http://fatwa-ulama.com/baru/content/view/56/48/

Nasihat Buat Para Dai yang Sedang Berselisih

Penulis: Syaikh Ibnu Baz

Berikut nasihat panjang Syaikh bin Baz terhadap para dai yang sedang berselisih.

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. 
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita, Muhammad, 
nabi yang terpercaya, juga kepada keluarga, para sahabat dan mereka yang 
mengikuti sunnahnya hingga hari berbangkit.
Amma ba'd,

Sesungguhnya Allah -subhanahu wata'ala- telah memerintahkan untuk berbuat adil 
dan kebajikan serta melarang berbuat zhalim, melampaui batas dan bermusuhan. 
Allah telah mengutus nabiNya a sebagai-mana pula para rasul lainnya untuk 
menyerukan dakwah tauhid dan ikhlas beribadah hanya untuk Allah semata. Allah 
memerin-tahkannya untuk menegakkan keadilan, dan Allah pun melarang 
kebalikannya, yaitu yang berupa penghambaan kepada selain Allah, berpecah 
belah, berbuat sewenang-wenang terhadap hak-hak para hamba.

Telah tersebar berita akhir-akhir ini, bahwa banyak di antara para ahli ilmu 
dan para praktisi dakwah yang melakukan cercaan terhadap saudara-saudara mereka 
sendiri, para dai terkemuka, mereka berbicara tentang kepribadian para ahli 
ilmu, para dai dan para guru besar. Mereka lakukan itu dengan 
sembunyi-sembu-nyi di majlis-majlis mereka. Adakalanya itu direkam lalu 
disebarkan ke masyarakat. Ada juga yang melakukan dengan terang-terangan pada 
saat kajian-kajian umum di masjid.

Cara ini bertolak belakang dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan 
Rasul-Nya dilihat dari beberapa segi, di antaranya:
Pertama, ini merupakan pelanggaran terhadap hak prifasi sesama muslim, bahkan 
ini terhadap golongan khusus, yaitu para penuntut ilmu dan para dai yang telah 
mengerahkan daya upaya mereka untuk membimbing dan membina masyarakat, 
melurus-kan aqidah dan manhaj mereka, bersungguh-sungguh dalam mengisi berbagai 
kajian dan ceramah, serta menulis buku-buku yang bermanfaat.

Kedua, bahwa ini bisa memecah belah kaum muslimin dan memporakporandakan 
barisan mereka, padahal mereka sangat membutuhkan kesatuan dan harus dijauhkan 
dari perpecahan dan saling menggunjing antar mereka. Lebih-lebih bahwa para dai 
dimaksud termasuk golongan ahlus sunnah wal jama'ah yang dikenal memerangi 
bid'ah dan khurafat serta menghadapi lang-sung para penyerunya, membongkar 
trik-trik dan reka perdaya-nya. Karena itu, perbuatan ini tidak ada maslahatnya 
kecuali bagi para musuh yang senantiasa mengintai, yaitu kaum kuffar dan para 
munafiq atau para ahli bid'ah dan kesesatan.

Ketiga, Bahwa perbuatan ini mengandung propaganda dan dukungan terhadap 
tujuan-tujuan yang diusung oleh para sekuler, para westernis dan para penentang 
lainnya yang dikenal agresif menjatuhkan kredibilitas para dai, mendustakan 
mereka dan mengekspos kebalikan dari apa-apa yang mereka tulis dan mereka 
rekam. Sikap yang dilakukan oleh mereka yang tergesa-gesa melaku-kan ini, yang 
ternyata malah membantu musuh untuk menyerang saudara-saudaranya sendiri, yaitu 
para thalib 'ilm dan para dai, adalah perbuatan yang tidak termasuk hak 
persaudaraan Islam.

Keempat, Bahwa perbuatan ini bisa merusak hati masyarakat awam dan golongan 
khusus, bisa menyebarkan dan menyuburkan kebohongan dan isu-isu sesat, bisa 
menjadi penyebab banyaknya menggunjing dan menghasud serta membukakan 
pintu-pintu ke-burukan bagi jiwa-jiwa yang cenderung menebar keraguan dan 
bencana serta berambisi mencelakakan kaum mukminin secara tidak langsung.

Kelima, Bahwa banyak pernyataan dalam hal ini yang ter-nyata tidak ada 
hakikatnya, tapi hanya merupakan asumsi-asumsi yang dibisikkan setan kepada 
para pengungkapnya. Sementara itu Allah q telah berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari pra-sangka, 
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari 
kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang 
lain." (Al-Hujurat: 12)

Seorang mukmin hendaknya bisa menyikapi perkataan saudaranya sesama muslim 
dengan sikap yang lebih baik. Seorang alim dahulu mengatakan, "Jangan kau 
berburuk sangka dengan kalimat yang keluar dari (mulut) saudaramu walaupun 
engkau tidak me-nemukan yang baiknya."

