--- In assunnah@yahoogroups.com, "muhammad luthfi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bagaimana dengan hadis ini??? > dari Al Bara' radhiyallah 'anhu ia berkata: > "Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam memiliki dada yang bidang dan lebar, beliau Shalallaahu alaihi wasalam memiliki rambut yang terurai sampai ke cuping telinga (bagian bawah telinga), saya pernah menyaksikan beliau mengenakan pakaian berwarna merah, belum pernah saya melihat sesuatu yang lebih indah daripada itu." (HR. Al-Bukhari) > > Bila kedua hadis tersebut shahih..berarti tidak akan bertentangan satu dengan yang lain..maka apakah yang dilarang itu pakaian yang dicelup atau pakaian berwarna merah seperti yang dicelup??? > Jazzakumullahu khoiron > > Muhammad Luthfi > Cepu
--- PENJELASAN BERPAKAIAN BERWARNA MERAH --- Dari Abdullah bin 'Amr bin al 'Ash, Rasulullah pernah melihatku mengenakan pakaian yang dicelup dengan 'ushfur maka Nabi menegurku dengan mengatakan, "Ini adalah pakaian orang-orang kafir jangan dikenakan." Dalam lafazh yang lain, Nabi melihatku mengenakan kain yang dicelup dengan 'usfur maka Nabi bersabda, "Apakah ibumu memerintahkanmu memakai ini?" Aku berkata, "Apakah kucuci saja?" Nabipun bersabda, "Bahkan bakar saja." (HR Muslim). Menurut penjelasan Ibnu Hajar mayoritas kain yang dicelup dengan 'ushfur itu berwarna merah. (Fathul Bari, 10/318) Dalam hadits di atas Nabi mengatakan "Apakah ibumu memerintahkanmu untuk memakai ini" hal ini menunjukkan pakain berwarna merah adalah pakaian khas perempuan sehingga tidak boleh dipakai laki-laki. Sedangkan maksud dari perintah Nabi untuk membakarnya maka menurut Imam Nawawi adalah sebagai bentuk hukuman dan pelarangan keras terhadap pelaku dan yang lainnya agar tidak melakukan hal yang sama. Dari hadits di atas juga bisa kita simpulkan bahwa maksud pelarangan Nabi karena warna pakaian merah adalah ciri khas warna pakaian orang kafir. Dalam hadits di atas Nabi mengatakan "Sesungguhnya ini adalah pakaian orang-orang kafir. Jangan dikenakan." Terdapat hadits lain yang nampaknya tidak sejalan dengan penjelasan di atas itulah hadits dari al Barra', beliau mengatakan, "Nabi adalah seorang yang berbadan tegap. Ketika Nabi mengenakan pakaian berwarna merah maka aku tidak pernah melihat seorang yang lebih tampan dibandingkan beliau." (HR Bukhari dan Muslim). Jawaban untuk permasalahan ini adalah dengan kita tegaskan bahwa yang terlarang adalah kain yang berwarna merah polos tanpa campuran warna selainnya. Sehingga jika kain berwarna merah tersebut bercampur dengan garisgaris yang tidak berwarna merah maka diperbolehkan. Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan adanya tujuh pendapat ulama tentang hukum memakai kain berwarna merah. Pendapat ketujuh, kain yang terlarang adalah berlaku khusus untuk kain yang seluruhnya dicelup hanya dengan 'ushfur. Sedangkan kain yang mengandung warna yang selain merah semisal putih dan hitam adalah tidak mengapa. Inilah makna yang tepat untuk hadits-hadits yang nampaknya membolehkan kain berwarna merah karena tenunan yaman yang biasa Nabi kenakan itu umumnya memiliki garis-garis berwarna merah dan selain merah. Ibnul Qoyyim mengatakan, "Ada ulama yang mengenakan kain berwarna merah polos dengan anggapan bahwa itu mengikuti sunnah padahal itu sebuah kekeliruan karena kain merah yang Nabi kenakan itu tenunan Yaman sedangkan tenunan Yaman itu tidak berwarna merah polos" (Fathul Bari, 10/319) Di samping diplih oleh Ibnu Qayyim, pendapat di atas juga didukung oleh Ibnu Utsaimin. Beliau mengatakan, "Kain berwarna merah yang Nabi pakai tidaklah berwarna merah polos akan tetapi kain yang garisgarisnya berwarna merah. Semisal istilah kain sorban merah padahal tidaklah seluruhnya berwarna merah bahkan banyak warna putih bertebaran di sana. Namun disebut demikian karena titik dan coraknya didominasi warna merah. Demikian pula sebutan kain tenun berwarna merah maksudnya garis-garisnya berwarna merah. Adapun seorang laki-laki memakai kain berwarna merah polos tanpa ada warna putihnya maka itu adalah sesuatu yang dilarang oleh Nabi" (Syarah Riyadhus Shalihin, 7/288, Darul Wathon). Pendapat di atas juga disepakati oleh Syeikh Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam. Beliau mengatakan, "Terdapat banyak hadits yang melarang pakaian merah untuk laki-laki. Di antaranya adalah hadits yang diriwayarkan oleh Bukhari, 'Sesungguhnya Nabi melarang kain berwarna merah'. Lalu bagaimana dengan hadits yang menyebutkan bahwa beliau memakai kain berwarna merah? Dalam Zadul Ma'ad, Ibnul Qoyyim menyebutkan bahwa kain merah yang Nabi kenakan itu bukan merah polos tapi kain yang memiliki garis-garis berwarna merah dan hitam. Sehingga kelirulah orang yang memiliki praduga bahwa itu adalah kain berwarna merah polos dan tidak tercampur dengan warna selainnya. Karena kain yang mayoritas garis-garisnya berwarna merah itu disebut kain merah. Kami dapatkan nukilan pendapat dari guru kami, Abdurrahman As Sa'di bahwa Nabi mengenakan kain berwarna merah untuk menjelaskan bahwa itu diperbolehkan. Menurut hemat kami penggabungan yang diajukan oleh Ibnul Qoyyim itu lebih bagus karena larangan mengenakan kain berwarna merah polos itu keras lalu bagaimana mungkin beliau mengenakannya dengan maksud menjelaskan bahwa itu adalah suatu yang dibolehkan" (Taisirul 'Allam, 1/147). dikutip dari e-book pdf "adab berpakaian" Ustd. Aris Munandar http://abusalma.wordpress.com/ ------------------------------------ Website anda http://www.almanhaj.or.id Download MP3 -Free kajian Islam- http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/