Pernikahan ; Taman Orang-orang yang Jatuh Hati
  

  Cinta adalah Fitrah Manusia  

  Mencintai seseorang atau jatuh hati terhadap lawan jenis merupakan perkara 
fitrah karena Allah Ta’ala menciptakan manusia dalam keadaan demikian 
sebagaimana firman-Nya,
  

  “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang 
diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, 
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah 
kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik” (QS. 
Ali Imran : 14)
  

  Dalam suatu hadits shahih diceritakan kisah seseorang wanita yang bernama 
Barirah yang mana suaminya yang bernama Mughits selalu mengikutinya dari 
belakang setelah mereka bercerai, maka Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam 
berkata kepada Abbas,
  

  “Wahai Abbas, tidakkah engkau takjub terhadap cintanya Mughits kepada Barirah 
dan kebencian Barirah kepada Mughits ?” (HR. al Bukhari). 
  

  Imam Ibnul Qayyim rahimahullah kemudian menjelaskan dalam Mukhtashar 
Raudhatul Muhibbin (hal. 82) bahwa Rasulullah ShallallaHu ‘alayHi wa sallam 
tidak melarang tumbuhnya cinta Mughits yang membara dalam keadaan seperti itu. 
Sebab, cinta merupakan sesuatu yang tidak bisa dibendung dan ia bukan merupakan 
inisiatif diri sendiri.
  

  Seorang laki-laki berkata kepada Umar bin Khaththab radhiyallaHu ‘anHu, 
“Wahai Amirul Mukminin, aku telah melihat seorang wanita lalu aku pun sangat 
cinta kepadanya”. Lalu Umar radhiyallaHu ‘anHu berkata, “Itu adalah sesuatu 
yang tidak mungkin untuk dibendung” (Mukhtashar Raudhatul Muhibbin hal. 81)
  

  Namun demikian cinta ini dapat menjadi bumerang bagi para pelakunya jika 
disertai dengan hawa nafsunya atau juga akibat godaan syaithan yang memang 
selalu ingin mengelincirkan manusia, sehingga pelakunya melakukan amal-amal 
yang buruk bergelimangan dosa seperti zina dan lainnya.
  

  Karena cintanya dia menjadi hamba
  Padahal sebelumnya dia raja  

  Allah Ta’ala berfirman,
  

  “Kemudian dia melepas diri dari ayat-ayat Allah, lalu dia diikuti oleh 
syaithan, maka jadilah ia termasuk orang-orang yang sesat” (QS. Al A’raf : 175)
  

  Dan tidak dapat dipungkiri orang-orang yang dimabuk cinta akan selalu 
merindukan orang-orang yang dicintainya. Seorang pemuda akan selalu merindukan 
gadis yang dicintainya begitu pula sang gadis akan selalu merindukan pemuda 
yang ia dambakan.
  

  Sang pencinta mengadukan kerinduannya
  Andaikata aku bisa menanggung kesendirian ini
  Ada semua kenikmatan cinta di dalam hati
  Yang tiada pernah dirasakan siapa-siapa  

  Maka dari itu Allah Ta’ala telah menciptakan obat penyembuh akibat penyakit 
cinta yang berpotensi melanggar syariat yang telah Allah Ta’ala tetapkan dan 
memudahkan cara untuk mendapatkan obat tersebut.
  

  Barangsiapa yang berobat dengan sesuatu yang telah dilarang oleh Allah Ta’ala 
secara syariat, sekalipun ia mampu untuk melakukannya maka ia telah melakukan 
kesalahan dalam proses pengobatan. Dia seperti orang yang hendak mengobati 
suatu penyakit dengan penyakit yang justru lebih berbahaya.
  

  Dan obat itu adalah pernikahan. Dari Ibnu Abbas radhiyallaHu ‘anHu, 
Rasulullah ShallallaHu ‘alayHi wa sallam bersabda,
  

  “Lam yura lil mutahabbiina mitslun nikaahi” yang artinya “Tidak ada yang bisa 
dilihat (lebih indah) oleh orang-orang yang saling mencintai seperti halnya 
pernikahan” (HR. Ibnu Majah no. 1647 dan al Hakim dalam al Mustadrak 2/147, 
dishahihkan oleh al Hakim dan disepakati oleh adz Dzahabi. Al Bushiri dalam 
Mishbah az Zujajah 2/94 mengatakan bahwa isnad hadits ini shahih dan para 
perawinya tsiqat)
  

  Imam Ibnul Qayyim rahimahullah membuat syair yang cukup indah berkaitan 
dengan permasalahan ini (Mukhtashar Raudhatul Muhibbin hal. 54),
  

  Engkau penuhi keinginan hatimu yang bergelora
  Dengan bersama kekasihmu, bila ia rela
  Jika engkau lakukan itu dalam kehalalan, berbahagialah
  

  Engkau dapatkan kasih sayang dan kerelaan
  Jika engkau lakukan itu dalam keharaman
  Sungguh itu adzab, yang menghinakan dan yang menyengsarakan
  

  Para ahli ilmu dan dari kalangan lainnya telah sepakat bahwa obat dari 
penyakit cinta ini adalah menyatunya dua ruh dan badan yang saling berdekatan. 
Dari Jabir radhiyallaHu ‘anHu bahwasannya Rasulullah ShallallaHu ‘alayHi wa 
sallam pernah melihat seorang wanita maka kemudian dia mendatangi istrinya 
Zainab, lalu bersabda,
  

  “Jika salah seorang kalian melihat wanita lalu tertarik kepadanya, maka 
hendaklah dia mendatangi istrinya, karena yang demikian itu bisa menolak apa 
yang bergejolak di dalam dirinya” (HR. Imam Muslim)
  

  Isma’il bin ‘Ayyasy menceritakan dari Syurahbil bin Muslim dari Abu Muslim al 
Khaulani rahimahullah, bahwasannya ia berkata,
  

  “Wahai seluruh penduduk Khaulan, nikahkanlah pemuda-pemudi kalian dan 
budak-budak kalian, karena gejolak yang berkobar adalah masalah yang serius. 
Maka buatlah persiapan untuk urusan itu dan ketahuilah bahwa tidak ada 
penolakan bagi siapa yang meminta izin untuk menikah” (Mukhtashar Raudhatul 
Muhibbin hal. 126)
  

  Semoga Allah Ta’ala memudahkan para pemuda dan pemudi Islam yang saling 
mencinta dan merindu untuk mengambil jalan yang telah disyariatkan oleh agama 
dan semoga mereka dapat memperoleh buah dari ketaatan yang mereka kerjakan.
  

  “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya 
jalan keluar, dan memberi rizki dari arah yang tiada yang disangka-sangkanya” 
(QS. Ath Thalaq : 2-3)
  

  Maraji’ :
  

  Mukhtashar Raudhatul Muhibbin li al Imam Ibn Qayyim al Jauziyyah, Abu Shuhaib 
al Karami, Pustaka Arafah, Solo, Cetakan Pertama, Juli 2005.
  

  Semoga Bermanfaat


        Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa 
syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang 
dikehendaki-Nya.  Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah 
berbuat dosa yang besar" (QS. An Nisaa' : 48)
   
  Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jibril 
berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia dalam 
keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk 
surga'" (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada Kitab Shahih Bukhari]





 
---------------------------------
Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get 
things done faster.

Kirim email ke