HADITS-HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN SHALAT DAN PUASA DI BULAN RAJAB

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Bagian Pertama dari Dua Tulisan 1/2



Apabila kita memperhatikan hari-hari, pekan-pekan, bulan-bulan, sepanjang 
tahun serta malam dan siangnya, niscaya kita akan mendapatkan bahwa Allah 
Yang Maha Bijaksana mengistimewakan sebagian dari sebagian lainnya dengan 
keistimewaan dan keutamaan tertentu. Ada bulan yang dipandang lebih utama 
dari bulan lainnya, misalnya bulan Ramadhan dengan kewajiban puasa pada 
siangnya dan sunnah menambah ibadah pada malamnya. Di antara bulan-bulan itu 
ada pula yang dipilih sebagai bulan haram atau bulan yang dihormati, dan 
diharamkan berperang pada bulan-bulan itu.

Allah juga mengkhususkan hari Jum’at dalam sepekan untuk berkumpul shalat 
Jum’at dan mendengarkan khutbah yang berisi peringatan dan nasehat.

Ibnul Qayyim menerangkan dalam kitabnya, Zaadul Ma’aad,[1] bahwa Jum’at 
mempunyai lebih dari tiga puluh keutamaan, kendatipun demikian Rasulullah 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mengkhususkan ibadah pada malam 
Jum’at atau puasa pada hari Jum’at, sebagaimana sabda beliau Shallallahu 
‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu 
‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Janganlah 
kalian mengkhususkan malam Jum’at untuk beribadah dari malam-malam yang lain 
dan jangan pula kalian mengkhususkan puasa pada hari Jum’at dari hari-hari 
yang lainnya, kecuali bila bertepatan (hari Jum’at itu) dengan puasa yang 
biasa kalian berpuasa padanya.” [HR. Muslim (no. 1144 (148)) dan Ibnu Hibban 
(no. 3603), lihat Silsilatul Ahaadits ash-Shahihah (no. 980)]

Allah Yang Mahabijaksana telah mengutamakan sebagian waktu malam dan siang 
dengan menjanjikan terkabulnya do’a dan terpenuhinya permintaan. Demikian 
Allah mengutamakan tiga generasi pertama sesudah diutusnya Nabi Muhammad 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka dianggap sebagai generasi terbaik 
apabila dibandingkan dengan generasi berikutnya sampai hari Kiamat. Ada 
beberapa tempat dan masjid yang diutamakan oleh Allah dibandingkan tempat 
dan masjid lainnya. Semua hal tersebut kita ketahui berdasarkan 
hadits-hadits yang shahih dan contoh yang benar.

Adapun tentang bulan Rajab, keutamaannya dalam masalah shalat dan puasa 
padanya dibanding dengan bulan-bulan yang lainnya, semua haditsnya sangat 
lemah dan palsu. Oleh karena itu tidak boleh seorang Muslim mengutamakan dan 
melakukan ibadah yang khusus pada bulan Rajab.

Di bawah ini akan saya berikan contoh hadits-hadits palsu tentang keutamaan 
shalat dan puasa di bulan Rajab.

HADITS PERTAMA
“Artinya : Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan 
ummatku”

Keterangan: HADITS INI “ MAUDHU’
Kata Syaikh ash-Shaghani (wafat th. 650 H): “Hadits ini maudhu’.” [Lihat 
Maudhu’atush Shaghani (I/61, no. 129)]

Hadits tersebut mempunyai matan yang panjang, lanjutan hadits itu ada 
lafazh:

“Artinya : Janganlah kalian lalai dari (beribadah) pada malam Jum’at pertama 
di bulan Rajab, karena malam itu Malaikat menamakannya Raghaaib...”

Keterangan: HADITS INI MAUDHU’

Kata Ibnul Qayyim (wafat th. 751 H): “Hadits ini diriwayatkan oleh ‘Abdur 
Rahman bin Mandah dari Ibnu Jahdham, telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin 
Muhammad bin Sa’id al-Bashry, telah menceritakan kepada kami Khalaf bin 
‘Abdullah as-Shan’any, dari Humaid Ath-Thawil dari Anas, secara marfu’. 
[Al-Manaarul Muniif fish Shahih wadh Dha’if (no. 168-169)]

Kata Ibnul Jauzi (wafat th. 597 H): “Hadits ini palsu dan yang tertuduh 
memalsukannya adalah Ibnu Jahdham, mereka menuduh sebagai pendusta. Aku 
telah mendengar Syaikhku Abdul Wahhab al-Hafizh berkata: “Rawi-rawi hadits 
tersebut adalah rawi-rawi yang majhul (tidak dikenal), aku sudah periksa 
semua kitab, tetapi aku tidak dapati biografi hidup mereka.” [Al-Maudhu’at 
(II/125), oleh Ibnul Jauzy]

Imam adz-Dzahaby berkata: “ ’Ali bin ‘Abdullah bin Jahdham az-Zahudi, Abul 
Hasan Syaikhush Shuufiyyah pengarang kitab Bahjatul Asraar dituduh 
memalsukan hadits.”

Kata para ulama lainnya: “Dia dituduh membuat hadits palsu tentang shalat 
ar-Raghaa'ib.” [Periksa: Mizaanul I’tidal (III/142-143, no. 5879)]

HADITS KEDUA
“Artinya : Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lainnya seperti keutamaan 
al-Qur-an atas semua perkataan, keutamaan bulan Sya’ban seperti keutamaanku 
atas para Nabi, dan keutamaan bulan Ramadhan seperti keutamaan Allah atas 
semua hamba.”

Keterangan: HADITS INI MAUDHU’
Kata al Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany: “Hadits ini palsu.” [Lihat 
al-Mashnu’ fii Ma’rifatil Haditsil Maudhu’ (no. 206, hal. 128), oleh Syaikh 
Ali al-Qary al-Makky (wafat th. 1014 H)]

HADITS KETIGA:
“Artinya : Barangsiapa shalat Maghrib di malam pertama bulan Rajab, kemudian 
shalat sesudahnya dua puluh raka’at, setiap raka’at membaca al-Fatihah dan 
al-Ikhlash serta salam sepuluh kali. Kalian tahu ganjarannya? Sesungguhnya 
Jibril mengajarkan kepadaku demikian.” Kami berkata: “Allah dan Rasul-Nya 
yang lebih mengetahui, dan berkata: ‘Allah akan pelihara dirinya, hartanya, 
keluarga dan anaknya serta diselamatkan dari adzab Qubur dan ia akan 
melewati as-Shirath seperti kilat tanpa dihisab, dan tidak disiksa.’”

Keterangan: HADITS MAUDHU’
Kata Ibnul Jauzi: “Hadits ini palsu dan kebanyakan rawi-rawinya adalah 
majhul (tidak dikenal biografinya).” [Lihat al-Maudhu’at Ibnul Jauzy 
(II/123), al-Fawaa-idul Majmu’ah fil Ahaadits Maudhu’at oleh as-Syaukany 
(no. 144) dan Tanziihus Syari’ah al-Marfu’ah ‘anil Akhbaaris Syanii’ah 
al-Maudhu’at (II/89), oleh Abul Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Araaq al-Kinani 
(wafat th. 963 H).]

HADITS KEEMPAT
“Artinya : Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab dan shalat empat 
raka’at, di raka’at pertama baca ‘ayat Kursiy’ seratus kali dan di raka’at 
kedua baca ‘surat al-Ikhlas’ seratus kali, maka dia tidak mati hingga 
melihat tempatnya di Surga atau diperlihatkan kepadanya (sebelum ia mati)”

Keterangan: HADITS INI MAUDHU’
Kata Ibnul Jauzy: “Hadits ini palsu, dan rawi-rawinya majhul serta seorang 
perawi yang bernama ‘Utsman bin ‘Atha’ adalah perawi matruk menurut para 
Ahli Hadits.” [Al-Maudhu’at (II/123-124).]

Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany, ‘Utsman bin ‘Atha’ adalah rawi 
yang lemah. [Lihat Taqriibut Tahdziib (I/663 no. 4518)]

HADITS KELIMA
“Artinya : Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab (ganjarannya) sama 
dengan berpuasa satu bulan.”

Keterangan: HADITS INI SANGAT LEMAH
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hafizh dari Abu Dzarr secara marfu’.

Dalam sanad hadits ini ada perawi yang bernama al-Furaat bin as-Saa-ib, dia 
adalah seorang rawi yang matruk. [Lihat al-Fawaa-id al-Majmu’ah (no. 290)]
Kata Imam an-Nasa-i: “Furaat bin as-Saa-ib Matrukul hadits.” Dan kata Imam 
al-Bukhari dalam Tarikhul Kabir: “Para Ahli Hadits meninggalkannya, karena 
dia seorang rawi munkarul hadits, serta dia termasuk rawi yang matruk kata 
Imam ad-Daraquthni.” [Lihat adh-Dhu’afa wa Matrukin oleh Imam an-Nasa'i (no. 
512), al-Jarh wat Ta’dil (VII/80), Mizaanul I’tidal (III/341) dan Lisaanul 
Mizaan (IV/430).]

HADITS KEENAM
“Artinya : Sesungguhnya di Surga ada sungai yang dinamakan ‘Rajab’ airnya 
lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, barangsiapa yang puasa satu 
hari pada bulan Rajab maka Allah akan memberikan minum kepadanya dari air 
sungai itu.”

Keterangan: HADITS INI BATHIL
Hadits ini diriwayatkan oleh ad-Dailamy (I/2/281) dan al-Ashbahany di dalam 
kitab at-Targhib (I-II/224) dari jalan Mansyur bin Yazid al-Asadiy telah 
menceritakan kepada kami Musa bin ‘Imran, ia berkata: “Aku mendengar Anas 
bin Malik berkata, ...”

Imam adz-Dzahaby berkata: “Mansyur bin Yazid al-Asadiy meriwayatkan darinya, 
Muhammad al-Mughirah tentang keutamaan bulan Rajab. Mansyur bin Yazid 
ada-lah rawi yang tidak dikenal dan khabar (hadits) ini adalah bathil.” 
[Lihat Mizaanul I’tidal (IV/ 189)]

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata: “Musa bin ‘Imraan adalah 
majhul dan aku tidak mengenalnya.” [Lihat Silsilah Ahaadits adh-Dha’ifah wal 
Maudhu’ah (no. 1898)]


HADITS KETUJUH.
“Artinya : Barangsiapa berpuasa tiga hari pada bulan Rajab, ditu-liskan 
baginya (ganjaran) puasa satu bulan, barangsiapa berpuasa tujuh hari pada 
bulan Rajab, maka Allah tutupkan baginya tujuh buah pintu api Neraka, 
barangsiapa yang berpuasa delapan hari pada bulan Rajab, maka Allah 
membukakan baginya delapan buah pintu dari pintu-pintu Surga. Dan barang 
siapa puasa nishfu (setengah bulan) Rajab, maka Allah akan menghisabnya 
dengan hisab yang mudah.”

Keterangan: HADITS INI PALSU
Hadits ini termaktub dalam kitab al-Fawaa-idul Majmu’ah fil Ahaadits 
al-Maudhu’ah (no. 288). Setelah membawakan hadits ini asy-Syaukani berkata: 
“Suyuthi membawakan hadits ini dalam kitabnya, al-Laaliy al-Mashnu’ah, ia 
berkata: ‘Hadits ini diriwayatkan dari jalan Amr bin al-Azhar dari Abaan 
dari Anas secara marfu’.’”

Dalam sanad hadits tersebut ada dua perawi yang sangat lemah:
[1]. ‘Amr bin al-Azhar al-‘Ataky.
Imam an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits.” Se-dangkan kata Imam 
al-Bukhari: “Dia dituduh sebagai pendusta.” Kata Imam Ahmad: “Dia sering 
memalsukan hadits.” [Periksa, adh-Dhu’afa wal Matrukin (no. 478) oleh Imam 
an-Nasa-i, Mizaanul I’tidal (III/245-246), al-Jarh wat Ta’dil (VI/221) dan 
Lisaanul Mizaan (IV/353)]

[2]. Abaan bin Abi ‘Ayyasy, seorang Tabi’in shaghiir.
Imam Ahmad dan an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits (ditinggalkan 
haditsnya).” Kata Yahya bin Ma’in: “Dia matruk.” Dan beliau pernah berkata: 
“Dia rawi yang lemah.” [Periksa: Adh Dhu’afa wal Matrukin (no. 21), Mizaanul 
I’tidal (I/10), al-Jarh wat Ta’dil (II/295), Taqriibut Tahdzib (I/51, no. 
142)]

Hadits ini diriwayatkan juga oleh Abu Syaikh dari jalan Ibnu ‘Ulwan dari 
Abaan. Kata Imam as-Suyuthi: “Ibnu ‘Ulwan adalah pemalsu hadits.” [Lihat 
al-Fawaaidul Majmu’ah (hal. 102, no. 288).

Sebenarnya masih banyak lagi hadits-hadits tentang keutamaan Rajab, shalat 
Raghaa-ib dan puasa Rajab, akan tetapi karena semuanya sangat lemah dan 
palsu, penulis mencukupkan tujuh hadits saja.

[Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, 
Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]
_________
Foote Note
[1]. Zaadul Ma’aad (I/375) cet. Muassasah ar-Risalah.
sumber http://www.almanhaj.or.id

_________________________________________________________________
Don't just search. Find. Check out the new MSN Search! 
http://search.msn.click-url.com/go/onm00200636ave/direct/01/





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

------------------------------------------------------------------------
Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam -----> http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
------------------------------------------------------------------------ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke