HUKUM TERHADAP ORANG YANG MENGINGKARI ADANYA KEHIDUPAN AKHIRAT

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
sumber http://www.almanhaj.or.id

Pertanyaan:
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apa hukum terhadap orang 
yang mengingkari kehidupan akhirat dan mengklaim bahwa hal itu hanyalah 
khurafat yang ada pada abad-abad pertengahan? Dan bagaimana membungkam 
argumentasi mereka?

Jawaban.
Barangsiapa yang mengingkari kehidupan akhirat dan mengklaim bahwa hal itu 
merupakan khurafat yang ada pada abad-abad pertengahan, maka dia kafir. Hal 
ini berdasarkan firman-firman Allah berikut:

[1]. FirmanNya.
"Artinya : Dan tentu mereka akan mengatakan (pula), 'Hidup hanyalah 
kehidupan kita di dunia saja, da kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan.' 
Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Rabbnya 
(tentulah kamu melihat peristiwa yang meng-harukan). Berfirman Allah,' 
Bukankah (kebangkitan) itu benar,' Mereka menjawab,' Sungguh benar, demi 
Rabb kami.' Berfirman Allah, 'Karena itu rasakanlah adzab ini, disebabkan 
kamu mengingkari(nya) ' . " [Al-An'am:29-30]

[2]. FirmanNya.
"Artinya : Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang 
mendustakan. (yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan. Dan tidak 
ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang 
melampui batas lagi berdosa. yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat 
Kami, ia berkata, "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu." 
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu 
menutup hati mereka. Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu 
benar-benar terhalang dari (melihat) Rabb mereka." Kemudian, sesungguhnya 
mereka benar-benar masuk neraka. Kemudian, dikatakan (kepada mereka), ' 
Inilah adzab yang dahulu selalu kamu dustakan'." [Al-Muthaffifin:10-17]

[3]. FirmanNya.
"Artinya : Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan Kami sediakan neraka 
yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat." [Al-Furqan : 
11].

[4]. FirmanNya.
"Artinya : Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan 
dengan Dia, mereka putus asa dari rahmatKu, dan mereka itu mendapat adzab 
yang pedih. " [Al-Ankabut : 23]

Sedangkan untuk membungkam argumentasi mereka yang mengingkari tersebut 
adalah sebagai berikut:

Pertama.
Sesungguhnya riwayat tentang perkara kebangkitan sudah dinukil secara 
mutawatir oleh para Nabi dan Rasul di dalam kitab-kitab Ilahi dan 
syari'at-syari'at langit serta telah diterima secara meluas oleh umat-umat 
mereka. Bagaimana mungkin kalian mengingkarinya sementara kalian malah 
membenarkan riwayat yang dinukil para filosof atau pemilik suatu aliran atau 
prinsip tertentu kepada kalian sekalipun informasi tentang hal itu tidak 
mencapai tingkatan informasi mengenai perkara kebangkitan, baik dari aspek 
sarana periwayatannya ataupun persaksian realitas.

Kedua.
Sesungguhnya perkara kebangkitan dapat diterima oleh akal. Hal itu ditinjau 
dari beberapa aspek,

[1]. Setiap orang tidak ada yang mengingkari bahwa makhluk diciptakan dari 
tidak ada dan bahwa ia baru terjadi dari tidak terjadi. Maka tentunya, bahwa 
Yang menciptakan dan menjadikannya ada setelah tidak ada juga mampu 
mengembalikannya (menghidupkannya) kelak adalah lebih berhak lagi. Hal ini 
sebagaimana firmanNya,

"Artinya : Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian 
mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkannya kembali itu 
adalah lebih mudah bagiNya." [Ar-Rum : 27]

Dan firmanNya.
"Artinya : Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami 
akan mengulanginya. Itulah janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya 
Kamilah yang akan melaksanakannya." [Al-Anbiya’: 104]

[2]. Setiap orang tidak ada yang mengingkari keagungan penciptaan langit dan 
bumi karena bentuk keduanya yang besar dan pembuatannya yang demikian indah. 
Maka tentunya, bahwa Yang menciptakan keduanya juga mampu mengembalikannya 
(seperti semula) adalah lebih berhak lagi. Sebagaimana firman-firmanNya.

"Artinya : Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada 
penciptaan manusia." [Ghafir : 57]

"Artinya : Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah 
yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena 
menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati Ya (bahkan) sesungguhnya 
Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. " [Al-Ahqaf : 33]

"Artinya : Dan Tidaklah Rabb yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa 
menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar Dia 
berkuasa. Dan Dialah Maha Pencita lagi Maha Mengetahui, Sesungguhnya 
perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata 
kepadanya,’Jadilah! ' maka terjadilah ia." [Yasin : 81-82].

[3]. Setiap orang yang memiliki pengetahuan menyaksikan bumi yang kering dan 
tumbuh-tumbuhannya mati, lalu turun hujan menyiraminya sehingga menjadi 
subur dan tumbuh-tumbuhan hidup kembali setelah mati. Yang Mahakuasa untuk 
menghidup-kannya setelah ia mati adalah juga Yang Mahakuasa untuk 
menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati dan membangkitkannya. Allah 
Subanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)Nya bahwa kamu melihat 
bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya 
ia bergerak dan subur. Sesungguhnya (Rabb) Yang menghidupkannya tentu dapat 
menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." 
[Fushshilat : 39]

Ketiga.
Sesungguhnya perkara kebangkitan dapat dirasakan oleh fisik dan realitas 
terhadap kejadian-kejadian hidup kembalinya orang-orang yang sudah mati. Di 
dalam surat Al-Baqarah, Allah menyinggung lima kejadian, yaitu firmanNya,

"Artinya : Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang-orang yang melalui 
suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata, 
'Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah roboh' Maka Allah 
mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah 
bertanya, 'Berapakah lamanya kamu tinggal disini?' la menjawab, 'Saya telah 
tinggal di sini sehari atau setengah hari. ' Allah berfirman, ' Sebenarnya 
kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan 
dan minumanmu yang belum lagi berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu 
(yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda 
kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai 
itu, bagaimana kami menyusunnya kembali, kemudian Kami menutupnya kembali 
dengan daging. ' Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah 
menghidupkan yang telah mati) diapun berkata, 'Saya yakin bakwa Allah 
Mahakuasa atas segala sesuatu." [Al-Baqarah : 259]

Keempat.
Sesungguhnya hikmah menuntut adanya kebangkitan setelah kematian agar setiap 
jiwa mendapatkan balasan perbuatannya sebab bila tidak demikian, maka 
tentunya penciptaan manusia akan menjadi sia-sia, tidak ada nilainya, tidak 
ada hikmahnya serta tidak akan ada perbedaan antara manusia dan 
binatang-binatang di dalam kehidupan duniawi ini. Hal ini sebagaimana 
firman-firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berikut.

"Artinya : Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan 
kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada 
Kami. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya;tidak ada ilah (yang 
berhak disembah) selain Dia, Rabb (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia. 
[Al-Mu'minun : 115-116]

"Artinya : Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan 
(waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia 
usahakan." [Thaha : 15]

"Artinya : Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang 
sungguh-sungguh, 'Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.' (Tidak 
demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitkan-nya), sebagai suatu janji 
yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. Agar 
Allah menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, dan agar 
orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang 
berdusta. Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami 
menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya, 'Kun (jadilah) Maka jadilah 
ia." [An-Nahl : 38-40]

"Artinya : Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak 
akan dibangkitkan. Katakanlah, 'Tidak demikian, demi Rabb-ku, benar-benar 
kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah 
kamu kerjakan.' Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." [At-Taghabun : 
7]

Maka, bila anda telah menjelaskan argumentasi-argumentasi ini kepada para 
pengingkar adanya hari kebangkitan namun mereka terus ngotot dengan hal itu, 
berarti mereka itu adalah orang-orang sombong lagi pembangkang. Dan, 
orang-orang yang berbuat kezhaliman akan mengetahui ke tempat mana mereka 
akan kembali.

[Majmu' Fatawa Wa Rasa'il Syaikh ibn Utsaimin, Juz.11, hal. 22-25]

[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min 
Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, hal 
131-133 Darul Haq]

_________________________________________________________________
Don't just search. Find. Check out the new MSN Search! 
http://search.msn.com/





Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke