Islam,
yakni Adzan pun bebas di Indonesia, alhamdulillah.

Apabila kita buka Shahih BUkhary, kitabul Jihad, maka akan
kita dapati: Yang dilakukan oleh RAsulullah shalallahu
alaihi wa salam sebelum menyerang suatu negeri adalah
menunggu hingga subuh, lalu beliau shalallahu alaihi wa
salam mendengar adzan atau tidak dari negeri itu. Apabila
beliau mendengar adzan, maka penyerangan dibatalkan,
begitu sebaliknya.

Nah Apakah Rasulullah shalallahu alaihi
wa salam ketika akan menyerang itu menanyakan dulu:

Apakah kalian menerapkan semua syariat Islam?

Bukankah Rasulullah shalallahu alaihi wa slam memastikan
apakah negeri itu Islam atau tidak hanya dari adzan?

Wallahu a`lam.

On Thu, 13 Jan 2005 20:21:49 -0800 (PST)
  mohammad nasrullah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Bismillahirrahmanirrahim
> Assalamu'alaikum WR WB.
>
> Ana saat ini sedang baca kitab Kasyfu Syubhat Al
> Mujadilin (MEMBONGKAR SYUBHAT PARA PEMBELA THAGUT)
> yang ditulis oleh syaikh Abu Muhammad 'Ashim Al
> Maqdisiy diterjemahkan oleh Abu Sulaiman Aman
> Abdurrahman Lc, kalo yg udah membaca tolong mohon
> pencerahannya bagaimana sebenarnya sikap kita terhadap
> pemerintah, ana agak bingung sekali. Bagaimana
> sebenarnya mensikapi orang yang mudah mengucapkan
> KAFIR kepada saudaranya????? Apalagi thd pemerintahnya
> sendiri... 

------------------------------------------------------------------------
Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam -----> http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
------------------------------------------------------------------------




Yahoo! Groups Links

Kirim email ke