Assalamu'alaikum, Ana ingin bertanya tentang cara menentukan awal puasa. Ceritanya bermula ketika kemarin malam (malam sabtu) ana pulang kantor. Tiba-tiba ibu ana bertanya "a, mau sahur kapan? nanti malam atau besok malam?" ana kaget, ana tanya "mah, emang udah diumumin kalo besok puasa (sabtu, 23/9/2006) ?" ibu ana berkata "enggak, tapi papah ngambil puasa besok kalo malam ini ada yang sms udah melihat ru'yah". Haditsnya adalah "Berpuasalah kalian kaetika kalian melihat hilal dan berhentilah kalian berpuasa ketika kalian melihat hilal. Dan jika mendung, maka sempurnakanlah bulan Sya'ban menjadi 30 hari". Ana berkata lagi "lho mah, bukannya kita harus ta'at kepada pemimpin? Ya kita ikut aja pemimpin kita menetukan 1 ramadhannya kapan". Lalu bapak ana datang dan mulai berdiskusi, beliau bilang "iya, kita memang harus ikut pemimpin, dan pemimpin Islam ada di mekah". Ana tanya siapa, bapak ana sendiri tidak tahu. Beliau tahu bahwa ada pemimpin umat ini di mekah dari temannya. Ibu ana kemudian menjelaskan bahwa teman bapak ini adalah seorang hizbullah (wallahua'lam apakah hizbullah yg di libanon itu atau bukan). Ana tanya "itu hizbullah yg di libanon? Itu syi'ah pah.. bukan ahlussunnah". Bapak ana bilang "bukan, bukan yang itu, ini hizbullah lain lagi. Ini organisasi dan mereka menyerukan bahwa ada pemimpin ummat di mekkah". Ana tanya lagi "Tadi papa bilang nggak tau pemimpinnya siapa. Kalo papa nggak tau siapa nama pemimpin tsb, kok papa mau aja nurut menentukan 1 ramadhan dari dia?". Bapak ana menjawab lagi "lho.. kan sudah tau haditsnya (hadits diatas tadi)." Karena keterbatasan ilmu ana, ana hanya diam... Besok paginya (hari ini, sabtu 23/9/2006) bapak ana sudah mulai puasa, karena tadi malam di sms oleh temannya bahwa hilal telah terlihat.
Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah: 1. Apakah ketika di suatu tempat (arab saudi) telah melihat hilal maka berlaku 1 ramadhan untuk seluruh negeri walaupun di negeri lain (misal: indonesia) pemerintahnya belum menentukan bahwa hari ini (sabtu, 23/9/2006) adalah 1 ramadhan? 2. Dalam hal ini kita harus ikut pemerintah atau kita ikut orang yang menyatakan telah melihat hilal (dengan dasar hadits diatas) ? 3. Apakah rekan-rekan disini pernah mendengar hizbullah di indonesia? Apa & siapakah mereka? 4. Ana khawatir apabila teman bapak ini mempengaruhi bapak agar berbai'at kepada pemimpin mereka dengan dasar hadits bahwa apabila seseorang tidak berbai'at maka matinya menjadi bangkai jahiliyah. Maka ana ingin menerangkan kepada bapak ana yang dimaksud dengan berbai'at ini kepada siapa? jika kepada pemimpin, pemimpin yang mana? Mohon rekan-rekan disini bersedia menjelaskan/menjawab permasalahan ana ini dengan nash-nash yang jelas tentunya. Jazakumullah khair.. -- Wassalamu'alaikum, Harry S. Kartono Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/