From:  Siswo Prayogo
Sent: 11 Februari 2008 17:14
Assalamu'alaikum warohmatulloh..
Ikhwan sekalian adakah ada yang tahu tentang berita dari Syeikh Ahmad
penjaga kubur di Masjid Nabawi ini.
Adakah yang tahu mengenai kebenaran berita ini?
Jazakallahu.
Wassalam
============

Wasiat Bohong Dari Syaikh Ahmad Penjaga Kubur Rasulullah

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Sumber : http://www.almanhaj.or.id/content/1201/slash/0

Dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, ditujukan kepada siapa saja
diantara orang-orang Islam yang mendapatkan surat ini, semoga Allah
menjaga mereka dengan agama Islam, dan melindungi kita serta mereka dari
kejahatan para pendusta yang bohong dan tengik.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Amma ba'du :

Kami telah membaca edaran yang dinisbatkan kepada Syaikh Ahmad Khodim Al
Haram An Nabawi,

Dengan judul :

"Ini Adalah Wasiat Dari Madinah Munawwarah Dari Ahmad Khodim Al Haram An
Nabawi "

Dalam wasiat ini dikatakan : pada suatu malam Jum'at aku pernah tidak
tidur, membaca Al Qur'an, dan setelah membaca Asma'ul Husna aku bersiap
siap untuk tidur, tiba tiba aku melihat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa
sallam yang telah membawa ayat ayat Al Qur'an dan hukum hukum yang
mulia, kemudian beliau berkata : wahai Syaikh Akhmad, aku menjawab : ya,
ya Rasulullah, wahai orang yang termulia diantara makhluk Allah, beliau
berkata kepadaku : aku sangat malu atas perbuatan buruk manusia itu,
sehingga aku tak bisa menghadap Tuhanku dan para malaikat, karena dari
hari Jum'at ke Jum'at telah meninggal dunia sekitar seratus enam puluh
ribu jiwa (160 000) dengan tidak memeluk agama Islam .

Kemudian beliau menyebut contoh contoh dari perbuatan maksiat itu, dan
berkata : "maka wasiat ini sebagai rahmat bagi mereka dari Allah Maha
Perkasa", selanjutnya beliau menyebutkan sebagian tanda tanda hari
kiamat dan berkata :" wahai Syaikh Ahmad, sebarkanlah wasiat ini kepada
mereka, sebab wasiat ini dinukil dari Lauhul Mahfudz, barang siapa yang
menulisnya dan mengirimnya dari suatu negara ke negara lain, dari suatu
tempat ke tempat yang lain, baginya disediakan istana dalam sorga, dan
barang siapa yang tidak menulis dan tidak mengirimnya, maka haramlah
baginya syafaatku di hari kiamat nanti, barang siapa yang menulisnya
sedangkan ia fakir maka Allah akan membuat dia kaya, atau ia berhutang
maka Allah akan melunasinya, atau ia berdosa maka Allah pasti
mengampuninya, dia dan kedua orang tuanya, berkat wasiat ini, sedangkan
barang siapa yang tidak menulisnya maka hitamlah mukanya di dunia dan
ahirat".

Kemudian beliau melanjutkan :" Demi Allah 3x wasiat ini adalah benar,
jika aku berbohong, aku keluar dari dunia ini dengan tidak memeluk agama
Islam, barang siapa yang percaya kepada wasiat ini, ia akan selamat dari
siksaan neraka, dan jika tidak percaya maka kafirlah ia".

Inilah ringkasan dari wasiat bohong yang dikatakan dari Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wa sallam itu, kita telah berkali kali mendengar
wasiat bohong ini, yang mana telah tersebar luas dikalangan umat manusia
secara terus menerus, anehnya hal ini sangat laku dikalangan umum.

Dalam wasiat tersebut terdapat beberapa ungkapan yang saling
kontradiktif, diantaranya pendusta itu mengatakan bahwa ia (Syaikh
Ahmad) melihat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam ketika hendak
tidur, berarti ia melihatnya ketika berjaga (tidak dalam mimpi), ia juga
telah mendakwakan (dalam wasiat itu) berbagai hal yang jelas jelas
bohong dan bathil, dan kami akan terangkan nanti Insya Allah.

Pada tahun tahun yang lalu kami telah menjelaskan kepada semua orang
tentang kebohongan dan kebatilan wasiat itu secara terang-terangan,
ketika kami membaca selebaran terahir ini, kami raguragu menulisnya,
karena jelas kebatilannya dan keberanian pembohong itu, dan kami tidak
menduga sebelumnya hal itu bisa laku di kalangan orang-orang berakal
sehat, bahkan banyak dari kawan kami yang memberitahukan, bahwa wasiat
bohong itu telah tersebar diantara mereka, dan ada yangmempercayainya.

Atas dasar itu semua kami memandang perlu untuk menulisnya ; menjelaskan
ketidakbenaran dan kebohongan wasiat itu terhadap Rasulullah Shalallahu
'alaihi wa sallam, sehingga tak seorangpun dapat tertipu olehnya.

Barang siapa diantara para ahli ilmu yang beriman dan orang orang yang
berfikiran sehat mau mempelajarinya, niscaya ia akan tahu bahwa hal itu
adalah kebohongan ditinjau dari beberapa segi, kami telah menanyakan
kepada keluarga dekat Syaikh Ahmad yang wasiat bohong itu dinisbatkan
kepadanya, tetapi mereka mengingkari kebohongan itu, bahkan hal itu
merupakan pembohongan terhadap almarhum Syaikh Ahmad, sebab beliau belum
pernah mengatakannya sama sekali, dan beliau telah lama meninggal dunia,
seandainya Syaikh Ahmad tersebut maupun yang lebih hebat daripadanya
mendakwakan bahwasanya ia melihat Nabi Muhammad ketika sedang tidur atau
berjaga, kemudian mewasiatkan seperti ini, pasti kita tahu bahwa hal itu
bohong belaka, atau yang mengatakan kepadanya setan bukan Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wa sallam, berdasarkan keterangan keterangan di bawah
ini.

Diantaranya : bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam tidak akan
dapat dilihat oleh seseorang ketika ia berjaga setelah beliau wafat,
jika ada dari kalangan sufi yang mendakwakan bahwasanya ia melihat
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam ketika ia berjaga setelah ia
wafat, atau beliau menghadiri peringatan maulid atau yang lainnya, maka
betul-betul ia telah berbuat salah dan menyeleweng, karena sesungguhnya
mayat itu akan bangkit dari kuburnya pada hari kiamat, bukan di dunia
sekarang ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Kemudian sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian pasti akan mati,
kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di
hari kiamat" [Al Mu'minun, 15-16]

Dengan demikian berarti Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan
bahwasanya kebangkitan mayat itu pada hari kiamat bukan di dunia seperti
sekarang ini, barang siapa yang menyalahi itu berarti ia jelas pembohong
dan penyeleweng, ia tidak mengetahui kebenaran sebagaimana telah
diketahui oleh ulama salaf, para sahabat Rasulullah Shalallahu 'alaihi
wa sallam, dan para pengikut mereka dengan sebaik-baiknya.

Kedua : bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam tidak akan
mengatakan sesuatu berlawanan dengan yang hak, baik di masa hidupnya
maupun sesudah wafatnya, dan wasiat di atas tadi benarbenar telah
menyalahi syariatnya secara terang terangan ditinjau dari beberapa segi
seperti di bawah ini.

Memang kadang kadang Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam dapat
dilihat dalam mimpi, barang siapa yang melihat wajah beliau yang mulia,
berarti ia betul-betul melihatnya, karena syetan tidak bisa meyerupai
wajah beliau, sebagaimana hal itu dijelaskan dalam hadits hadits shohih.
Yang paling penting ialah bagaimana keimanan orang yang mimpi tersebut,
kejujurannya, keadilannya,hafalannya, agamanya dan amanatnya ? Apakah ia
melihat wajah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam atau yang lainnya
? Jika ada hadits disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa
sallam di masa hidupnya diriwayatkan tidak melalui jalur orang orang
terpercaya, adil dan kuat hafalannya, maka hadits tersebut tidak bisa
dijadikan landasan huhum (argumen), atau hadits tersebut melalui jalur
di atas, tapi bertentangan dengan riwayat para perowi lain yang lebih
terpercaya dan lebih kuat hafalannya, sedangkan tidak ada jalur sanad
yang lain untuk dikorelasikan, maka yang pertama dimansukh (dihapus masa
berlakunya) oleh yang kedua, dan tidak boleh diamalkan, dan hadits kedua
sebagai nasikh, boleh diamalkan dengan syarat syarat tertentu jika
memungkinkan, jika tidak memungkinkan untuk dikorelasikan maka yang
lebih lemah hafalannya dan lebih rendah tingkat keadilannya harus
ditinggalkan, berarti kedudukan hadits tadi syadz (bertentangan dengan
hadits lain yang lebih shahih) dan tidak bisa diamalkan.

Sekarang bagaimana dengan penyampaian wasiat yang tidak diketahui bahwa
ia telah menukil dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, tidak
diketahui keadilan dan amanatnya ? Benar benar wasiat ini harus
ditinggalkan dan tidak perlu diperhatikan, walaupun isinya tidak
bertentangan dengan syariat Islam, dan harus lebih ditinggalkan jika
wasiat itu mencakup hal hal yang menunjukkan kebatilan dan kebohongan
terhadap Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, bahkan mencakup
pensyariatan agama yang tidak diizinkan oleh Allah, sedangkan Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda :

"Artinya : Barang siapa yang mengatakan sesuatu hal (yang dinisbatkan
kepada saya) yang saya sendiri tidak pernah mengatakannya maka
bersiaplah ia menduduki tempatnya dari api neraka".

Pendusta itu telah mengatakan wasiat itu dari Rasulullah, sedangkan
beliau tidak pernah 
mengatakannya, berarti ia telah berdusta pada Rasulullah dan pada
dirinya sendiri, bagaimana ia akan bebas dari azab Allah Subhanahu wa
Ta'ala yang sangat pedih itu, jika ia tidak cepat-cepat bertaubat kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan memberitahukan kepada khayalak ramai
bahwa ia telah mendakwakan dengan kebohongan wasiat itu atas diri
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, sebab orang yang telah
menyebarkan kebatilan diantara manusia tidak akan diterima taubatnya
kecuali dengan mengumumkannya, sehingga diketahui oleh mereka bahwa ia
telah kembali kepada jalan yang lurus.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Artinya : Sesungguhnya orang orang yang menyembunyikan apa yang telah
Kami turunkan, berupa keterangan keterangan (yang jelas) dan petunjuk,
setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu
dilaknat Allah dan dilaknat(pula)oleh semua (makhluk)yang dapat
melaknat, kecuali mereka yang telah bertaubat dan mengadakan perbaikan
dan menerangkan (kebaikan), maka terhadap merekalah Aku (Allah) menerima
taubatnya dan Akulah penerima taubat lagi MahaPenyayang" [Al Baqarah :
159-160]

Dalam ayat di atas, Allah telah menjelaskan barang siapa yang
menyembunyikan suatu kebenaran, maka taubatnya tidak akan diterima,
kecuali jika ia mengadakan perbaikan dan menjelaskan kebenaran tersebut,
Allah telah menyempurnakan agama-Nya bagi hamba-Nya, dan menyempunakan
ni'mat-Nya kepada mereka dengan mengutus Nabi Muhammad Shalallahu
'alaihi wa sallam, dan wahyu yang diturunkan kepadanya adalah sempurna,
beliau tidak akan dicabut nyawanya kecuali telah disempurnakan
agama-Nya, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman-Nya :

"Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Kucukupkan kepadamu nu'matKu, dan telah Kuridloi Islam sebagai
agama bagimu" [Al Maidah : 3]

Pendusta wasiat ini telah datang pada abad keempat belas untuk
mengelabuhi manusia dan mensyariatkan kepada mereka agama baru, barang
siapa yang mengikutinya, maka baginya disediakan sorga, dan barang siapa
yang menolak syariat itu, maka baginya disediakan neraka. Dengan
demikian ia hendak menjadikan wasiat ini lebih baik dari Al Qur'an, yang
mana jika seseorang tidak menulisnya dan tidak mengirimkannya dari
suatau negara ke negara lainnya diharamkan baginya syafaat Nabi Muhammad
Shalallahu 'alaihi wa sallam pada hari kiamat, ini merupakan pembohongan
yang paling hina dan jelas sekali, betapa tidak punya malu pembohong
itu, ia telah berani berbuat bohong, kerena barang siapa yang menulis Al
Qur'an yang mulia dan mengirimkannya dari suatu negara ke negara yang
lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lainnya, tidak akan
mendapatkan keutamaan seperti itu jika ia tidak mengamalkan
kandungannya, bagaimana ia bisa memperoleh keutamaan itu jika hanya
menulis dan mengirimkan wasiat bohong itu dari suatu negara ke negara
yang lain. Barang siapa yang tidak menulis Al Qur'an dan tidak
mengirimkannya dari suatu negara ke negara yang lain, maka tidak
diharamkannya baginya syafaat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam,
jika ia benar-benar mengimaninya dan mengikuti syariatnya, satu
kebohongan dalam wasiat ini saja sudah menjadi bukti atas kebatilannya,
kebohongannya yang jelas, kecerobohan, kebodohan, dan jauhnya dari
ajaran Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam.

Selain apa yang telah kami sebutkan tadi, masih banyak lagi hal-hal yang
menunjukkan ketidakbenaran wasiat tersebut, walaupun pendusta itu
bersumpah seribu kali atau lebih atas kebenarannya.

Seandainya pembuat wasiat itu bersumpah, jika ia berdusta pasti ia akan
tertimpa azab yang sangat pedih sebagai saksi atas kebenarannya, maka
tetap ia tidak bisa dipercaya, dan wasiat itu tidak berubah menjadi
benar, bahkan saya berani bersumpah demi Allah dan demi Allah, bahwa
perbuatan itu merupakan kebohongan yang paling besar dan kebatilan yang
paling hina, kita bersaksi kepada Allah dan kepada malaikat yang telah
datang kepada kita dan kepada kaum muslimin yang telah memperoleh
tulisan ini, suatu kesaksian kita sampaikan kepada Allah, bahwasanya
wasiat ini dusta dan bohong kalau dinisbatkan kepada Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wassalam, semoga Allah membuat hina orang orang yang
menisbatkan wasiat itu kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam,
dan menyiksanya sesuai dengan perbuatannya.

Diantara sekian banyak kebatilan dan kebohongan wasiat tersebut adalah :

Pertama :
Isi kandungan wasiat tersebut yang berbunyi :" karena dari Jum'at ke
Jum'at telah meninggal dunia sekitar 160.000 orang dengan tidak memeluk
agama Islam ", kerena hal itu merupakan ilmu ghaib, dan wahyu bagi
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam telah berhenti setelah beliau
wafat, sedangkan pada masa hidupnya beliau tidak tahu ilmu ghoib, mana
mungkin hal itu bisa terjadi sepeninggal beliau ?

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Artinya : Katakanlah: aku tidak mengatakan kepadamu bahwa
perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang
ghoib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang
malaikat, aku mengetahui apa yang telah diwahyukan kepadaku, katakanlah,
apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat ? maka apakah kamu
tidak memikirkan(nya)?" [Al An'am : 50]

"Artinya : Katakanlah tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang
mengetahui perkara ghoib, kecuali Allah, dan mereka tidak mengetahui
kapan mereka akan dibangkitkan" [An Naml : 65]

Dalam hadits shahih disebutkan, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi
wa sallam bersabda :

"Artinya : Banyak orang orang yang dijauhkan dari telagaku pada hari
kiamat nanti, maka aku berkata : ya Rabb, mereka adalah sahabat
sahabatku, mereka sahabat sahabatku, maka dikatakan kepadaku :
sesungguhnya engkau tidak tahu tentang apa yang mereka perbuat setelah
engkau wafat ?, maka aku berkata sebagaimana hamba sholeh(Nabi Isa)
berkata :" Dan aku menjadi saksi bagi mereka selama aku hidup bersama
mereka, maka setelah Engkau telah mewafatkan aku, Engkaulah yang menjadi
penguasa bagi mereka dan sesungguhnya Engkau MahaMengetahui atas segala
sesuatu".

Kedua :
Ungkapan yang mengatakan : "Barang siapa yang menulisnya sedangkan ia
orang fakir, maka Allah akan menjadikan kaya, atau ia berhutang maka
Allah akan melunasinya, atau ia berdosa maka Allah akan mengampuninya
serta kedua orang tuanya berkat wasiat ini, ... dan seterusnya", ini
merupakan kebohongan besar dan bukti nyata atas kebohongan pedusta itu,
betapa ia tidak punya malu terhadap Allah dan hamba hambaNya, karena
ketiga hal di atas tidak bisa dicapai hanya dengan menulis Al Qur'an,
apalagi menulis wasiat ini yang jelas batilnya, tidak lain pelaku dosa
ini hanyalah akan mengkaburkan manusia saja, serta menjadikan mereka
selalu bergantung kepada wasiat itu, sehingga mereka mau menulisnya dan
mengelu elukan keutamaan yang dijanjikan, dengan meninggalkan tuntunan
yang telah disyari'atkan Allah kepada hamba hambaNya, ia menjadikan
wasiat itu sebagai sarana mencapai kekayaan, membayar hutang, dan
ampunan Tuhan, kita berlindung kepada Allah dari kehinaan, mengikuti
hawa nafsu dan syetan.

Ketiga :
Isi kandungannya yang berbunyi :"Sedangkan barang siapa yang tidak
menulisnya, maka hitamlah mukanya di dunia dan akhirat".

Ini juga merupakan kebohongan besar dan bukti nyata atas kebatilan
wasiat tersebut serta pengecutnya pendustanya, mana ada orang yang
berakal akan menerima perkataan itu, pembawa wasiat itu adalah seorang
manusia yang hidup pada abad keempat belas hijriyah, dan tidak diketahui
identitasnya, ia mendakwakan kebohongan atas diri Rasulullah Shalallahu
'alaihi wa sallam dengan anggapan bahwa barang siapa yang menulisnya
akan dijamin dengan tiga jaminan di atas.

Maha Suci Engkau Ya Allah, ini merupakan kebohongan yang besar, bukti
bukti dan realita yang secara empiris telah menunjukkan atas kebohongan
pendusta itu, betapa besar dosanya di sisi Allah, sebab kelancangannya
benar-benar ia tidak punya malu terhadap Allah dan semua manusia, karena
telah banyak orang yang tidak menulis wasiat ini, namun mereka toh
mukanya tidak hitam, di lain pihak telah banyak orang yang menulis
wasiat ini, namun mereka masih juga tetap tidak bisa membayar hutangnya,
dan tetap saja dalam kefakirannya.

Maka marilah kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari
kecenderungan hati dan dari kotoran dosa, sifat-sifat dan
balasan-balasan di atas tidak pernah di janjikan oleh syariat yang mulia
bagi orang orang yang menulis kitab suci Al Qur'an, kitab yang paling
mulia dan paling agung, bagaimana hal itu bisa dicapai oleh orang yang
menulis wasiat bohong, wasiat yang mencakup berbagai kebatilah, dan
dihiasi bermacam macam kekafiran.

Maha Suci Allah, alangkah sabarnya Dia (Allah) terhadap hamba hamba yang
berbuat dusta atas-Nya.

Keempat :
Isi wasiat ini berbunyi :"Barang siapa yang percaya kepada wasiat ini,
pasti akan selamat dari siksaan neraka, jika tidak percaya kafirlah
dia".

Ini juga merupakan keberanian yang luar biasa untuk berbuat bohong,
dengan kebatilannya pendusta itu mengajak semua manusia untuk
mempercayai tipu dayanya, ia mengira bahwasanya mereka akan selamat dari
api neraka jika memang mau mempercayainya, dan barang siapa yang tidak
mempercayainya maka ia pantas dianggap kafir, demi Allah, pembohong itu
tidak mengatakan sesuatu yang haq, bahkan sebaliknya, jika ada orang
yang mempercayainya maka ia pasti dianggap kafir, bukan orang yang
mendustakannya karena dakwaannya tidak berdasar dalil.

Kita bersaksi kepada Allah, bahwasanya dakwaan itu adalah bohong belaka,
pendusta itu hendak mensyariatkan kepada manusia apa apa yang tidak di
izinkan Allah, dan sengaja memasukkan sesuatu hal baru dalam agama
mereka apa apa yang tidak ada didalamnya, sedangkan Allah telah
melengkapi dan mencukupkan agama umat ini, sejak empat belas abad yang
silam, yaitu sebelum datangnya pendusta ini.

Maka berwaspadalah, wahai para sidang pembaca dan kawan-kawan seagama,
janganlah percaya terhadap dakwaan-dakwaan dusta seperti ini, jauhilah
penyebarannya di kalangan anda sekalian, karena yang haq selalu disinari
oleh cahaya yang tidak kabur, carilah kebenaran disertai dalilnya,
bertanyalah kepada para Ulama jika kamu mendapatkan kesulitan,

dan janganlah tertipu oleh sumpah sumpah bohong pendusta, karena iblis
telah bersumpah kepada kedua orang tua kita yaitu Adam dan Hawa,
bahwasanya ia sebagai penasehat bagi keduanya, padahal ia tak lain
adalah gembong penghianat dan pendusta ulung, sebagaimana yang
diceritakan Allah dalam Al Qur'an :

"Artinya : Dan dia (syetan) bersumpah kepada keduanya (Adam dan Hawa),
sesungguhnya saya adalah termasuk orang orang yang memberi nasehat
kepadmu sekalian " [Al A'raf : 21]

Maka dari itu, anda sekalian harus selalu waspada terhadap pendusta ini
dan para pengikutnya, sebab banyak diantara mereka yang mempunyai sumpah
bohong, mengingkari janji, dan menghiasi perkataan-perkataannya untuk
membujuk dan menyesatkan.

Semoga Allah tetap memelihara kami, anda sekalian dan kaum muslimin
semua dari segala kejahatan syetan, fitnah orang-orang yang menyesatkan,
penyelewengan orang orang yang menyimpang, dan tipu daya musuh musuh
Allah Subhanahu wa Ta'ala, mereka hendak membaurkan agama dan memadamkan
cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka dan mengkaburkan agamaNya bagi
umat manusia, tetapi Allah pasti menyempurnakan cahaya-Nya serta
menolong agama-Nya, walaupun musuh musuh-Nya baik dari kelompok syetan
dan pengikutnya maupun orang orang kafir dan atheis itu tidak rela.

Adapun hal hal yang telah disebutkan pendusta ini tentang timbulnya
kemungkarankemungkaran adalah realitas, dan Al Qur'an dan hadits pun
telah memperingatkan kita sejauh mungkin, pada keduanya (Al Qur'an dan
Hadits) terdapat hidayah dan kecukupan. Mari kita memohon kepada Allah,
agar berkenan memperbaiki keadaan kaum muslimin dan memberi karunia
kepada mereka untuk tetap mengikuti yang haq dan tetap konsisten dalam
menjalankannya, serta mau bertaubat kepada-Nya dan meminta ampunan-Nya
dari segala macam dosa, karena sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat,
Pemurah dan berkuasa atas segala galanya.

Adapun yang telah disebutkan tentang tanda-tanda hari kiamat, maka hal
itu sudah dijelaskan oleh hadits-hadits shahih, selain juga Al Qur'an
telah menyinggung sebagian saja, barang siapa yang ingin mengetahuinya
ia dapat mendapatkannya pada bab-bab tertentu dalam buku buku hadits
serta karangan karangan para ahli ilmu dan iman.

Akhirnya, sudah cukup jelas bagi kita bahwa kebohongan pendusta itu
tidak diragukan lagi, karena ia telah mengkaburkan dan mencampur adukan
antara yang haq dan yang batil, cukup Allahlah sebagai penolong kita,
Dia sebaik baik pelindung, tak ada kekuasaan dan kekuatan apapun kecuali
di tangan Allah.

[Disalin dari buku Waspada Terhadap Bid'ah, Penulis Syaikh Abdullah Bin
Abdul Aziz Bin Baz, Penerbit Departemen Agama Saudi Arabia]


Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/mlbios.php/aturanmilis/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke