Wa 'alaikumus-salaamu wa rahmatullahi wa barakaatuh
 
Al-Hamdu Lillah, ana memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala, dimana Dia telah memudahkan kita untuk memperoleh jawaban terhadap segala sesuatunya di dalam Islam dengan ke-iman-an dan ke-shabar-an yang dikenal oleh Allah dan Rasul-Nya dalam menuntut 'ilmu.
 
[Ana katakan] Hadits di bawah, ana hanya mampu menemukan potongan terakhirnya, tidaklah ana bisa lebih dari itu, namun potongan pertama diriwayatkan juga dalam lafazh lainnya tanpa menyebut Khuthabaa' [Riwayat-2], mungkin sebenarnya masing-masing berasal dari hadits terpisah tapi sama-sama dari Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu.
Pada awalnya hadits ini pernah dinyatakan Dha'if oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah, dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha'ifah Wal-Maudhu'ah no.684 (sudah diterjemahkan),
http://www.arabic.islamicweb.com/Books/albani.asp?id=981
 
Namun ana telah dipinjami oleh Ustadz kami suatu buku yang bagus berjudul -
Al-I'laamu Biaakhiri Ahkaamil-Albaaniyyil-Imaam (Arti secara bebas : Pemberitahuan tentang Hukum Derajat Hadits Yang Terakhir Syaikh Al-Albani Al-Imam), dikumpulkan dan disajikan oleh Ustadz Muhammad ibnu Kamal Khalid As-Suyuthiy. cet.1 (1424H/2004M), terbitan Dar Ibni Rajab.
 
Beliau mencantumkan pada hadits no.132 hal.127 -
[Awal salinan]
Innakum Fii Zamaanin Man Taroka Minkum 'Usyro Maa Umiro Bihi Halaka, Tsumma Ya-tiy Zamaanun Man 'Amila Minkum Bi'usyri Maa Umiro Bihi Najaa.
Artinya :
"Sesungguhnya kalian berada di Zaman yang barangsiapa dari kalian meninggalkan sepersepuluh bagian dari yang diperintah dengannya dia pasti binasa. Kemudian akan datang suatu Zaman yang barangsiapa dari kalian yang mengamalkan sepersepuluh bagian dari yang diperintah dengannya dia telah selamat."
HR. At-Tirmidzi, dari Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu (Marfu').
 
Hukum Awalnya : (Dha'if) Adh-Dha'ifah (684), Dha'if At-Tirmidzi (394-2383), Dha'iful-Jaami' (2038), Takhrij Al-Misykaah (179).
Hukum Terakhir : (SHAHIH) : Ash-Shahihah (2510), Shahih At-Tirmidzi, terbitan Al-Ma'aarif, Haasyiyatudh-Dha'ifah, terbitan Al-Ma'aarif (684).
[Akhir salinan]
 
Dan bisa kita lihat pernyataan beliau di Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.2510 (6/40), atau klik -
http://www.arabic.islamicweb.com/Books/albani.asp?id=14223.
Kurang lebih, Telah berkata Al-Albani, Aku dahulu pernah men-takhrij hadits Abi Hurairah yang serupa dalam Adh-Dha'ifah dengan no.684, kemudian aku dapati bahwa sesungguhnya hadits ini tidak menyendiri. Maka tidak menurutku dari amaanat ilmiyyah kecuali memindahkannya ke Ash-Shahihah.
[Ana katakan] Sekian.
-------------
Adapun sanadnya sbb :
Riwayat-1
At-Tirmidzi berkata - menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Ya'qub Al-Jauzajaaniy, menceritakan kepada kami Nu'aim ibnu Hammad, menceritakan kepada kami Sufyan ibnu 'Uyainah, dari Abi Az-Zinaad, dari Al-A'raj, dari Abi Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
"Sesungguhnya kalian berada di Zaman yang barangsiapa dari kalian meninggalkan sepersepuluh bagian dari yang diperintah dengannya dia pasti binasa. Kemudian akan datang suatu Zaman yang barangsiapa dari kalian yang mengamalkan sepersepuluh bagian dari yang diperintah dengannya dia telah selamat."
Berkata Abu 'Isa (At-Tirmidzi), "Hadits ini Gharib (hanya memiliki satu jalur), Kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Nu'aim ibnu Hammad, dari Sufyan ibnu 'Uyainah." Dan beliau berkata, "Pada Bab ini, dari Abi Dzarr dan Abi Sa'id (Al-Khudriy)."
HR. At-Tirmidzi, Sunan no.2267.
 
[Ana katakan] Asy-Syaikh awalnya menempatkan hukum Dha'if karena zhahirnya beliau melihat terdapat perawi Nu'aim ibnu Hammad, yang terdapat pembicaraan di kalangan Muhadditsin. Sekian.
-------------
[Ana katakan] Kemudian, penggalan pertama, ana dulu pernah diinformasikan dalam kitab As-Sunanul-Waaridah Fil-Fitan, oleh Abu 'Amr Al-Muqriy [371-444H], dan ini salinannya,
Riwayat-2
Abu ‘Amr berkata – menceritakan kepada kami ‘Abdur-rahman ibnu ‘Utsman, katanya, menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Tsabit, katanya, menceritakan kepada kami Al-A’naaqiy, menceritakan kepada kami Nashr, katanya, menceritakan kepada  kami Ibnu Ma’bad, katanya, menceritakan kepada kami Isma’il ibnu ‘Ayyaasy, dari Yahya ibnu ‘Ubaidillah, dari Ayahnya, dari Abi Hurairah, katanya, Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Wahai sekalian ummat (manusia), kalian hari ini banyak, adapun pembaca-pembaca (Qur’an) kalian sedikit, adapun fuqaha’ kalian banyak, adapun peminta-minta kalian sedikit, adapun orang yang memberi kalian banyak, adapun Umara’ (pemerintah) kalian sedikit, adapun orang-orang yang amanah dari kalian banyak. Dan sungguh dari belakang kalian ada suatu zaman, dimana banyak qurraa’ (pembaca-pembaca Qur’an)-nya dan sedikitnya fuqaha’ (‘ulama)-nya, dan banyaknya peminta-mintanya, sedikit pemberi-pemberinya, dan banyak umara’ (pemerintah)-nya, sedikit orang-orang yang amanah-nya.”
HR. Abu 'Amr Al-Muqriy, As-Sunanul-Waaridah Fil-Fitan no.318 (3/676).
 
[Ana katakan] Ana tidak tahu informasi ttg. derajat hadits di atas. Namun ana diinformasikan oleh beberapa sumber, bahwa terdapat syawahid-syawahidnya dari beberapa orang shahabat. Namun ana hanya mencantumkan satu, agar tidak terlalu panjang. Dan ini yang paling shahih menurut, di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani.
Riwayat-3
Ath-Thabrani berkata – menceritakan kepada kami Al-Husain ibnu Ishaq At-Turtasiy, menceritakan kepada kami ‘Amr ibnu Hisyaam Abu ‘Umayyah Al-Harraaniy, menceritakan kepada kami ‘Utsman ibnu ‘Abdir-rahman, dari Shadaqah (ibnu Khalid), dari Zaid ibnu Waaqid, dari Al-‘Ala’ ibnul-Harits, dari Hizaam ibnu Hakiim ibnu Hizaam, dari Ayahnya, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya kalian benar-benar berada di awal zaman yang banyak fuqaha’-nya (‘ulamanya), sedikit khuthaba’-nya (tukang khuthbah/penceramah), banyak orang yang memberi, sedikit peminta-minta, ‘amal di zaman ini lebih baik dari pada ‘ilmu. Dan akan datang suatu zaman yang sedikit fuqaha’nya dan banyak khuthaba’nya, banyak orang yang meminta, sedikit orang yang memberi, ‘ilmu di masa itu lebih baik dari pada ‘amal.”
 
HR. Ath-Thabrani, Al-Mu’jam Al-Kabir no.3111 (3/197), Musnad Asy-Syaamiyyin no.1225 (2/221).
Kritik Sanad :
Al-Haitsami dalam Majma’uz-Zawaid (1/127) berkata : Telah meriwayatkan Ath-Thabrani di Al-Kabir, di dalamnya ada perawi bernama ‘Utsman ibnu ‘Abdir-rahman Ath-Tharaayifiy, dia adalah tsiqah kecuali bahwa dia dikatakan di dalamnya meriwayatkan dari orang-orang yang lemah. Dan pada hadits ini dia meriwayatkan dari Shadaqah ibnu Khalid, dia termasuk perawi-perawi Ash-Shahih (Al-Bukhari).
Syaikh Al-Albani menyatakan SHAHIH dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.2510 (6/10). atau klik link http://www.arabic.islamicweb.com/Books/albani.asp?id=14223.
----------------
Informasi tambahan :
Dari shahabat 'Abdullah ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu secara Mauquf (berhenti pada perkataan seorang shahabat)
1. Imam Malik, dalam Al-Muwaththa' no.417, cet. Darul-Ihya' At-Turots, dan no.419 cet. Darul-Fikr; Al-Baihaqi, Syu’abul-Iman no.5000 (4/258) secara Mauquf, dengan sanad terputus.
2. Al-Bukhari dalam Al-Adabul-Mufrad no.789, ana tidak tahu keadaannya. Mungkin ikhwah yang punya shahih Al-Adabil-Mufrad atau Dha'if-nya dapat meng-informasi-kan.
3. Al-Hakim, Al-Mustadrak no.8487, dengan sanad yang bersambung secara Mauquf, dan beliau mengomentari - Hadits ini shahih dengan syarat Syaikhaan (Al-Bukhari, Muslim) tapi mereka berdua tidak mengeluarkannya.
4. Ath-Thabrani, Al-Mu'jam Al-Kabir no.8566 (9/108).
 
[Ana katakan] Demikian, semoga menambah keimanan dan ketaqwaan kita terhadap isyarat yang telah diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam 15 abad yang lalu tentang fitnah akhir zaman ini. Semoga Allah 'Azza wa Jalla melindungi kita dari fitnah ini.
 
Was-Salaamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
[EMAIL PROTECTED]
 


Agus Chandra Wibawa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Ana pernah baca hadits: "Sesungguhnya kalian berada di suatu masa yang di sana banyak ulama'nya, sedikit khatibnya. Maka barang siapa meninggalkan sepersepuluh dari yang ia ketahui, berarti ia telah sesat. Dan setelah itu datang suatu masa yang banyak khatibnya (para penceramah), tetapi sedikit ulama'nya, maka barang siapa di antara mereka berpegang kepada sepersepuluh dari yang ia ketahui berarti ia telah selamat."

Yang ana tanyakan, bagaimana kedudukan hadits tersebut shahih, dhaif atau apa? Dan siapa perawinya?

ana mohon bantuannya bila ada ikhwan/akhwat yang mengetahui sanad hadits tersebut

Jazakumullah khairan,


_________________________


------------------------------------------------------------------------
Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam -----> http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
------------------------------------------------------------------------




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke