Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,

3. Karena ada Suatu Kebutuhan

Dari Ibnu Abbas ra., dia berkata, *"Rasulullah ShalallaHu alaiHi wa sallam 
pernah menjama' shalat Zhuhur dengan 'Ashar di Madinah, tidak dalam keadaan 
takut maupun hujan"* (hadits ini di*shahih*kan oleh Syaikh Albani dalam 
*Shahiihul Jaami'ush Shaghiir* no. 1068).

tanya: apakah definisi suatu kebutuhan itu? Apakah kuliah, kerja, dll bisa 
dikategorikan seperti ini? Maaf, soalnya saya lihat org2 arab di sini (paris) 
selalu menjamak sholatnya dg alasan kuliah atau kerja

tanya lagi: bagaimana ketika datang di mesjid untuk menjamak ta'khir solat 
dhuhur dg asar, tapi di dalam mesjid sedang dilakukan solat jamaah asar.
Apakah ikut jamaah solat tapi dg niat solat duhur, atau bagaimana?

baarokallaahu fiik,

hanif



2006/4/20, Budi Aribowo <[EMAIL PROTECTED]>:
>
> Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,
>
> Mas Eko, saya jawab yang menjamak antara maghrib dan Isya ya, oh ya kalau
> sedang safar sunnahnya shalat fardhu dikerjakan 2 raka'at untuk shalat yang
> 4 raka'at (qashar) sementara maghrib dan shubuh tidak berubah, semoga
> tulisan berikut bermanfaat
>
>  Shalat Jama' dan Qashar (2)
>
> Menjama' Shalat * *
> Shalat yang dapat dijama' adalah Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan
> Isya'.  Dapat dikerjakan di awal waktu (*jama' taqdim*) dan dapat pula
> dikerjakan di akhir waktu (*jama' takhir*).
>
> Sebab – sebab boleh menjama' shalat :
>
> 1. Safar
>
> Dari Anas ra., dia berkata, *"Jika Rasulullah ShalallaHu alaiHi wa sallam
> berpergian sebelum matahari tergelincir, beliau akhirkan Zhuhur hingga waktu
> 'Ashar.  Beliau turun dari kendaraannya lalu menjama' keduanya.  Dan jika
> matahari sudah tergelincir sebelum melakukan perjalanan, maka beliau shalat
> Zhuhur lalu naik kendaraan"* (HR. Al Bukhari no. 1112, Muslim no. 704, Abu
> Dawud no. 1206 dan An Nasa'i I/248)
>
> 2. Hujan
>
> Dari Nafi' ra., "*Jika Abdullah Ibnu Umar ra. mengumpulkan para amir
> (gubernur) antara Maghrib dan Isya ketika hujan, maka dia menjama' shalat
> bersama mereka"* (HR. Muslim no. 706 dan Ibnu Majah no. 1070)
>
> Dari Musa bin Uqbah, *"Ketika turun hujan, Umar bin Abdul Aziz pernah
> menjama' shalat Maghrib dengan Isya di akhir waktu, sedangkan Sa'id al
> Musayyib, Urwah bin Az Zubair, Abu Bakar bin Abdurahman serta ulama zaman
> itu bermakmum di belakangnya.  Namun mereka tidak mengingkari perbuatan
> tersebut"* (HR. Al Baihaqi III/168-169, di*shahih*kan oleh Syaikh Albani
> di Kitab *Irwaa'ul Ghaliil* III/40)
>
> 3. Karena ada Suatu Kebutuhan
>
> Dari Ibnu Abbas ra., dia berkata, *"Rasulullah ShalallaHu alaiHi wa sallam
> pernah menjama' shalat Zhuhur dengan 'Ashar di Madinah, tidak dalam keadaan
> takut maupun hujan"* (hadits ini di*shahih*kan oleh Syaikh Albani dalam 
> *Shahiihul
> Jaami'ush Shaghiir* no. 1068).
>
> Abu Zubair berkata, "*Lalu aku bertanya pada Sa'id, 'Kenapa beliau
> melakukannya ?', Dia menjawab, 'Aku pernah bertanya hal yang sama kepada
> Ibnu Abbas.  Lalu dia berkata, 'Beliau tidak ingin memberatkan salah
> seorang pun dari umatnya'".*
> * *
> Imam An Nawawi berkata dalam *Syarh Muslim* V/129, "*Sejumlah imam
> berpendapat tentang bolehnya menjama' shalat dalam keadaan mukim bagi orang
> yang tidak menjadikannya kebiasaan".*  Pendapat ini diperkuat oleh zhahir
> perkataan Ibnu Abbas ra., *"Beliau tidak ingin memberatkan umatnya"*.  Dia
> tidak menyebutkan alasan sakit atau yang lainnya.  *WallaHu a'lam*.
>
> Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengungkapkan dalam *Majmu'atul Rasail wa
> Masail* II/26-27, *"Menjama' shalat bukanlah termasuk sunnah perjalanan
> seperti menqashar shalat, tetapi ia dilakukan karena suatu hajat baik ketika
> sedang dalam perjalanan atau tidak.  Rasulullah juga menjama' shalat pada
> saat tidak dalam perjalanan supaya tidak memberatkan umatnya"*
>
> [Menjama' shalat, walaupun dikerjakan di akhir waktu, urutan shalatnya
> tidak berubah.  Contoh, ketika menjama' shalat Maghrib dengan Isya di
> waktu Isya maka yang dikerjakan adalah shalat maghrib terlebih dahulu baru
> kemudian shalat Isya, *wallaHu a'lam* – ini adalah hasil konsultasi saya
> dengan Redaksi Majalah Al Furqan, namun saya belum mendapatkan dalil *
> naqli*nya, mungkin ada yang bisa membantu ?]
>
> Maraji' :
>
> 1. *Ensiklopedi Fatwa Syaikh Albani*, Penyusun : Mahmud Ahmad Rasyid,
> Pustaka As Sunnah, Jakarta, Cetakan Pertama, Juni 2005 M.
> 2. *Panduan Fiqh Lengkap Jilid 1*, Syaikh Abdul 'Azhim bin Badawi Al
> Khalafi, Pustaka Ibnu Katsir, Cetakan Pertama, Jumadil Akhir 1426 H/Juli
> 2005 M.
>
>
>
> *MDN - Eko Junaidi <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
>
> Assalamu'alykum warohmatullahi wabaarokatuh,
>
> Alhamdulillah, atas segala nikmat & karunia Allah Subhana Wata'ala
> yang masih tercurah hingga saat ini.
>
> Seseorang bertanya bagaimana cara melaksanakan Sholat Maghrib, Isya
> dan Subuh ketika seseorang dalam safar.  Ia khawatir perjalanan hanya
> memungkinkan utk Jamak Maghrib & Isya, sementara waktu Subuh mungkin
> terlewat karena pada saat itu sedang dalam perjalanan dg angkutan umum.
> Diperkirakan tiba di tujuan pukul 9 pagi.
>
> Jazzakallahu khoir atas bantuannya
> Abu Qisthi




--------------------------------------------
Website Anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
--------------------------------------------
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke