----- Original Message -----
>From: Ori Rahmat <[EMAIL PROTECTED]>
>Subject: Tanya Hadist Sekelompok Pemuda
>Assalamu'alaikum WarakhmatullahiWabarakatuh,
>Saya mau tanya mengenai hadist ini, tingkatannya apa?
>"Pada akhir zaman akan muncul sekelompok orang yang berusia muda dan jelek
>budi pekertinya. Mereka berkata-kata dengan menggunakan firman Allah,
>padahal mereka telah keluar dari Islam seperti melesatnya anak panah dari 
>busurnya. Iman mereka tidak melewati tenggorokannya. Di mana pun kalian
>menjumpai mereka, maka bunuhlah mereka. Karena sesungguhnya orang yang
>membunuh mereka akan mendapatkan pahala di Hari Kiamat. (HR. Bukhari)" 
>Terima Kasih

Alhamdulillah,
Semisal dengan kutipan diatas, saya salinkan dari situs almanhaj yaitu ::

Artinya : Akan keluar pada akhir zaman suatu kaum, umurnya masih muda, 
sedikit ilmunya, mereka mengatakan dari sebaik-baik manusia. Membaca 
Al-Qur'an tidak melebihi kerongkongannya. Terlepas dari agama seperti 
terlepasnya anak panah dari busurnya". [Hadits Riwayat Bukhari, VI/618, No. 
3611, Muslim, II/746 No. 1066].

Lengkapnya saya salinkan dibawah ini, semoga bermanfaat

SIFAT-SIFAT KHAWARIJ

Oleh
Muhammad Abdul Hakim Hamid
Bagian Terakhir dari Dua Tulisan [2/2]
Sumber http://www.almanhaj.or.id


[4]. KERAS TERHADAP KAUM MUSLIMIN
Sesungguhnya kaum Khawarij dikenal bengis dan kasar, mereka sangat keras dan 
bengis terhadap muslimin, bahkan kekasaran mereka telah sampai pada derajat 
sangat tercela, yaitu menghalalkan darah dan harta kaum muslimin serta 
kehormatannya, mereka juga membunuh dan menyebarkan ketakutan di 
tengah-tengah kaum muslimin. Adapun para musuh Islam murni dari kalangan 
penyembah berhala dan lainnya, mereka mengabaikan, membiarkan serta tidak 
menyakitinya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberitakan sifat mereka ini 
dalam sabdanya :

"Artinya : ....Membunuh pemeluk Islam dan membiarkan penyembah berhala 
....". [Hadits Riwayat Bukhari, VI/376, No. 3644, Muslim II/42 No. 1064].

Sejarah telah mencatat dalam lembaran-lembaran hitamnya tentang Khawarij 
berkenan dengan cara mereka ini. Di antara kejadian yang mengerikan adalah 
kisah sebagai berikut :"Dalam perjalanannya, orang-orang Khawarij bertemu 
dengan Abdullah bin Khabab. Mereka bertanya :"Apakah engkau pernah mendengar 
dari bapakmu suatu hadits yang dikatakan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi 
wa sallam. Ceritakanlah kepada kami tentangnya". Berkata : "Ya, aku 
mendengar dari bapakku, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
menyebutkan tentang fitnah. Yang duduk ketika itu lebih baik dari pada yang 
berdiri, yang berdiri lebih baik dari pada yang berjalan, dan yang berjalan 
lebih baik dari yang berlari. Jika engkau menemukannya, hendaklah engkau 
menjadi hamba Allah yang terbunuh". Mereka berkata :"Engkau mendengar hadits 
ini dari bapakmu dan memberitakannya dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam ?". Beliau menjawab :"Ya". Setelah mendengar jawaban tersebut, mereka 
mengajaknya ke hulu sungai, lalu memenggal lehernya, maka mengalirlah 
darahnya seolah-olah seperti tali terompah. Lalu mereka membelah perut budak 
wanitanya dan mengeluarkan isi perutnya, padahal ketika itu sedang hamil.

Kemudian mereka datang ke sebuah pohon kurma yang lebat buahnya di Nahrawan. 
Tiba-tiba jatuhlah buah kurma itu dan diambil salah seorang di antara mereka 
lalu ia masukkan ke dalam mulutnya. Berkatalah salah seorang di antara 
mereka. "Engkau mengambil tanpa dasar hukum, dan tanpa harga (tidak 
membelinya dengan sah)". Akhirnya ia pun meludahkannya kembali dari 
mulutnya. Salah seorang yang lain mencabut pedangnya lalu 
mengayun-ayunkannya. Kemudian mereka melewati babi milik Ahlu Dzimmah, lalu 
ia penggal lehernya kemudian di seret moncongnya. Mereka berkata, "Ini 
adalah kerusakan di muka bumi". Setelah mereka bertemu dengan pemilik babi 
itu maka mereka ganti harganya". [Lihat Tablis Iblis, hal. 93-94].

Inilah sikap kaum Khawarij terhadap kaum muslimin dan orang-orang kafir. 
Keras, bengis, kasar terhadap kaum muslimin, tetapi lemah lembut dan 
membiarkan orang-orang kafir.

Jadi mereka tidak dapat mengambil manfa'at dari banyaknya tilawah dan dzikir 
mereka, mengingat mereka tidak mengambil petunjuk dengan petunjuk-Nya dan 
tidak menapaki jalan-jalan-Nya. Padahal sang Pembuat Syari'at telah 
menerangkan bahwa syari'atnya itu mudah dan lembut. Dan sesungguhnya yang 
diperintahkan supaya bersikap keras terhadap orang kafir dan lemah lembut 
terhadap orang beriman. Tetapi orang-orang Khawarij itu membaliknya. [Lihat 
Fathul Bari, XII/301].

[5]. SEDIKITNYA PENGETAHUAN MEREKA TENTANG FIQIH.
Sesungguhnya kesalahan Khawarij yang sangat besar adalah kelemahan mereka 
dalam penguasaan fiqih terhadap Kitab Allah dan Sunnah Nabi Shallallahu 
'alaihi wa sallam. Yang kami maksudkan adalah buruknya pemahaman mereka, 
sedikitnya tadabbur dan merasa terikat dengan golongan mereka, serta tidak 
menempatkan nash-nash dalam tempat yang benar.

Dalam masalah ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menerangkan 
kepada kita dalam sabdanya.

"Artinya : ...Mereka membaca Al-Qur'an, tidak melebihi kerongkongannya".

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mempersaksikan akan banyaknya 
bacaan/tilawah mereka terhadap Al-Qur'an, tetapi bersamaan dengan itu mereka 
di cela. Kenapa .? Karena mereka tidak dapat mengambil manfaat darinya 
disebabkan kerusakan pemahaman mereka yang tumpul dan penggambaran yang 
salah yang menimpa mereka. Oleh karenanya mereka tidak dapat membaguskan 
persaksiannya terhadap wahyu yang cemerlang dan terjatuh dalam kenistaan 
yang abadi.

Berkata Al-Hafidzh Ibnu Hajar :"Berkata Imam Nawawi, bahwa yang dimaksud 
yaitu mereka tidak ada bagian kecuali hanya melewati lidah mereka, tidak 
sampai pada kerongkongan mereka, apalagi ke hati mereka. Padahal yang 
diminta adalah dengan men-tadaburi-nya supaya sampai ke hatinya". [Lihat 
Fathul Baari, XII/293].

Kerusakan pemahaman yang buruk dan dangkalnya pemahaman fiqih mereka 
mempunyai bahaya yang besar. Kerusakan itu telah banyak membingungkan umat 
Islam dan menimbulkan luka yang berbahaya. Dimana mendorong pelakunya pada 
pengkafiran orang-orang shalih. menganggap mereka sesat serta mudah mencela 
tanpa alasan yang benar. Akhirnya timbullah dari yang demikian itu 
perpecahan, permusuhan dan peperangan.

Oleh karena itu Imam Bukhari berkata :"Adalah Ibnu Umar menganggap mereka 
sebagai Syiraaru Khaliqah (seburuk-buruk mahluk Allah)". Dan dikatakan bahwa 
mereka mendapati ayat-ayat yang diturunkan tentang orang-orang kafir, lalu 
mereka kenakan untuk orang-orang beriman". [Lihat Fathul Baari, XII/282].

Ketika Sa'id bin Jubair mendengar pendapat Ibnu Umar itu, ia sangat gembira 
dengannya dan berkata :"Sebagian pendapat Haruriyyah yang diikuti 
orang-orang yang menyerupakan Allah dengan mahluq (Musyabbihah) adalah 
firman Allah Yang Maha Tinggi.

"Artinya : Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah, 
maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir". [Al-Maaidah : 44].

Dan mereka baca bersama ayat di atas :

"Artinya : Kemudian orang-orang yang kafir terhadap Rabb-Nya 
mempersekutukan". [Al-An'aam : 1].

Jika melihat seorang Imam menghukumi dengan tidak benar, mereka akan berkata 
:"Ia telah kafir, dan barangsiapa yang kafir berarti menentang Rabb-Nya dan 
telah mempersekutukan-Nya, dengan demikian dia telah musyrik". Oleh karena 
itu mereka melawan dan memeranginya. Tidaklah hal ini terjadi, melainkan 
karena mereka menta'wil (dengan ta'wil yang keliru, -pen) ayat ini...".

Berkata Nafi':"Sesungguhnya Ibnu Umar jika ditanya tentang Haruriyyah, 
beliau menjawab bahwa mereka mengkafirkan kaum muslimin, menghalalkan darah 
dan hartanya, menikahi wanita-wanita dalam 'iddahnya. Dan jika di datangkan 
wanita kepada mereka, maka salah seorang diantara mereka akan menikahinya, 
sekalipun wanita itu masih mempunyai suami. Aku tidak mengetahui seorangpun 
yang lebih berhak diperangi melainkan mereka". [Lihat Al-I'tisham, 
II/183-184].

Imam Thabari meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas 
radhiyallahu 'anhuma bahwa ia menyebutkan tentang Khawarij dan apa yang ia 
dapati ketika mereka membaca Al-Qur'an dengan perkataannya :"Mereka beriman 
dengan yang muhkam dan binasa dalam ayat mutasyabih". [Lihat Tafsir 
Ath-Thabari, III/181]

Pemahaman mereka yang keliru itu mengantarkan mereka menyelisihi Ijma' Salaf 
dalam banyak perkara, hal itu dikarenakan oleh kebodohan mereka dan 
kekaguman terhadap pendapat mereka sendiri, serta tidak bertanya kepada Ahlu 
Dzikri dalam perkara yang mereka samar atasnya.

Sesungguhnya kerusakan pemahaman mereka yang dangkal dan sedikitnya 
penguasaan fiqih menjadikan mereka sesat dalam istimbat-nya, walaupun mereka 
banyak membaca dan berdalil dengan nash-nash Al-Qur'an dan Sunnah Nabawi, 
akan tetapi tidak menempatkan pada tempatnya. Benarlah sabda Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika memberitakan tentang mereka.

"Artinya : ....Mereka membaca Al-Qur'an, mereka menyangka hal itu untuk 
mereka padahal atas mereka". [Hadits Riwayat Muslim].

"Artinya : Mereka berkata dengan ucapan sebaik-baik mahluq dan membaca 
Al-Qur'an, tetapi tidak melebihi dari kerongkongan mereka". [Bukhari, VI/618 
No. 3611, Muslim, II/746 No. 1066].

"Artinya : Membaguskan perkataannya tetapi buruk perbuatannya .... Mengajak 
kepada kitab Allah, tetapi tidaklah mereka termasuk di dalamnya sedikit 
pun". [Hadits Riwayat Ahmad, III/224]

[6]. MUDA UMURNYA DAN BERAKAL BURUK.
Termasuk perkara yang dipandang dapat mengeluarkan dari jalan yang lurus dan 
penuh petunjuk adalah umur yang masih muda (hadaatsah as-sinn) dan berakal 
buruk (safahah al-hil). Yang demikian itu sesuai dengan sabda beliau 
Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Akan keluar pada akhir zaman suatu kaum, umurnya masih muda, 
sedikit ilmunya, mereka mengatakan dari sebaik-baik manusia. Membaca 
Al-Qur'an tidak melebihi kerongkongannya. Terlepas dari agama seperti 
terlepasnya anak panah dari busurnya". [Hadits Riwayat Bukhari, VI/618, No. 
3611, Muslim, II/746 No. 1066].

Berkata Al-Hafidz Ibnu Hajar :" Ahdaatsul Asnaan artinya "mereka itu pemuda 
(syabaab)", dan yang dimaksud dengan sufaha-a al-ahlaam adalah "akal mereka 
rusak ('uquluhum radi-ah). Berkata Imam Nawawi ;"Sesungguhnya tatsabut 
(kemapanan) dan bashirah (wawasan) yang kuat akan muncul ketika usianya 
sempurna, banyak pengalaman serta kuat akalnya". [Lihat Fathul Baari, 
XII/287].

Umur yang masih muda, jika dibarengi dengan akal yang rusak akan menimbulkan 
perbuatan yang asing dan tingkah laku yang aneh, antara lain :
Mendahulukan pendapat mereka sendiri daripada pendapat Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya yang mulia Radhiyallahu 
'alaihim.

Meyakini bahwa diri merekalah yang benar, sedangkan para imam yang telah 
mendapat petunjuk itu salah.

Mengkafirkan sebagian atas sebagian yang lain hanya karena perbedaan yang 
kecil saja.

Ibnul Jauzi menggambarkan kepandiran dan kerusakan mereka dengan 
perkataannya :"Mereka menghalalkan darah anak-anak, tetapi tidak 
menghalalkan makan buah tanpa dibeli. Berpayah-payah untuk beribadah dengan 
tidak tidur pada malam hari (untuk shalat lail) serta mengeluh ketika hendak 
di potong lidahnya karena khawatir tidak dapat berdzikir kepada Allah, 
tetapi mereka membunuh Imam Ali Radhiyallahu 'anhu dan menghunus pedang 
kepada kaum muslimin (sebagaimana keluhan Ibnu Maljam -pen). Untuk itu tidak 
mengherankan bila mereka puas terhadap ilmu yang telah dimiliki dan merasa 
yakin bahwa mereka lebih pandai/alim daripada Ali Radhiyallahu 'anhu. Hingga 
Dzul Kwuaishirah berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
:"Berbuat adillah, sesungguhnya engkau tidak adil". Tidak sepatutnya Iblis 
dicontoh dalam perbuatan keji seperti ini. Kami berlindung kepada Allah dari 
segala kehinaan". [Lihat Tablis Iblis, hal. 95].

Wallahu a'lam bish-Shawab

[Dinukil dari kitab Zhahirah al-Ghuluw fi ad-Dien fi al-'Ashri al-Hadits, 
hal 99-104, Muhammad Abdul Hakim Hamid, cet I, th 1991, Daarul Manar 
al-Haditsah, Majalah As-Sunnah Edisi 14/Th. ke-2, penerjemah Aboe Hawari]
______
Maraji' :
[1]. Majmu' Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dikumpulkan dan di susun 
oleh Abdurrahman bin Qasim dan anaknya, Daarul Ifta', Riyadh, cet. I tahun 
1397H.
[2]. Fathu al-Baari bi Syarhi Shahih al-Bukhari, Imam al-Hafidzh Ahmad bin 
Ali bi Hajar Majdi al-Asqalani, susunan Muhammad Fu'ad Abdul Baaqi, penerbit 
: Salafiyah.
[3]. Shahih Muslim bin Syarhi an-Nawawi, Abu Zakariya Yahya bin Syarf 
an-Nawawi Daarul at-Turats al-Arabi, Beirut, cet. II. Tahun 1392H.
[4]. Tablis Iblis, oleh Imam Jamaluddin Abdul Farj Abdurahman bin al Jauzi, 
cet. Daarul Kutub al-'Ilmiyah-Beirut, cet. II Tahun 1368H
[5]. Al-Bidayah wa an-Nihayah, oleh al-Hafidzh 'Imaddudin Abul Fida' Ismail 
bin Katsir, cet. Maktabah al-Ma'arif, Beirut, cet. II Tahun 1977M.
[6]. Al-I'tisham, al-'Allaamah Abu ishaq Ibrahim bin Musa bin Muhammad 
al-Lakhami asy-Syathibi, Tahqiq Muhammad Rasyid Ridha, cet. al-Maktabah 
at-Tijariyah al-Kubra, Qaahirah.
[7]. Jami' al-Bayan 'an Ta'wil Aayi al-Qur'an, al-Imam Abu Ja'far Muhammad 
bin Jarir Ath-Tabhari al-Halabi, Qahirah.

_________________________________________________________________
Express yourself instantly with MSN Messenger! Download today it's FREE! 
http://messenger.msn.click-url.com/go/onm00200471ave/direct/01/






Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke