Termasuk sunnah yang paling sering dan yang paling senang dilakukan
oleh *Rosululloh
Shallallâhu 'alaihi wasallam* adalah bersiwak. Siwak merupakan pekerjaan
yang ringan namun memiliki faedah yang banyak baik bersifat keduniaan yaitu
berupa kebersihan mulut, sehat dan putihnya gigi, menghilangkan bau mulut,
dan lain-lain, maupun faedah-faedah yang bersifat akhirat, yaitu ittiba'
kepada Nabi *Shallallâhu 'alaihi wasallam* dan mendapatkan keridhoan dari
Alloh *Subhanahu wa Ta'ala*.

Sebagaimana sabda Rosululloh Shallallâhu 'alaihi wasallam, yang
artinya:*"Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhoan bagi
Rob".
*(HR: Ahmad, irwaul golil no 66 [shohih]). (Syarhul mumti' 1/120 dan taisir
'alam 1/62)

Oleh karena itu Rosululloh* Shallallâhu 'alaihi wasallam* begitu bersemangat
melakukannya dan sangat ingin agar umatnya pun melakukan sebagaimana yang
dia lakukan, hingga beliau bersabda, yang artinya: *"Kalau bukan karena akan
memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan
wudlu". *(HR: Bukhori dan Muslim, irwaul golil no 70)

Dan yang artinya: *"Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan
kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat"**.* (HR: Bukhori dan
Muslim, irwaul golil no 70)

Ibnu Daqiqil 'Ied menjelaskan sebab sangat dianjurkannya bersiwak ketika
akan sholat, beliau berkata: "Rahasianya yaitu bahwasanya kita diperintahkan
agar dalam setiap keadaan ketika bertaqorrub kepada Alloh, kita senantiasa
dalam keadaan yang sempurna dan dalam keadaan bersih untuk menampakkan
mulianya ibadah". Dikatakan bahwa perkara ini (bersiwak ketika akan sholat)
berhubungan dengan malaikat karena mereka terganggu dengan bau yang tidak
enak. Berkata Imam As-Shon'ani : "Dan tidaklah jauh (jika dikatakan)
bahwasanya rahasianya adalah digabungkannya dua perkara yang telah
disebutkan (di atas) sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
dari hadits Jabir, yang artinya: *"Barang siapa yang makan bawang putih atau
bawang merah atau bawang bakung maka janganlah dia mendekati mesjid kami.
Sesungguhnya malaikat terganggu dengan apa-apa yang bani Adam tergaanggu
dengannya"** *(Taisir 'alam 1/63)

Dan ternyata Rosululloh* Shallallâhu 'alaihi wasallam *tidak hanya bersiwak
ketika akan sholat saja, bahkan beliau juga bersiwak dalam berbagai keadaan.
Diantaranya ketika dia *masuk kedalam rumah…* Telah meriwayatkan Syuraih bin
Hani, beliau berkata, yang artinya: *"Aku bertanya kepada 'Aisyah: "Apa yang
dilakukan pertama kali oleh Rosululloh jika dia memasuki rumahnya?" Beliau
menjawab :"Bersiwak". *(HR: Muslim, irwaul golil no 72)

Atau ketika bangun malam…
Dari Hudzaifah ibnul Yaman, dia berkata, yang artinya:* "Adalah Rosululloh
jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan
siwak".*(HR: Bukhori)

Bahkan dalam setiap keadaan pun boleh bagi kita untuk bersiwak. Sesuai
dengan hadits di atas. Dalam hadits ini Rosululloh* Shallallâhu 'alaihi
wasallam* memutlakkannya dan tidak mengkhususkannya pada waktu-waktu
tertentu. Oleh karena itu siwak boleh dilakukan setiap waktu (Syarhul mumti'
1/120, fiqhul islami wa adillatuhu 1/300), sehingga tidak disyaratkan hanya
bersiwak ketika mulut dalam keadaan kotor (Syarhul mumti' 1/125).

Rosululloh *Shallallâhu 'alaihi wasallam *sangat bersemangat ketika
bersiwak, sehingga sampai keluar bunyi dari mulut beliau seakan-akan beliau
muntah. Dari Abu Musa Al-Asy'ari berkata, yang artinya:* "Aku mendatangi
Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam dan dia sedang bersiwak dengan siwak yang
basah. Dan ujung siwak pada lidahnya dan dia sambil berkata "Uh- uh". Dan
siwak berada pada mulutnya seakan-akan beliau muntah"*. (HR: Bukhori dan
Muslim)

Dan yang lebih menunjukan akan besarnya perhatian beliau dengan siwak yaitu
bahwasanya diakhir hayat beliau, beliau masih menyempatkan diri untuk
bersiwak sebagaimana dalam hadits 'Aisyah, yang artinya: *Dari 'Aisyah
berkata: Abdurrohman bin Abu Bakar As-Sidik y menemui Nabi Shallallâhu
'alaihi wasallam dan Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersandar di dadaku.
Abdurrohman y membawa siwak yang basah yang dia gunakan untuk bersiwak. Dan
Rosululloh Shallallâhu 'alaihi wasallam memandang siwak tersebut (dengan
pandangan yang lama). Maka aku pun lalu mengambil siwak itu dan menggigitnya
(untuk dibersihkan-pent) lalu aku membaguskannya kemudian aku berikan siwak
tersebut kepada Rosululloh, maka beliaupun bersiwak dengannya. Dan tidaklah
pernah aku melihat Rosululloh bersiwak yang lebih baik dari itu. Dan setelah
Rosululloh selesai dari bersiwak dia pun mengangkat tangannya atau jarinya
lalu berkata : *

*فِي الرَّفِيْقِ الأَعْلَى*
*Beliau mengatakannya tiga kali. Kemudian beliau wafat.

*Dalam riwayat lain 'Aisyah berkata, yang artinya: *"Aku melihat Rosululloh
memandang siwak tersebut, maka akupun tahu bahwa beliau menyukainya, lalu
aku berkata: 'Aku ambilkan siwak tersebut untuk engkau?" Maka Rosululloh
mengisyaratkan dengan kepalanya (mengangguk-pent) yaitu tanda setuju.*"* *(HR:
Bukhori dan Muslim)

Oleh karena itu berkata sebagian ulama: "Telah sepakat para ulama bahwasanya
bersiwak adalah sunnah muakkadah karena anjuran Rosululloh* Shallallâhu
'alaihi wasallam* dan kesenantiasaan beliau melakukannya dan kecintaan
beliau serta ajakan beliau kepada siwak tersebut." (fiqhul islami wa
adillatuhu 1/300)

(Sumber Rujukan: Syarhul Mumti' 'ala zadil mustaqni' jilid 1, karya Syaikh
Muhammad Utsaimin; Irwaul Golil jilid 1, karya Syaikh Al-Albani; Taisirul
'Alam jilid 1, Karya Syaikh Ali Bassam; Fiqhul Islami wa adillatuhu jilid 1,
karya Doktor Wahbah Az-Zuhaili)



Diambil dari : www.mediamuslim.info


    <http://www.mediamuslim.info/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=495>

<http://www.mediamuslim.info/index2.php?option=com_content&task=view&id=495&pop=1&page=0>

<http://www.mediamuslim.info/index2.php?option=com_content&task=emailform&id=495&itemid=99999999>

Kirim email ke