Alhamdulillah... Tidak Syak lagi bahwa mencari nafkah itu diwajibkan bagi setiap muslim. sampai-sampai ada seorang ustadz pernah menyampaikan bahwa mereka yang jualan di terminal-terminal masih lebih baik/mulia dibandingkan seorang tholabul 'ilmi tapi minta-minta.
Fenomena ghoribnya Islam terutama sunnah memang sangat kelihatan dalam dunia kerja, karena selama ini dunia kerja secara umum di indonesia dibangun dengan berkiblatkan kepada sistem yang ada pada negara-negara yahudi atau nashrani baik dari sistem perekonomian/perbankkan yang ribawiyah maupun lingkungan kerja. Orang yang ingin menegakkan sunnah dalam kehidupannya tentu akan dianggap aneh jika memasuki dunia kerja (perkantoran) yang sebagian besar menyepelekan sunnah. Inilah ujian, tantangan bagi hamba-hambanya. Dengan berpindah dari tempat kerja yang satu ke tempat kerja yang lainnya dengan mengharapkan tempat kerja yang lebih baik, saya rasa bukan solusi yang paling tepat. karena secara umum tempat kerja yang ada di Indonesia seperti itu, karena keadaan masyarakatnya juga seperti itu. Sebagai orang yang telah mengenal manhaj yang lurus, sebenarnya inilah tantangan bagi kita, untuk berdakwah menyampaikan yang haq, tentunya dengan memberi contoh pada diri kita. Untuk inilah amar dan ma'ruf nahi mungkar tegak. tentunya butuh waktu yang lama untuk merubah tabiat suatu masyarakat. Dan ini dibutuhkan kerja sama dari kita semua, kita ubah bersama masyarakat ini dimulai dari diri, keluarga, lingkungan rumah, lingkungan kerja dan seterusnya. Hal ini tentunya dibutuhkan kesabaran yang besar dan ke-istiqomahan kita dalam menegakan nilai-nilai yang syar'i. yang jelas kita beri contoh masyarakat kita dengan kepribadian kita yang selalu bertakwa. kata Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, ittaqillaha haitsuma kunta. bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada. Kita berusaha tetap menjaga batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dengan konsisten, sehingga masyarakat bisa menilai kita. dan Syukur-syukur bisa mencontoh kita. Jangan sampai kita dinilai sebagai orang yang plin-plan. Kemudian, watbi' syayiata khasanata tamkhuha. gantilah kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menutupi kejelekan. Kebiasaan-kebiasaan yang jelek yang tidak sesuai dengan syar'i kita ganti sedikit-demi sedikit dengan kebaikan yang sesuai dengan syar'i. Seperti tatkala kita bertemu dengan orang lain yang kita tahu itu muslim, kalau tadinya kita cuek aja, kita usahakan ucapkan salam. InsyaAllah orang tidak akan ada yang menolak jika diberi salam. dan itu akan mempererat ukhuwah. Dan jangan sampai kita terkena hadits nabi tentang tanda-tanda hari kiamat yaitu orang mengucapkan salam hanya kepada yang dia kenal. Kemudian kebiasaan jelek lainnya seperti ulang tahun, kita usahakan jelaskan tidak ada syar'inya dan kita usahakan ganti yang lebih baik, seperti mengucapkan selamat jika seseorang mendapatkan kebahagiaan. Yang terakhir, wa kholiqinaas bikhuluqin khasanah, dan berahlaqlah kepada manusia dengan akhlaq yang baik. Dan ini yang sering dilupakan oleh sebagian ikhwan kita. Tidak samar terdengar di telingan kita bahwa orang-orang yang bermanhaj salaf kesannya angker, tidak bermasyarakat dan lain sebagainya. Kita harus ubah image tersebut. Tentu kita harus tetap bergaul dengan masyarakat dengan tetap memperhatikan batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Hal ini bukan berarti jika masyarakat kita jatuh, kita juga ikut-ikutan menjatuhkan diri bersama-sama mereka. Bukankah, kita disuruh berdakwah kepada mereka dengan alif dan ahlaq yang baik, bukan dengan cara yang kasar dan keras. Harus dibedakan disini antara sikap kasar dan keras dengan sikap komitmen dan berpegang teguh. Kedua-duanya sangat jauh berbeda. Orang yang berilmu tentu akan bisa melihat perbedaan keduanya dengan jelas. Makanya dari diri pribadi ana, sebenarnya ana kurang setuju dengan pembuatan perumahan-peruhaman Islami dengan nama-nama tertentu. kenapa? hal ini sedikit banyak akan mengkotak-kotakan masyarakat kita. Apakah perumahan lain, atau warga sekitar tidak Islam?. Saya yakin, manhaj Salaf adalah manhaj yang akan mengembalikan secara umum manusia kedalam Islam yang lurus. hal ini dibutuhkan menyatunya manhaj ini kedalam masyarakat. Bukan memisahkan diri dari masyarakat dengan mengkotak-kotakan wilayah tertentu. Hal ini sangat ana rasakan ketika berkunjung kerumah saudara di pondok gede disamping perumahan yang dikatakan Islami yang dihuni oleh para kader dari parti tertentu yang dikatakan Islami. Ada kesenjangan atau perbedaan yang mencolok antara penghuni komplek dan warga sekitar, karena mereka tidak menyatu dengan warga sekitar. sehingga terbentuk gap yang jelas dengan warga sekitar. Inilah sedikit sharing dari ana. (CMIIW). -Abu Faiz- ----- Original Message ----- From: Priyo Sasongko <[EMAIL PROTECTED]> To: <assunnah@yahoogroups.com> Sent: Tuesday, October 03, 2006 1:38 AM Subject: [assunnah] OOT: Dilema seorang ikhwan Di Tempat Kerja > Dilema seorang ikhwa di dunia kerja > Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/