Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
akh Khairul,�semoga�di�http://www.almanhaj.or.id/content/765/slash/0� ini bisa 
menjawab pertanyaan lelaki tersebut, dan untuk ikhwah semua, apakah kisah ini 
pernah terjadi dizaman Nabi Shallallahu 'alaihi wasalam atau zaman sahabat?

----- Original Message ----
From: Khairul Anwar bin Amir <[EMAIL PROTECTED]>
To: assunnah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, June 26, 2008 19:41:12
Subject: [assunnah] Wujudkah Tuhan?

Assalamualaikum.

Saya berharap ada sesiapa dapat menjawab soalan saya ini.

Andaikan seorang lelaki datang kepada anda, dan bertanyakan tentang kewujudan 
Tuhan, bagaimana jawapan yang terbaik harus diberi?

Lelaki ini adalah seorang yang tidak percaya akan adanya Tuhan, agama, dan 
perkara ghaib. Lelaki ini adalah Atheist yang tentunya menolak dalil naqli.
 
[A]. Mengimani Wujud Allah Subhanahu wa Ta'ala
http://www.almanhaj.or.id/content/765/slash/

Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah, akal, syara', dan indera.

[1]. Bukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada sang Pencipta 
merupakan fitrah setiap makhluk, tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. 
Tidak akan berpaling dari tuntutan fitrah ini, kecuali orang yang di dalam 
hatinya terdapat sesuatu yang dapat memalingkannya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Artinya : Semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu bapaknyalah 
yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi" [Hadits Riwayat Al-Bukhari]

[2]. Adapun bukti akal tentang wujud Allah adalah proses terjadinya semua 
makhluk, bahwa semua makhluk, yang terdahulu maupun yang akan datang, pasti ada 
yang menciptakan. Tidak mungkin menciptakan dirinya sendiri, dan tidak pula 
tercipta secara kebetulan. Tidak mungkin wujud itu ada dengan sendirinya, 
karena segala sesuatu tidak akan dapat menciptakan dirinya sendiri. Sebelum 
wujudnya tampak, berarti tidak ada.

Semua makhluk tidak mungkin tercipta secara kebetulan karena setiap yang 
diciptakan pasti mebutuhkan pencipta. Adanya makhluk-makhluk itu di atas 
undang-undang yang indah, tersusun rapi, dan saling terkait dengan erat antara 
sebab-musababnya dan antara alam semesta satu sama lainnya. Semua itu sama 
sekali menolak keberadaan seluruh makhluk secara kebetulan, karena sesuatu yang 
ada secara kebetulan, pada awalnya pasti tidak teratur.

Kalau makhluk tidak dapat menciptakan diri sendiri, dan tercipta secara 
kebetulan, maka jelaslah, makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yaitu Allah 
Robb semesta alam.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan dalil aqli (akal) dan dalil qath'i dalam 
surat Ath Thuur:

"Artinya : Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang 
menciptakan (diri mereka sendiri)?" [Ath Thuur: 35]

Dari ayat di atas tampak bahwa makhluk tidak diciptakan tanpa pencipta, dan 
makhluk tidak menciptakan dirinya sendiri. Jadi jelaslah, yang menciptakan 
makhluk adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ketika Jubair bin Muth'im mendengar dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa 
Sallam yang tengah membaca surat Ath Thuur dan sampai kepada ayat-ayat ini:

"Artinya : Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun, atukah mereka yang 
menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan 
bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah 
di sisi mereka ada perbendaharaan Robbmu atau merekakah yang berkuasa?" [Ath 
Thuur: 35-37]

Ia, yang tatkala itu masih musyrik berkata, "Hatiku hampir saja terbang. Itulah 
permulaan menetapnya keimanan dalam hatiku." [Hadits Riwayat Al-Bukhari]

Dalam hal ini kami ingin memberikan satu contoh. Kalau ada seseorang berkata 
kepada Anda tentang istana yang dibangun, yang dikelilingi kebun-kebun, dialiri 
sungai-sungai, dialasi oleh hamparan karpet, dan dihiasi dengan berbagai 
perhiasan pokok dan penyempurna, lalu orang itu mengatakan kepada Anda bahwa 
istana dengan segala kesempurnaannya ini tercipta dengan sendirinya, atau 
tercipta secara kebetulan tanpa pencipta, pasti Anda tidak akan mempercayainya, 
dan menganggap perkataan itu adalah perkataan dusta dan dungu. Kini kami 
bertanya kepada Anda, masih mungkinkah alam semesta yang luas ini beserta 
apa-apa yang berada di dalamnya tercipta dengan sendirinya atau tercipta secara 
kebetulan?!

[3]. Bukti syara' tentang wujud Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa seluruh kitab 
langit berbicara tentang itu. Seluruh hukum yang mengandung kemaslahatan 
manusia yang dibawa kitab-kitab tersebut merupakan dalil bahwa kitab-kitab itu 
datang dari Robb Yang Maha Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan 
makhluknya. Berita-berita alam semesta yang dapat disaksikan oleh realitas akan 
kebenarannya yang didatangkan kitab-kitab itu juga merupakan dalil atau bukti 
bahwa kitab-kitab itu datang dari Robb Yang Maha Kuasa untuk mewujudkan apa 
yang dibeitakan itu.

[4]. Bukti inderawi tentang wujud Allah Subhanahu wa Ta'ala dapat dibagi 
menjadi dua:

[a] Kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya doa orang-orang yang 
berdoa serta pertolongan-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan 
musibah. Hal ini menunjukkan secara pasti tentang wujud Allah Subhanahu wa 
Ta'ala.

Allah berfirman:

"Artinya : Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan Kami 
memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari 
bencana yang besar." [Al Anbiya: 76]

"Artinya : (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu 
diperkenankan-Nya bagimu : Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan 
kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut" [Al Anfaal: 9]

Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Pernah ada seorang Badui datang 
pada hari Jum'at. Pada waktu itu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tengah 
berkhotbah. Lelaki itu berkata' "Hai Rasul Allah, harta benda kami telah habis, 
seluruh warga sudah kelaparan. Oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah 
Subhanahu wa Ta'ala untuk mengatasi kesulitan kami." Rasulullah lalu mengangkat 
kedua tanganya dan berdoa. Tiba-tiba awan mendung bertebaran bagaikan 
gunung-gunung. Rasulullah belum turun dari mimbar, hujan turun membasahi 
jenggotnya. Pada Jum'at yang kedua, orang badui atau orang lain berdiri dan 
berkata, "Hai Rasul Allah, bangunan kami hancur dan harta bendapun tenggelam, 
doakanlah akan kami ini (agar selamat) kepada Allah." Rasulullah lalu 
mengangkat kedua tangannya, seraya berdoa: "Ya Robbku, turunkanlah hujan di 
sekeliling kami dan jangan Engkau turunkan sebagai bencana bagi kami." Akhirnya 
beliau tidak mengisyaratkan pada suatu tempat kecuali menjadi terang (tanpa 
hujan)." [Hadits Riwayat Al Bukhari]

[b]. Tanda-tanda para nabi yang disebut mukjizat, yang dapat disaksikan atau 
didengar banyak orang merupakan bukti yang jelas tentang wujud Yang Mengurus 
para nabi tersebut, yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena hal-hal itu berada 
di luar kemampuan manusia, Allah melakukannya sebagai pemerkuat dan penolong 
bagi para rasul.

Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa 'Alaihimus Sallam untuk memukul laut 
dengan tongkatnya, Musa memukulkannya, lalu terbelahlah laut itu menjadi dua 
belas jalur yang kering, sementara air di antara jalur-jalur itu menjadi 
seperti gunung-gunung yang bergulung. Allah berfirman.

"Artinya : Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan 
tongkatmu.: Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti 
gunung yang besar." [Asy Syu'araa: 63]

Contoh kedua adalah mukjizat Nabi Isa 'Alaihimus Sallam ketika menghidupkan 
orang-orang yang sudah mati; lalu mengeluarkannya dari kubur dengan ijin Allah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : ... dan aku menghidupkan orang mati dengan seijin Allah." [Ali Imran 
: 49]

"Artinya : ... dan (ingatlah) ketika kamu mengeluarkan orang mati dari kuburnya 
(menjadi hidup) dengan ijin-Ku." [Al Maidah :110]

Contoh ketiga adalah mukjizat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam 
ketika kaum Quraisy meminta tanda atau mukjizat. Beliau mengisyaratkan pada 
bulan, lalu terbelahlah bulan itu menjadi dua, dan orang-orang dapat 
menyaksikannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang hal ini.

"Artinya : Telah dekat (datangnya) saat (kiamat) dan telah terbelah pula bulan. 
Dan jika mereka (orang-orang musyrik) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka 
berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus-menerus." [Al-Qomar: 1-2]

Tanda-tanda yang diberikan Allah, untuk memperkuat para rasulNya dan sebagai 
pertolongan atas mereka, menunjukkan dengan pasti akan keberadaan Allah 
Subhanahu wa Ta'ala.


Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Download MP3 -Free kajian Islam- http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/mlbios.php/aturanmilis/Yahoo! 
Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke