Pak Arfida, semoga Bapak dirahmati Allah Ta'ala,
   
  Apa yang dikatakan al Ustadz Abdul Hakim hafizhahullaHu adalah benar.  Dan 
insya Allah, Allah Ta'ala akan mengampuni Bapak, karena tidak ada dosa yang 
tidak diampuni kecuali dosa syirik jika kita kembali bertaubat.
   
   “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni 
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (QS 
An Nisaa’ 48)
   
  Saran saya berusahalah semampu dan sekuat tenaga Bapak untuk keluar dari sana 
dan mencari pekerjaan yang lebih baik, tetapi jika hal itu tidak dimungkinkan 
karena satu dan lain hal maka Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan ketika 
menafsirkan surat al Baqarah ayat 286,
  

  “Firman Allah Ta’ala, ‘Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai 
dengan kesanggupannya’, artinya, Allah Ta’ala tidak akan membebani seseorang 
diluar kemampuannya. Ini merupakan kelembutan, kasih sayang, dan kebaikan-Nya 
terhadap makhluk-Nya
  

  Dan ayat inilah yang menasakh apa yang dirasakan berat oleh para sahabat 
Nabi, yaitu ayat, ‘Dan jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau 
kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan denganmu tentang 
perbuatanmu itu’.
  

  Maksudnya, meskipun Dia menghisab dan meminta pertanggungjawaban, namun Dia 
tidak mengadzab, melainkan disebabkan dosa yang seseorang memiliki kemampuan 
untuk menolaknya” (Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, hal. 580)
   
  Dan juga banyaklah beramal shalih kepada siapapun, kepada orang tua, kaum 
kerabat, fakir-miskin bahkan kepada hewan sekalipun
   
  Dari Abu Hurairah radhiyallaHu ‘anHu, bahwa Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa 
sallam bersabda,
   
  “Diampunkanlah seorang wanita penzina yang melewati anjing (yang berada) di 
atas sumur yang menjulurkan lidahnya dan hampir mati karena kehausan, lalu 
wanita itu melepas sepatunya dan diikat dengan kerudungnya lalu ia membawa air 
kepada anjing itu maka (dia, wanita itu) diampuni karenanya” (HR. al Bukhari)
  

  Semoga Allah Ta'ala mengampuni kita semua dan memudahkan urusan Bapak
   
  BarakallaHu fiikum
  Budi Ari
   
  

arfida0483 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          saat ini saya merasa ada yang membuat keresahan dalam hidup saya 
yaitu tentang status pekerjaan saya. saat ini saya bekerja di IT Consultan 
banking dengan posisi sebagai programmer switching yang bertugas membuat 
program-program dan juga jaringan khususnya di ATM agar berjalan dengan baik. 
pada awalnya saya tidak mengetahui hukumnya --tapi saya sudah mengetahui bahwa 
hukum bekerja di bank adalah haram-- namun, setelah bekerja selama 1,5 bulan 
saya mengetahui hukumnya setelah saya bertanya dengan ustadz abdul hakim bahwa 
bekerja untuk membantu melancarkan transaksi riba adalah haram berdasarkan 
dalil:
"janganlah tolong-menolong dalam dosa dan kejahatan"

yang ingin saya tanyakan adalah:

1. apa yang harus saya lakukan karena di dalam kontrak saya harus bekerja di 
perusahaan tersebut selama 1 tahun dan tidak boleh keluar dan jika keluar harus 
membayar sisa kontrak sedangkan saya tidak punya uang untuk membayarnya 
sedangkan saya baru bekerja di perusahaan itu?

2. apa yang harus saya lakukan dengan uang yang saya terima tersebut? apakah 
boleh saya menggunakan uang itu sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup?

3. Apakah Allah memaafkan dosa saya? karena saya sangat takut sekali atas 
siksa-Nya dan saya benar-benar ingin keluar dari perusahaan tersebut tapi 
terbentur dengan kontrak tadi. yang saya takutkan adalah Allah mencabut nyawa 
saya ketika saya masih bekerja di situ.

3. apa hukumnya kalau kita bekerja di perusahaan misalnya perusahaan konstruksi 
yang membangun tidak hanya gedung dan jalan, tapi juga bank-bank dan asuransi? 
atau di perusahaan IT yang membuat program-program yang terkadang membuat 
programm untuk dipergunakan untuk bank dan aplikasi? perlu diketahui bahwa 
kedua perusahaan tersebut bergerak secara umum tidak mengkhususkan di bidang 
asuransi dan bank?

tolong ketika menjawab disertakan dalil-dalilnya.
jazakallahu

Arfida


         


        Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa 
syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang 
dikehendaki-Nya.  Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah 
berbuat dosa yang besar" (QS. An Nisaa' : 48)
   
  Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jibril 
berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia dalam 
keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk 
surga'" (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada Kitab Shahih Bukhari]





 
---------------------------------
Need Mail bonding?
Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.

Kirim email ke