Assalamu'alaikum warokhmatulloohi wabarokatuh.

Ikwani fiddien. afwan ada bebarapa pertanyaan dari ana.

1. Apakah Potongan artikel di bawah ini juga bisa menjadi contoh sebuah 
kesalahan penggunaan dalil diakibatkan oleh tidak selamatnya memahami ayat 
sebagai akibat dari ta'wil, takyif, tahrif, dll. terhadap ayat.?

<awal potongan>
Beliau mencetuskan kaidah tersebut tidak sembarang, tetapi berdasarkan petunjuk 
Al-Qur'an, As-Sunnah, bimbingan salaf salih, karena kondisi dan situasi, dan 
karena kebutuhan umat Islam untuk saling mendukung dan membantu dalam 
menghadapi musuh mereka yang banyak. Meskipun diantara mereka terjadi 
perselisihan dalam banyak hal, tetapi mereka bersatu dalam menghadapi musuh. 
Inilah yang diperingatkan dengan keras oleh Al-Qur'an, yaitu: orang-orang kafir 
tolong-menolong antara  sesama mereka, sementara orang-orang Islam tidak mau 
saling menolong antara sesamanya. Allah berfirman "Adapun orang-orang kafir, 
sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para 
muslimin) tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Allah itu, niscaya akan 
terjadi kekacauan di-muka bumi dan kerusakan yang besar." (al Anfal 73)

Makna illaa taf'aluuhu (jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah 
diperintahkan Allah itu) ialah: jika kamu tidak saling melindungi dan saling 
membantu antara sebagian dengan sebagian lain sebagaimana yang dilakukan 
orang-orang kafir. Jika itu tidak dilakukan, niscaya akan terjadi kekacauan dan 
kerusakan yang besar di muka bumi. Sebab, orang-orang kafir itu mempunyai sikap 
saling membantu, saling mendukung, dan saling melindungi yang sangat kuat 
diantara sesama mereka, terutama dalam menghadapi kaum muslimin yang 
berpecah-pecah dan saling merendahkan sesamanya.
....

Fatwa-fatwa Kontemporer Dr. Yusuf Qardhawi
Gema Insani Press
Jln. Kalibata Utara II No. 84 Jakarta 12740
Telp. (021) 7984391-7984392-7988593
Fax. (021) 7984388
ISBN 979-561-276-X
<akhir potongan>

2. Mohon kepada ikhwan Bagamana dengan perkataan ulama ahlus sunnah salafush 
shalih dalam memahami ayat yang mulia ini? (al Anfal 73).

3. Bagaimana kaitannya dengan kaidah "KITA BANTU-MEMBANTU DALAM MASALAH YANG 
KITA SEPAKATI, DAN BERSIKAP TOLERAN DALAM MASALAH YANG KITA PERSELISIHKAN"?

Jazakallohu khoiron katsiro.
Abu Hilmy


--- Abu Muhammad bin Jujum Umar Sajuri
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> wa'alaikum salam warohmatulloohi wabarokatuhu,
>
> akhiy rohimakaallooh,
>
> qodarullooh, terjemah yg ana periksa dan yg antum
> periksa sama
> penerbitnya (Syamil),
> antum mengujinya dengan kata "istiwaa" , sedangkan
> ana mengujinya
> dengan sifat Alloh yg lain, yakni "datang".
> Setelah 1x pengujian ana tidak meneruskan,karena ana
> cuma baca di
> perpustakaan musholla.
>
> Di terjemahan tsb ana menemukan ayat QS Al Baqoroh
> ayat 210
> diterjemahkan sebagai berikut :
> Tiada yg mereka nanti-nantikan melainkan datangnya
> (siksa) Alloh dan
> malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan
> diputuskanlah
> perkaranya. Dan hanya kepada Alloh dikembalikan
> segala urusan (QS.Al
> Baqarah ayat 210).
> (persis sama dengan apa yg ana temukan di terjermah
> Qur'an, Departemen
> Agama RI)
>
> Sedangkan pada terjemah yg ana lihat di ringkasan
> tafsir Ibnu Katsir
> yg ditahqiq oleh Dr Abdullah bin Muhammad bin
> Abdurrahman bin Ishaq
> al-Syeikh,penerbit Pustaka Imam Syafi'i, ditulis
> sebagai berikut :
> Tiada yg mereka nanti-nantikan melainkan datangnya
> Alloh dan malaikat
> (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan
> diputuskanlah perkaranya.
> Dan hanya kepada Alloh dikembalikan segala urusan
> (QS.Al Baqarah ayat
> 210).
> (persis sama dengan apa yg ana temukan di tejrermah
> Qur'an, hibah dari
> kerajaan Saudi Arabia)
>
> Ada tambahan kata "siksa" meski dalam kurung. Ini
> termasuk usaha
> tahrif, penggeseran makna dari hakikatnya. Dalam
> ayat ini tidak ada
> indikasi bahwa maknanya harus ditahrif, tidak ada.
> Jika kata "di bawah
> naungan awan" dianggap sebagai indikasi, mereka
> salah besar.
>
> "Maha Suci Tuhan Yang memiliki langit dan bumi,
> Tuhan Yang Memiliki
> 'Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu.
> (terjemah QS.Az-Zukhruf,ayat 82)
>
> Bandingkan dengan perkataan ulama ahlus sunnah
> salafush shalih dalam
> memahami ayat yang mulia ini :
>
> " Tiada yg mereka nanti-nantikan melainkan datangnya
> Alloh dan
> malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, "
> Abu Ja'far ar-Razi
> meriwayatkan , dari Rabi' bin Anas, dari Abu
> al-Aliyah, ia mengatakan
> , "Para malaikat datang di bawah naungan awan,
> sedangkan Alloh Ta'ala
> datang sesuai kehendak-Nya. Ayat ini seperti
> firman-Nya , (yg artinya)
> "Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah
> mengeluarkan kabut
> putihdan diturunkanlah para malaikat
> bergelombang-gelombang." (QS Al
> Furqon ayat 25). [Dari ringkasan tafsir Ibnu Katsir
> yg ditahqiq oleh
> Dr Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq
> al-Syeikh, penerbit
> Pustaka Imam Syafi'i ]
>
> Ayat ini juga didukung oleh ayat 22 QS. Al-Fajr
> (terjemah):
> "dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat
> berbaris-baris"
>
> Terang benar bahwa ahlus-sunnah penafsirannya
> selamat, karena
> menafsirkan ayat Qur'an dengan ayat Qur'an yg
> lainnya. Ahlus-sunnah
> ilmiyah dan komprehensif dalam memahami Qur'an.
> Sedangkan ahlul-hawa
> menghadapkan langsung ayat dengan akalnya.
> Mendahulukan akal dari nash
> justru menjadi ciri kedangkalannya. Tidak berusaha
> mencari ayat-ayat
> yg lain yg berhubungan. Akalnya yg sempit ingin
> men-takyif-kan
> (menggambarkan/mengimajinasikan) bagaimana datangnya
> Alloh, kemudian
> karena akalnya tidak mampu men-takyif maka mereka
> men-tahrif makna.
> Dan ini adalah dosa karena menolak apa yg Alloh
> kabarkan dan menolak
> apa yg Alloh tetapkan untuk diri-Nya sendiri.
> Jika mereka menolak sifat "datangnya Alloh" maka
> berkumpul kejahilan
> tahrif dan ta'thil.
>
> Para shahabat,generasi 'alim, tidak pernah
> memberat-beratkan diri
> dengan menanyakan kepada Rosulullooh shollolloohu
> 'alaihi wa sallam,
> bagaimana datangnya Alloh.
> Bagaimana kita bisa membayangkan  datangnya atau
> ber-istiwa-nya Alloh
> sedangkan Dzat (Diri) Yang Maha Mulia itu lebih
> besar dari alam
> semesta ini sendiri ? Adakah jalan untuk
> membayangkannya ?
> Bagaimana bisa membayangkan Dzat Alloh,Yang Maha
> Besar, Yang tidak
> bergantung pada ruang dan waktu ?
> Bagaimana bisa membayangkan ? Melihat Alloh saja
> tidak ada seorangpun
> pernah mengalaminya.
>
> "Ketahuilah bahwa, tidak ada seorangpun yg akan bisa
> melihat Rabb-Nya
> sehingga ia meninggal dunia " (terjemah hadits
> riwayat imam Muslim no.
> 2930, Mukhtashar Shahih Muslim no.2044 dari shahabat
> 'Abdullah bin
> Umar rodhiyalloohu 'anhu,disalin dari kitab Syarah
> Aqidah Ahlus Sunnah
> wal Jama'ah, penulis ustadz Yazid bin Abdul Qodir
> Jawas,hafidhahulloohu).
>
> Semua pintu imajinasi dan takyif ditutup rapat oleh
> Alloh Yang Maha
> Mulia dengan ayat ini :
> "...Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan
> Dia-lah yang Maha
> Mendengar dan Melihat." (terjemah QS. Asy Syuuro
> ayat 11)
>
> juga dengan ayat ini (terjemah) :
>
> "dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
> (terjemah QS
> Al-Ikhlas ayat 4).
>
> Akhiy rohimakaallooh,
>
> jazaakaalloohu khoiron atas info dari antum tentang
> pocket Qur'an dan
> scan-nya, akhiy, pasti antum sepakat harus ada
> terjemah Qur'an bahasa
> Indonesia yg benar-benar selamat aqidahnya, agar
> kaum muslimin tahu
> aqidah yg benar, dan agar penyimpangan
> terjemah-terjemah yg ada
> sekarang tidak dianggap sebagai kebenaran.Tidak
> semua saudara kita
> bisa membeli kitab tafsir untuk belajar. Juga karena
> terjemah Qur'an
> adalah yang paling sering bersentuhan dengan
> penuntut ilmu.Kita semua
> cemburu dengan keadaan sekarang ini. Ana berharap
> tashfiyah terhadap
> terjemah Qur'an tidak terlewatkan dakwah salaf yang
> mulia ini.
>
> Dan jika antum tidak keberatan tolong juga di-scan
> terjemah QS.
> Al-Baqoroh ayat 210, agar jelas bagi ana dan ikhwah
> yg lain,mungkin
> terjemahannya sudah direvisi oleh penerbit.(jika
> demikian ana melihat
> di terbitan sebelum revisi).
>
> Ana bisa memahami kesalahan yg dilakukan oleh
> penerbit-penerbit
> terjemah Qur'an yg ada, sebab dari terjemahan yg
> dikeluarkan
> Departemen Agama RI saja sudah ada kesalahan.
> Ditambah tidak ada usaha
> untuk mentahqiq berdasarkan kepada aqidah yg shahih.
>
> Mohon maaf atas kesalahan, semoga menjadi nasihat
> bagi kaum muslimin.
>
>
> Wassalamu'alaikum warohmatulloohi wabarokatuhu,
>
>
> akhukum fiillaah,
>
>
>
=== message truncated ===


________________________
Yahoo! Music Unlimited
Access over 1 million songs. Try it free.
http://music.yahoo.com/unlimited/




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

------------------------------------------------------------------------
Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam -----> http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
------------------------------------------------------------------------ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke