>From:"Teguh W" <[EMAIL PROTECTED]> >Sent: Fri Dec 28, 2007 8:04 am >Assalamu'alaikum... >Saat ini saya mempunyai sahabat yang kebetulan tidak seiman dengan >saya. Karna terlalu dekat, tidak jarang kami menganggap bahwa kami >adalah saudara. Tetapi walaupun kami bersahabat dengan erat tetapi >kami telah mempunyai prinsip untuk tidak membahas masalah >akidah/iman, >karena tidak jarang kalau yang menjadi topik adalah iman maka >perselisihanlah yang terjadi diantara kami. >Yang menjadi pertanyaan saya selama ini adalah, bagaimana >batasan-batasan islam yang menjadi rambu-rambu dalam hal bersahabat >dengan seorang nonmuslim. >Terimakasih
Alhamdulillah, Mudah-mudahan artikel yang saya copy dari almanhaj menjawab pertanyaan diatas, wallahu a'lam HUKUM BERGAUL DAN BERINTERAKSI DENGAN ORANG-ORANG KAFIR SECARA LEMBUT KARENA MENGHARAPKAN KEISLAMANNYA Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin http://www.almanhaj.or.id/content/1233/slash/0 Pertanyaan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apa hukum bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang kafir secara kembut dan halus karena mengharapkan Islamnya mereka ? Jawaban. Tidak diragukan lagi bahwa seorang muslim wajib membenci musuh-musuh Allah dan berlepas diri dari mereka, karena inilah jalan para rasul dan para pengikutnya. Allah Subhanahu wa Taala telah berfirman. Artinya : Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia ; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja [Al-Mumtahanah : 4] Dalam ayat lain disebutkan. Artinya : Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Alalh dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang itu bapak-bapakj, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan kaimanan dalam hati mereka dengan pertolongan yang datang dari padaNya [Al-Mujadillah : 22] Berdasarkan ini, tidak boleh terjadi di dalam hati seorang muslim kecintaan terhadap musuh-musuh Allah yang sebenarnya juga musuh-musuh sendiri. Allah Subhanahu wa Taala telah berfirman. Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuhKu dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang ; padahal sesunguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu [Al-Mumtahanah : 1] Adapun seorang muslim memperlakukan mereka dengan halus dan lembut karena mengharapkan Islamnya mereka, maka yang demikian ini tidak apa-apa, karena ini merupakan cara mengajak untuk memeluk Islam. Tapi jika mereka tidak bisa diharapkan, hendaknya mereka diperlakukan sesuai dengan haknya. Hal ini telah dibahas secara gambling di dalam buku-buku para ahli ilmu, terutama pada buku Ahkam Ahl Adz-Dzimmah, karya Ibnul Qayyim rahimahullah. [Fatawa Al-Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 226-227] LOYAL TERHADAP ORANG KAFIR Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin http://www.almanhaj.or.id/content/601/slash/0 Pertanyaan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apa hukum loyal terhadap orang-orang kafir ? Jawaban. Loyal terhadap orang-orang kafir dengan saling mencintai, saling menolong dan menjadikan mereka sebagai teman kepercayaan hukumnya haram dan di larang, berdasarkan nash Al-Qur'an. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. "Artinya : Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya". [Al-Mujadilah : 22] Dan firmanNya. "Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu menjadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertawakallah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman". [Al-Maidah : 57] Serta firmanNya. "Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu) ; sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim".[Al-Maidah : 51] Dan firmanNya. "Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu". [Ali-Imran : 118] Allah juga mengabarkan, jika sebagian kaum mukmin tidak menjadi penolong sebagian lainnya, sementara sebagian kaum kafir menjadi penolong sebagian lainnya, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan yang besar di muka bumi. Maka seorang mukmin sama sekali tidak boleh mempercayai non mukmin walaupun ia menampakkan kecintaan dan loyalitas, karena tentang mereka Allah telah berfirman. "Artinya : Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)". [An-Nisa : 89] Kemudian dalam ayat lainnya disebutkan. "Artinya : Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka". [Al-Baqarah : 120] Seharusnya seorang mukmin bersandar kepada Allah dalam menjalankan syari'atNya, tidak tergoyahkan oleh celaan orang yang mencela dan tidak takut terhadap musuh-musuhnya, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman. "Artinya : Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (hakmu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman".[Ali-Imran : 175] Dalam ayat lainnya disebutkan, "Artinya : Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata, Kami takut akan mendapat bencana. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada RasulNya), atau sesuatu keputusan dari sisiNya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka".[Al-Maidah : 52] Dalam ayat lainnya disebutkan. "Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Majidil Haram sesudah tahun ini, maka Allah nanti akan memberi kekayaan kepadamu karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" [At-Taubah : 28] [Al-Majmu Ast-Tsamin, Syaikh Ibnu Utsaimin, Juz 1, hal 46-47] HUKUM WALA DAN BARA TERHADAP SIAPA DILAKUKAN, BOLEH LOYAL TERHADAP ORANG KAFIR? Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz http://www.almanhaj.or.id/content/957/slash/0 Pertanyaan Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Kami mohon perkenan Syaikh yang mulia untuk menjelaskan tentang wala dan bara, terhadap siapa dilakukan, dan apakah boleh loyal terhadap orang-orang kafir ? Jawaban. Wala dan bara artinya mencintai kaum mukminin dan loyal terhadap mereka serta membenci kaum kuffar, memusuhi mereka dan berlepas diri dari mereka dan agama mereka. Itulah maksud wala dan bara sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Taala. Artinya : Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia ; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiranmu) dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. [Al-Mumtahanah : 4] Maksud membenci dan memusuhi mereka bukan berarti menganiaya mereka atau menyakiti mereka jika mereka tidak memerangi, tapi maksudnya adalah membenci dan memusuhi mereka di dalam hati dan tidak menjadikan mereka sebagai teman. Namun demikian tidak menyakiti mereka, tidak membahayakan dan menganiaya mereka. Jika mereka mengucapkan salam, hendaklah salam mereka dijawab, lalu mereka dinasehati dan diarahkan kepada kebaikan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala. Artinya : Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zhalim diantara mereka [Al-Ankabut : 46] Ahli kitab adalah kaum Yahudi dan Nashrani, juga kaum kuffar lainnya yang tidak memerangi, atau yang dalam gencatan senjata atau yang tunduk aturan tapi tidak memeluk Islam. Namun demikian, siapa pun di antara mereka yang berbuat aniaya, maka dihukum sesuai dengan tindakannya. Atau jika tidak, maka yang disyariatkan bagi seorang mukmin, adalah membantah mereka dengan cara yang lebih baik, baik terhadap kaum muslimin maupun kaum kuffar sambil membenci mereka (kaum kuffar) karena Allah, hal ini berdasarkan ayat yang mulia tadi dan ayat. Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik [An-Nahl : 125] Dari itu, tidak boleh menyakiti atau menganiaya mereka, namun tetap membenci dan memusuhi mereka. Dan disyariatkan pula untuk menyeru mereka ke jalan Allah, mengajari dan membimbing mereka kepada kebenaran, mudah-mudahan dengan begitu Allah menunjukkan mereka ke jalan yang benar. Dan tidak ada larangan untuk bersedekah dan berbuat baik kepada mereka, berdasarkan firman Allah Azza wa Jalla. Artinya : Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil [Al-Mumtahanah : 8] Dan berdasarkan hadits yang disebutkan dalam Ash-Shahihain, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, bahwa beliau menyuruh Asma binti Abu Bakar Radhiyallahu anhu untuk menyambung tali silaturahmi dengan ibunya yang kafir pada saat gencatan senjata antara Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan penduduk Makkah dalam perjanjian Hudaibiyah. [Hadits Asma : Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Jizyah 3183, Muslim dalam Az-Zakah 1003] [Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwiah, Juz 5, hal.246-247, Syaikh Ibnu Baz] [Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syariyyah Fi Al-Masail Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, hal 366-368 Darul Haq] _________________________________________________________________ Search from any Web page with powerful protection. Get the FREE Windows Live Toolbar Today! http://toolbar.live.com/?mkt=en-id Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/mlbios.php/aturanmilis/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/