Keenam, hasil ijtihad sebagian ulama dan penuntut ilmu dalam perkara-perkara 
yang menuntut ijtihad, maka pencetusnya tidak dihukum dengan pendapatnya jika 
ia memang berkompeten untuk berijtihad. Jika ternyata itu bertentangan dengan 
yang lain-nya, maka seharusnya dibantah dengan cara yang lebih baik, demi 
mencapai kebenaran dengan cara yang paling cepat dan demi menjaga diri dari 
godaan setan dan reka perdayanya dihembus-kan di antara sesama mukmin. Jika itu 
tidak bisa dilakukan, lalu seseorang merasa perlu untuk menjelaskan perbedaan 
tersebut, maka hendaknya disampaikan dengan ungkapan yang paling baik dan 
isyarat yang sangat halus. Tidak perlu menghujat atau menje-lek-jelekkan, 
karena hal ini bisa menyebabkan ditolak atau dihin-darinya kebenaran. Di 
samping itu, tidak perlu menghujat pribadi-pribadi tertentu atau melontarkan 
tuduhan-tuduhan dengan maksud-maksud tertentu, atau dengan menambah-nambah 
perka-taan yang tidak terkait.

Rasulullah  -shollallaahu'alaihi wasallam- telah memberikan contoh dalam 
menghadapi kondisi semacam ini dengan ungkapan,

??? ????? ????????? ???????? ????? ???????

."Kenapa ada orang-orang yang mengatakan demikian dan demi-kian." (HR. Muslim 
dalam an-Nikah (1401))

Saya sarankan kepada saudara-saudara yang telah menge-cam para dai, hendaknya 
bertaubat kepada Allah q dari per-buatan yang telah mereka lakukan, atau 
meralat dengan lisan mereka seputar masalah yang bisa menyebabkan rusaknya hati 
sebagian pemuda dan bisa menimbulkan kedengkian serta mema-lingkan mereka dari 
menuntut ilmu yang bermanfaat dan aktifitas dakwah, karena santernya isu-isu 
tentang si fulan dan si fulan, lalu mencari hal-hal yang dianggapnya sebagai 
kesalahan orang lain kemudian mempublikasikannya.

Saya sarankan juga agar mereka meralat apa yang telah me-reka lakukan, baik 
melalui tulisan ataupun lainnya yang dapat membebaskan diri mereka dari 
perbuatan semacam ini dan meng-hilangkan kesan yang terekam di benak 
orang-orang yang telah mendengar ucapan mereka, dan hendaknya pula mereka 
mengi-ringi dengan amalan-amalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah dan 
berguna bagi manusia, serta senantiasa waspada agar tidak terburu-buru 
melontarkan tuduhan kafir, fasik atau pelaku bid'ah terhadap orang lain tanpa 
bukti, karena nabi a telah mengingatkan,

???????? ?????? ????? ????????? ??? ??????? ?????? ????? ????? ???????????.

"Orang mana pun yang mengatakan, 'wahai kafir' kepada sauda-ranya, maka 
pernyataan ini berlaku pada salah seorang dari keduanya."(HR. Al-Bukhari dalam 
Al-Adab (6104), Muslim dalam Al-Iman (60))

Di antara yang disyari'atkan bagi para penyeru kebenaran dan para penuntut 
ilmu, apabila menghadapi suatu perkara karena ucapan para ahli ilmu atau 
lainnya, hendaknya mereka berkonsul-tasi kepada para ulama yang mu'tabar (yang 
diakui kredibilitas dan kapabilitasnya) dan menanyakan kepada mereka tentang 
per-kara tersebut sehingga para ulama itu bisa menjelaskan perkaranya dan 
memposisikan mereka pada hakikatnya serta menghilangkan keraguan mereka. 
Tindakan ini sebagai pelaksanaan firman Allah -subhanahu wata'ala- yang 
disebutkan dalam surat An-Nisa',
"Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang kea-manan ataupun 
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada 
Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin 
mengetahui kebenaran-nya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil 
Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah 
kamu mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antaramu)." (An-Nisa': 83)

Hanya Allah-lah tempat meminta, semoga Allah memper-baiki kondisi semua kaum 
muslimin, mempersatukan hati dan amal mereka dalam ketakwaan, mempersatukan 
semua ulama kaum muslimin dan semua penyeru kebenaran dengan segala sesuatu 
yang dapat melahirkan keridhaanNya dan bermanfaat bagi para hambaNya, 
mempersatukan kalimat mereka pada petunjuk dan menyelamatkan mereka dari 
faktor-faktor perpecahan dan perselisihan, serta semoga Allah memenangkan 
kebenaran melalui mereka dan mengalahkan kebatilan. Sesungguhnya Allah 
Mahakuasa atas itu. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita 
Muhammad, keluarga dan para sahabatnya serta mereka yang menigkuti petunjuknya 
hingga hari berbangkit.

Majmu' Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah, Syaikh Ibnu Baz (7/311-314). Disalin 
dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 2, penerbit Darul Haq.





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
You can search right from your browser? It's easy and it's free.  See how.
http://us.click.yahoo.com/_7bhrC/NGxNAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

SALURKAN BANTUAN ANDA UNTUK KAUM MUSLIMIN YANG TERKENA MUSIBAH
GEMPA DI DAERAH YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA KEPADA LEMBAGA AMAL YANG
TERPERCAYA
--------------------------------------------
Website Anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
--------------------------------------------
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke