From: Elsa Effendi <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, September 21, 2006 9:56 PM
To: assunnah@yahoogroups.com
Subject: [assunnah] Mau tanya...Bid'ah urgent kali...!!!!!
Assalamu'alaikum
mau tanya nih, di sini kan sering bahasn masalah2 bid'ah ya,,, apakah 
naik mobil, pesawat dan kapal laut itu bid'ah, karena saya tidak 
pernah mendengar rasulullah naik itu semua, mohon tolong di jawab ya 
kawan-kawan, abis ntar saya melakukan yang bid'ah terus, tolong 
sekalian dalil-dalil al-qur'an dan hadisnya ya, terima kasih


PENGERTIAN BID'AH MACAM-MACAM BID'AH DAN HUKUM-HUKUMNYA
Oleh
Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan
sumber http://www.almanhaj.or.id

PENGERTIAN BID'AH

Bid'ah menurut bahasa, diambil dari bida' yaitu mengadakan sesuatu tanpa ada
contoh. Sebelumnya Allah berfirman.

Badiiu' as-samaawaati wal ardli 
"Artinya : Allah pencipta langit dan bumi" [Al-Baqarah : 117]

Artinya adalah Allah yang mengadakannya tanpa ada contoh sebelumnya.

Juga firman Allah.

Qul maa kuntu bid'an min ar-rusuli
"Artinya : Katakanlah : 'Aku bukanlah rasul yang pertama di antara
rasul-rasul". [Al-Ahqaf : 9].

Maksudnya adalah : Aku bukanlah orang yang pertama kali datang dengan
risalah ini dari Allah Ta'ala kepada hamba-hambanya, bahkan telah banyak
sebelumku dari para rasul yang telah mendahuluiku.

Dan dikatakan juga : "Fulan mengada-adakan bid'ah", maksudnya : memulai satu
cara yang belum ada sebelumnya.

Dan perbuatan bid'ah itu ada dua bagian :

[1] Perbuatan bid'ah dalam adat istiadat (kebiasaan) ; seperti adanya
penemuan-penemuan baru dibidang IPTEK (juga termasuk didalamnya
penyingkapan-penyingkapan ilmu dengan berbagai macam-macamnya). Ini adalah
mubah (diperbolehkan) ; karena asal dari semua adat istiadat (kebiasaan)
adalah mubah.

[2] Perbuatan bid'ah di dalam Ad-Dien (Islam) hukumnya haram, karena yang
ada dalam dien itu adalah tauqifi (tidak bisa dirubah-rubah) ; Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Barangsiapa yang
mengadakan hal yang baru (berbuat yang baru) di dalam urusan kami ini yang
bukan dari urusan tersebut, maka perbuatannya di tolak (tidak diterima)".
Dan di dalam riwayat lain disebutkan : "Artinya : Barangsiapa yang berbuat
suatu amalan yang bukan didasarkan urusan kami, maka perbuatannya di tolak".

MACAM-MACAM BID'AH

Bid'ah Dalam Ad-Dien (Islam) Ada Dua Macam :

[1] Bid'ah qauliyah 'itiqadiyah : Bid'ah perkataan yang keluar dari
keyakinan, seperti ucapan-ucapan orang Jahmiyah, Mu'tazilah, dan Rafidhah
serta semua firqah-firqah (kelompok-kelompok) yang sesat sekaligus
keyakinan-keyakinan mereka.

[2] Bid'ah fil ibadah : Bid'ah dalam ibadah : seperti beribadah kepada Allah
dengan apa yang tidak disyari'atkan oleh Allah : dan bid'ah dalam ibadah ini
ada beberapa bagian yaitu :

[a]. Bid'ah yang berhubungan dengan pokok-pokok ibadah : yaitu mengadakan
suatu ibadah yang tidak ada dasarnya dalam syari'at Allah Ta'ala, seperti
mengerjakan shalat yang tidak disyari'atkan, shiyam yang tidak
disyari'atkan, atau mengadakan hari-hari besar yang tidak disyariatkan
seperti pesta ulang tahun, kelahiran dan lain sebagainya.

[b]. Bid'ah yang bentuknya menambah-nambah terhadap ibadah yang
disyariatkan, seperti menambah rakaat kelima pada shalat Dhuhur atau shalat
Ashar.

[c]. Bid'ah yang terdapat pada sifat pelaksanaan ibadah. Yaitu menunaikan
ibadah yang sifatnya tidak disyari'atkan seperti membaca dzikir-dzikir yang
disyariatkan dengan cara berjama'ah dan suara yang keras. Juga seperti
membebani diri (memberatkan diri) dalam ibadah sampai keluar dari
batas-batas sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

[d]. Bid'ah yang bentuknya menghususkan suatu ibadah yang disari'atkan, tapi
tidak dikhususkan oleh syari'at yang ada. Seperti menghususkan hari dan
malam nisfu Sya'ban (tanggal 15 bulan Sya'ban) untuk shiyam dan qiyamullail.
Memang pada dasarnya shiyam dan qiyamullail itu di syari'atkan, akan tetapi
pengkhususannya dengan pembatasan waktu memerlukan suatu dalil.

HUKUM BID'AH DALAM AD-DIEN

Segala bentuk bid'ah dalam Ad-Dien hukumnya adalah haram dan sesat,
sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

"Artinya : Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru,
karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid'ah, dan setiap
bid'ah adalah sesat". [Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits
hasan shahih].

Dan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

"Artinya : Barangsiapa mengadakan hal yang baru yang bukan dari kami maka
perbuatannya tertolak".

Dan dalam riwayat lain disebutkan :

"Artinya : Orang yang membagi bid'ah menjadi bid'ah hasanah (baik) dan
bid'ah syayyiah (jelek) adalah salah dan menyelesihi sabda Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Artinya : Sesungguhnya setiap bentuk bid'ah
adalah sesat".

Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menghukumi semua
bentuk bid'ah itu adalah sesat ; dan orang ini (yang membagi bid'ah)
mengatakan tidak setiap bid'ah itu sesat, tapi ada bid'ah yang baik !

Al-Hafidz Ibnu Rajab mengatakan dalam kitabnya "Syarh Arba'in" mengenai
sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Setiap bid'ah adalah
sesat", merupakan (perkataan yang mencakup keseluruhan) tidak ada sesuatupun
yang keluar dari kalimat tersebut dan itu merupakan dasar dari dasar
Ad-Dien, yang senada dengan sabdanya : "Artinya : Barangsiapa mengadakan hal
baru yang bukan dari urusan kami, maka perbuatannya ditolak". Jadi setiap
orang yang mengada-ada sesuatu kemudian menisbahkannya kepada Ad-Dien,
padahal tidak ada dasarnya dalam Ad-Dien sebagai rujukannya, maka orang itu
sesat, dan Islam berlepas diri darinya ; baik pada masalah-masalah aqidah,
perbuatan atau perkataan-perkataan, baik lahir maupun batin.

Dan mereka itu Barangsiapa beramal suatu amalan yang tidak didasari oleh
urusan kami maka amalannya tertolak".

Maka hadits tersebut menunjukkan bahwa segala yang diada-adakan dalam
Ad-Dien (Islam) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat dan tertolak.

Artinya bahwa bid'ah di dalam ibadah dan aqidah itu hukumnya haram.

Tetapi pengharaman tersebut tergantung pada bentuk bid'ahnya, ada
diantaranya yang menyebabkan kafir (kekufuran), seperti thawaf mengelilingi
kuburan untuk mendekatkan diri kepada ahli kubur, mempersembahkan sembelihan
dan nadzar-nadzar kepada kuburan-kuburan itu, berdo'a kepada ahli kubur dan
minta pertolongan kepada mereka, dan seterusnya. Begitu juga bid'ah seperti
bid'ahnya perkataan-perkataan orang-orang yang melampui batas dari golongan
Jahmiyah dan Mu'tazilah. Ada juga bid'ah yang merupakan sarana menuju
kesyirikan, seperti membangun bangunan di atas kubur, shalat berdo'a
disisinya. Ada juga bid'ah yang merupakan fasiq secara aqidah sebagaimana
halnya bid'ah Khawarij, Qadariyah dan Murji'ah dalam perkataan-perkataan
mereka dan keyakinan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dan ada juga bid'ah yang
merupakan maksiat seperti bid'ahnya orang yang beribadah yang keluar dari
batas-batas sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan shiyam yang
dengan berdiri di terik matahari, juga memotong tempat sperma dengan tujuan
menghentikan syahwat jima' (bersetubuh).

Catatan :
tidak mempunyai dalil atas apa yang mereka katakan bahwa bid'ah itu ada yang
baik, kecuali perkataan sahabat Umar Radhiyallahu 'anhu pada shalat Tarawih
: "Sebaik-baik bid'ah adalah ini", juga mereka berkata : "Sesungguhnya telah
ada hal-hal baru (pada Islam ini)", yang tidak diingkari oleh ulama salaf,
seperti mengumpulkan Al-Qur'an menjadi satu kitab, juga penulisan hadits dan
penyusunannya".

Adapun jawaban terhadap mereka adalah : bahwa sesungguhnya masalah-masalah
ini ada rujukannya dalam syari'at, jadi bukan diada-adakan. Dan ucapan Umar
Radhiyallahu 'anhu : "Sebaik-baik bid'ah adalah ini", maksudnya adalah
bid'ah menurut bahasa dan bukan bid'ah menurut syariat. Apa saja yang ada
dalilnya dalam syariat sebagai rujukannya jika dikatakan "itu bid'ah"
maksudnya adalah bid'ah menurut arti bahasa bukan menurut syari'at, karena
bid'ah menurut syariat itu tidak ada dasarnya dalam syariat sebagai
rujukannya.

Dan pengumpulan Al-Qur'an dalam satu kitab, ada rujukannya dalam syariat
karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan penulisan
Al-Qur'an, tapi penulisannya masih terpisah-pisah, maka dikumpulkan oleh
para sahabat Radhiyallahu anhum pada satu mushaf (menjadi satu mushaf) untuk
menjaga keutuhannya.

Juga shalat Tarawih, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat
secara berjama'ah bersama para sahabat beberapa malam, lalu pada akhirnya
tidak bersama mereka (sahabat) khawatir kalau dijadikan sebagai satu
kewajiban dan para sahabat terus sahalat Tarawih secara berkelompok-kelompok
di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam masih hidup juga setelah
wafat beliau sampai sahabat Umar Radhiyallahu 'anhu menjadikan mereka satu
jama'ah di belakang satu imam. Sebagaimana mereka dahulu di belakang
(shalat) seorang dan hal ini bukan merupakan bid'ah dalam Ad-Dien.

Begitu juga halnya penulisan hadits itu ada rujukannya dalam syariat.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk menulis
sebagian hadits-hadist kepada sebagian sahabat karena ada permintaan kepada
beliau dan yang dikhawatirkan pada penulisan hadits masa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam secara umum adalah ditakutkan tercampur dengan
penulisan Al-Qur'an. Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah
wafat, hilanglah kekhawatiran tersebut ; sebab Al-Qur'an sudah sempurna dan
telah disesuaikan sebelum wafat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Maka setelah itu kaum muslimin mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai usaha untuk menjaga agar supaya tidak
hilang ; semoga Allah Ta'ala memberi balasan yang baik kepada mereka semua,
karena mereka telah menjaga kitab Allah dan Sunnah Nabi mereka Shallallahu
'alaihi wa sallam agar tidak kehilangan dan tidak rancu akibat ulah
perbuatan orang-orang yang selalu tidak bertanggung jawab.

[Disalin dari buku Al-Wala & Al-Bara Tentang Siapa Yang harus Dicintai &
Harus Dimusuhi oleh Orang Islam, oleh Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah
Al-Fauzan, terbitan At-Tibyan Solo, hal 47-55, penerjemah Endang Saefuddin.]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more
<http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=439&bagian=0>
&article_id=439&bagian=0
---------------------------------
Apakah Anda Yahoo!?
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

 







Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke