Menyampaikan amanat dari penulis, semoga bermanfaat.

Salam,
Abu Ishaq 


-----Original Message-----
From: Fariq Anuz 
Subject: kirim makalah

Sabtu, 2008 Maret 01
“10 PENGHALANG UNTUK MENGIKUTI KEBENARAN”
 
BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH


1.1 Profil Buku

Buku yang akan dibedah isinya ialah buku yang berlatar belakang Islam dengan 
judul “TABIR HIDAYAH” serta memiliki subtitle “10 PENGHALANG UNTUK MENGIKUTI 
KEBENARAN.” Buku ini dikarang oleh Fariq Gasim Anuz, diterbitkan oleh Pustaka 
Imam Asy-syafi’I, Bogor Pada tahun 2002. Buku ini memiliki tebal 80 lembar 
untuk isi dan 2 lembar untuk cover, didalamnya berisi tiga pokok masalah dan 12 
sub pokok masalah. Buku dengan judul Tabir Hidayah ini mengambil referensi dari 
buku-buku al-imam ibnu Qayyim al-jauziah rahimahullah. Adapun sinopsis dari 
buku ini selengkapnya sebagai berikut “…..Sesungguhnya orang-orang yang beriman 
sangat mendambakan untuk dapat meniti (dalam) kehidupan yang fana ini di atas 
jalan yang benar, di jalan keridhaan-nya. Segala macam tantangan dan rintangan 
menghadang kita gagal meraih cita-cita mulia, dari dalam diri kita sendiri 
datang tantangan berupa hawa nafsu yang cenderung keburukan, ditambah dengan 
musuh-musuh dari luar
 berupa syaitan-syaitan dari jin dan manusia yang bekerja mati-matian siang dan 
malam untuk menyesatkan manusia dari jalan kebenaran. Mereka bekerja sama dan 
saling tolong menolong dalam hal dosa dan permusuhan. ” 

Adapun harapan dari penulis untuk para pembacanya bahwasannya buku ini bisa 
memberikan pelajaran yang berharga bagi kita, dijadikan sebagai bahan 
introspeksi diri dan bukan untuk menilai orang lain, sementara kita lupa akan 
kekurangan dan kelemahan diri sendiri yang tidak sedikit jumlahnya.


1.2 Masalah Pokok

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, buku ini memiliki tiga masalah 
pokok, diantaranya:

Sepuluh Penghalang untuk Mengikuti kebenaran

Bahaya Ambisi Terhadap Harta dan Kehormatan

Beberapa Penyebab Zuhud


1.3 Sub Pokok Masalah

Mengenai sub pokok masalahnya pada buku ini memiliki 12 butir dengan rincian 10 
butir dari pokok masalah tentang Sepuluh penghalang untuk mengikuti kebenaran 
yang rinciannya sebagai berikut:


Kurangnya ilmu dan lemahnya pemahaman tentang kebenaran tersebut

Hati yang kotor akibat maksiat

Sombong dan dengki

Lebih mencintai kehormatan dari pada kebenaran 

Syahwat dan harta

Cinta kepada keluarga dan karib kerabat melebihi cintanya kepada kebenaran 

Lebih mencintai negara dan tanah air dari pada mencintai kebenaran

Mencintai nenek moyang melebihi cintanya kepada kebenaran

Adanya permusuhan antara seseorang dengan yang lain, kemudian musuhnya 
mengikuti kebenaran

Penghalang berupa adat istiadat

Kemudian untuk dua butirnya lagi berasal dari pokok masalah Bahaya ambisi 
terhadap harta, serta dalam sub masalah ini terdapat sub masalah selanjutnya, 
seperti berikut

Ambisi terhadap harta

Sangat cinta terhadap harta dan memforsir diri serta berlebih-lebihan dalam 
mencarinya, meskipun dengan jalan yang halal

Disamping yang pertama, dia mencari dari jalan yang haram dan menahan hak-hak 
yang wajib ia berikan kepada orang lain 

Ambisi terhadap kehormatan

Mencari kehormatan melalui jabatan, kekuasaan dan harta

Mencari kehormatan dan kedudukan yang tinggi di mata manusia melalui jalan 
agama, seperti ilmu, amal shalih dan juhud 



BAB II

PEMBAHASAN


Sepuluh Penghalang untuk Mengikuti Kebenaran 

Ini merupakan suatu jawaban atas adanya masalah yang selama ini menggelayuti 
kehidupan manusia sebagai suatu penghalang untuk mencapai kemaslahatan dunia 
dan akhirat.

Setiap muslim pasti menginginkan agar dalam hidup di dunis ini dirinya 
benar-benar berada diatas jalan yang haq atau di atas Shirathal Mustaqim, 
bahkan kita selaluberdoa kepada Allah dalam shalat kita minimal tujuh belas 
kali sehari dengan doa: “Ihdinash shirathal mustaqim (Berilah kami petunjuk ke 
jalan yang lurus).” 

Itulah doa yang selalu kita panjatkan, agar kita dapat tetap berjalan di atas 
kebenaran, mengikuti jalan Islam yang haq, untuk taat kepada Allah,Untuk 
meninggalkan perbuatan maksiat kepada-Nya, untuk mengikuti jejak Rasullallah 
dan para sahabatnya, untuk menjauhi segala bentuk bid’ah dan kesesatan, untuk 
merealisasikan itu semua tidaklah mudah, karena dia harus menghadapi banyak 
rintangan dan godaan yang selalu menghalanginya dari kebenaran tersebut.

Di antaranya terdapat sepuluh sebab yang menghalangi manusia untuk mengikuti 
kebenaran, antara lain sebagai berikut:


Kurangnya ilmu dan lemahnya tentang kebenaran tersebut

Kita telah mengetahui, bahwa seorang muslim wajib untuk menuntut ilmu, karena 
ilmu adalah cahaya, sedangkan kebodohan ialah kegelapan. Dengan ilmu ia dapat 
membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Rasullulah berseru bahwa 
“Menuntut ilmu itu ialah kewajiban bagi semua muslim.” 

Ada duajenis tentara kebatilan yang masuk ke dalam hati manusia, yaitu para 
tentara syahwat yang durjana dan tentara syubhat yang bathil. Orang yang 
hatinya condong pada syubhat, maka hati, lisan amalan-amalannya berupa 
keraguan, syubhat-syubhat dan tendensi-tendensi hawa nafsu. Adapun orang yang 
jahil (bodoh) menyangka bahwa orang tersebut memiliki ilmu yang sangat luas! 
Padahal sesungguhnya kosong dari ilmu dan keyakinan.

Adapun orang-orang yang diberikarunia oleh Allah berupa bashirah dapat 
menyingkap hakekat dibalik segalasesuatu apakah berupa kebenaran atau 
kebatilan.. Apabila kita hendak menelaah hakekat suatu pengertian, apakah dia 
itu haq atau bathil, lepaskanlah dari semua pengaruh ungkapan kata-kata, 
lepaskan diri kita dari sikap apriori aau simpati, kemudian setelah itu berikan 
akal haknya untuk mempertimbangkan hal tersebut dengan pertimbangan yang 
obyektif. 


Hati yang kotor akibat maksiat

Al-Imam Ibnu Qayyim mengatakan: “Biasa jadi pengetahuan dia tentang ilmu 
tersebut sempurna, tetapi tidak cukup dengan ilmu pengetahuan saja untuk bisa 
mengikuti kebenaran. Ada syarat lain, yaitu harus bersih atau dia itu telah 
siap untuk menerima kebenaran, siap untuk dibersihkan. Apabila dia sendiri 
belum dibersihkan, maka kebenaran yang datang akan sulit diterima, apalagiuntuk 
diikuti. ” 

Dalam hal ini hati manusia dimana bila ia banyak berbuat dosa dan maksiat, jauh 
dari aturan-aturan Allah, maka hatinya menjadi kotor.Bila perbuatan itu 
terus-terusan terjadi maka ia tidak mengenal lagi mana yang baik dan yang 
munkar, selanjutnya ilmu yang dimilikinya pun tidak akan bermanfaat lagi. 


Sombong dan dengki

Sombong dan dengki menghalangi manusia untuk mengikuti kebenaran. Oleh karena 
itu hati kita harus dibersihkan dari sifat sombong. Adapun hal yang menyebabkan 
manusia bersifat sombong antara lain, karena ia merasa memiliki ilmu, baik ilmu 
dunia maupun ilmu agama yang lebih dari yag lainnnya. Selain itu ialah harta, 
keturunan, ketampanan dan kecantikan. Untuk mengendalikan hal itu kita harus 
senantiasa ingat bahwa kita ini manusia, tempatnya berbuat salah dan dosa serta 
diciptakan dari tanah dan tidak ada keunggulan darinya selain keimanan dan 
ketaqwaan kepada Allah swt yang hanya Allah-lah tyang tahu siap manusia 
bertaqwa.

Selain itu sifat buruk yang akan menghalangi kebenaran ialah sifat dengki. Pada 
sifat ini akan merugikan diri sediri dan orang lain. Dimana dirinya akan merasa 
tersiksa karena hatinya selalu tidak tenang bila melihat orang lain senang atau 
mendapat kebakan dan merugikan orang lain karena orang yang dengki akan 
melakukan apa saja untuk mencegah kebahagiaan atau kebenaran yang didapatkan 
oleh orang lain. 



Lebih mencintai kehormatan dari pada kebenaran 

Hal ini terjadi pada orang yang tidak ingin kehilangan kewibawaannya bila ia 
mengikuti jalan yang benar karena kebanyakan orang-orang berada di luar jalan 
yang benar. Maka solusinya ialah menguatkan hati untuk tetap istiqomah dijalan 
kebenaran apapun resiko yang akan dihadapi.


Syahwat dan harta

Syahwat dan harta bila tidak dikendalikan dengan baik makaakan menimbulkan mala 
petaka pada orang yang bersangkutan dimana ia akan terhalang dari kebenaran. 
Godaan syahwat bisa dicontohkan bila mana seorang muslim ataupun muslimah yang 
digelapkan mata hatinya karena jatuh cinta pada orang diluar Islam sehingga ia 
rela untuk meninggalkan keislamannya. Sedangkan contoh harta yang membawa 
petaka ialah bila mana kita lebih mengutamakan harta kita dibandingkan 
kebenaran yang harus dijalankan. Jalan yang harus kita tempuh untukmenghindari 
hal tersebut ialah bersabar dalam keadaan apapun tetap yakin bahwa kebenaran 
akan membawa kebahagiaan yang abadi. 


Cinta kepada keluarga dan karib kerabat melebihi cintanya kepada kebenaran 

Jika kita akan mengikuti kebenaran yang harus berbenturan dengan keluarga atau 
dengan karib kerabat,dipastikan akan mengalami masa-masa sulit. Dimana hal ini 
akan menjadi sebuah dilema bagi seseorang yang mengalaminya dimana dua hal yang 
paling penting dalam hidupnya harus dipilih salah satu jalan kebenarankah atau 
keluarga yang akan dipilih. Namun bila orang tersebut benar-benar memiliki 
keimanan yang kuat maka dipastikan ia akan memilih jalan kebenaran sebagai 
pilihan utamanya dengan menyadari berbagai resiko atau konsekuensi yang akan 
dihadapi. 



Lebih mencintai negara dan tanah air dari pada mencintai kebenaran

Pada bagian ini menerangkan tentang seseorang yang lebih memilih negara dan 
tanah airnya dari pada menjalankan apa yang seharusnya dilakukan menurut islam. 
Biasanya kenyataan seperti ini rentan pada orang yang imannya masih lemah. Oleh 
karena itu untuk menghindari masalah ini maka pertebalah keimanan kita terhadap 
Islam. 


Mencintai nenek moyang melebihi cintanya kepada kebenaran

Seseorang pada pikirannya memiliki keyakinan kalau dia mengikuti dien yang 
Islam benar, berarti ia melecehkan nenek moyangnya. Sehingga karena 
kecintaannya kepada nenek moyangnya itu ia tidak bisa menerima Islam. 

Contoh nyata kasus ini pada jaman Rasullullah SAW dimana paman Nabi , yaitu Abu 
Thalib yang meyakini bahwa Nabi Muhammad itu benar ajarannya, bahkan ia selalu 
membela dan melindungi Rasullullah SAW dari gangguan orang-orang kafir. Akan 
tetapi ia sangat mencintai nenek moyangnya dari kalangan kafir yang menyembah 
berhala. Ketika menjelang meninggalnya pun, Nabi Muhammad SAW Bersabda: 
“Katakanlah, Laa ilaha illallah, maka engkau akan selamat ” Akan tetapi ada dua 
orang musyrikin yang hadir dihadapannya. Mereka berkata kepada Abu Thalib : 
“Apakah Engkau benci kepada Agama nenek moyang kita?” Akhirnya ia mati dalam 
keadaan musyrik. 



Adanya permusuhan antara seseorang dengan yang lain, kemudian musuhnya 
mengikuti kebenaran

Disebabkan oleh adanya permusushan pribadi antara seseorang dengan musuhnya, 
pada akhirnya orang tersebut tidak mau mengikuti kebenaran seperti musuhnya. 
Hal ini disebabkan oleh tabiat orang yang bermusuhan itu, masing-masing selalu 
ingin tampil berbeda dengan musuhnya. Misal seseorang menjadi tidak berkenan 
untuk pergi ke majelis ta’lim karena musuhnya pun pergi kemajlis ta’lim. 
Seharusnya hal yang seperti ini tidak perlu terjadi karena kita harus memiliki 
pegangan teguh terhadap jalan kebenaran walaupun musuhnya pun melakukan hal 
serupa. Sebagaimana Sabda Allah SWT dalam QS. Al-Hujuraat:10 yang berbunyi 
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah diantara 
kedua saudaramu. ” Hal yang harus diperhatikan dalam menanggapi masalah ini 
ialah mencoba mengintrospeksi diri serta berpikiran obyektif kepada diri 
sendiri dan orang lain serta berlaku benar pada semua. 


Penghalang berupa adat istiadat

Seseorang sejak keciltelah terbiasa menjalankan ajaranyang bersumber dari adat 
istiadat sehingga sudah mendarah daging, kemudian datang seorang pemuka agama 
Islam yang harus merubahnya, membawanya untuk mengikuti Al-Quran dan As-Sunnah, 
maka usaha ini bukanlah perkara yang mudah. Seorang juru dakwah harus membekali 
dirinya dengan sabar dalam merubah pola pikir orang-orang yang didakwahinya. 
Harus dipahami, bahwa untuk merubah tingkah laku seseorang itu perlu waktu, 
tidak semudah yang kita kira. Di sini dituntut adanya kesabaran . Demikian juga 
seseorang yang sudah terbiasa mengikuti adat-istiadat harus bisa 
meninggalkannya apabila ternyata bertentangan dengan syari’at Islam. 
Diperbolehkan untuk mengikuti adat istiadat selamaitu tidak bertentangan dengan 
syariat Islam. Adapun Firman Allah SWT yang menyatakan tentang adat istiadat 
ialah pada QS. Al-An’aam:116 yang berbunyi “Dan jika kamu menuruti 
kebanyakanorang-orang yang adadimuka bumi ini, niscaya
 mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah 
mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap 
Allah).”


Bahaya Ambisi terhadap Harta dan Kehormatan

Seperti yang tertera dalam sebuah hadis dari Ka’ab Malik al-Anshari bahwasannya 
Nabi Muhammad SAW mencontohkan kerusakan pada dien seorang muslim dengan sebab 
ambisi terhadap harta dan kehormatan di dunia. Hadis ini mengisyaratkan, bahwa 
orang yang berambisi terhadap harta dan kehormatan tidak akan selamat dari 
keutuhan keislamannya, kecuali hanya sedikit yang selamat.

Ambisi terhadap harta

Ambisi terhadap harta terbagi menjadi dua, antara lain sebagai berikut:

Sangat cinta terhadap harta dan memforsir diri serta berlebih-lebihan dalam 
mencarinya meskipun dengan cara yang halal

Walaupun akibat yang muncul dari ambisi terhadap harta hanyalah tersia-sianya 
waktu dalam hidup ini, padahal hal yang memungkinkan bagi manusia untuk 
memanfaatkan waktu tersebut untuk mencapai kedudukan yang yang lebih tinggi dan 
kenikmatan yang abadi di sisi Allah SWT, cukuplah hal tersebut sebagai celaan 
terhadap perbuatan ambisi terhadap harta. 

Disamping yang pertama, dia mencari harta dari jalan-jalan yang haram dan 
menahan hak-hak yang wajb ia berikan kepada orang lain 

Ada beberapa hakikat pada bahasan ini antara lain, Hakekat asy-syuhh ialah 
kecenderungan jiwa kepada apa-apa yang diharamkan oleh Allah dan tidak puasnya 
seseorang dari apa-apa yang dihalalkan oleh Allah, baik berupa harta, hubungan 
seksual dan selainnya. Kemudian setelah itu ia melampaui batas dengan melakukan 
perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.

Sedangkan Al-bukhlu merupakan menahan diri dari mengeluarkan harta yang 
dimilikinya. 


ambisi terhadap kehormatan

Ambisi terhadap kehormatan dibagi menjadi dua macam:

Mencari Kehormatan melalui jabatan, kekuasaan dan harta

Ketahuilah, bahwa ambisi terhadap kehormatan sangat membahayakan pelakunya, 
dalam usahanya dalam mencapai tujuan, juga sangat membahayakan pelakunya, 
ketika telah mendapatkan kehormatan di dunia, dengan cara mempertahankan 
statusnya meskipun harus melakukan kezhaliman, kesombongan dan kerusak-rusakan 
yang lain, sebagaimana dilakukan oleh penguasa yang zhalim.

Diantara bahaya dari ambisi terhadap kehormatan adalah biasanya orang yang 
memiliki kehormatan karena harta atau kekuasaannya, ia akan suka dipuji karena 
perbuatannya dan ia menginginkan pujian dari manusia, meskipun terkadang 
perbuatan itu lebih tepat disebut sebagai perbuatan tercela dari pada perbuatan 
terpuji. Orang yang tidak mengikuti keinginannya, dia tidak segan-segan 
menyakiti dan menterornya. 

Mencari kehormatan dan kedudukan yang tinggi di mata manusia melalui jalan 
agama, misalnya seperti; ilmu, amal shalih dan zuhud 

Bentuk seperti ini lebih keji dari yang pertama, lebih buruk, lebih berbahaya 
dan lebih besar kerusakannya. Karena sesungguhnya ilmu, amal shalih dan zuhud 
hanyalah dimaksudkan untuk mendapatkan ganjaran di sisi Allah SWT, berupa 
kedudukan yang tinggi, kenikmatan yang langgeng dan kedekatan dengan-Nya. Pada 
bagian ini pun terbagi dua, antara lain sebagai berikut:

Dimaksudkan untuk mencari harta. Ini termasuk ke dalam ambisi terhadap harta 
dan mencarinya dengan jalan yang diharamkan.

Dimaksudkan untuk mencari pengaruh pada manusia dan agar dihormati oleh mereka, 
agar mereka tunduk patuh kepadanya, agar ia menjadi pusat perhatian manusia, 
untuk menampakan kepada manusia kelebihan ilmunya melampaui para ulama, maka 
orang seperti ini bagiannya adalah neraka.


Beberapa Penyebab Zuhud

Untuk memperoleh sikap zuhud, terdapat beberapa sebab, diantaranya:

Dengan merenungi tentang akibat buruk di akhirat dengan sebab kehormatan dunia, 
berupa jabatan dan kekuasaan bagi orang yang tidak melaksanakan tugasnya dengan 
benar. 

Dengan merenungi tentang hukuman yang diperoleh bagiorang-orang yang zhalim dan 
sombong.

Dengan merenungi tentang pahala yang akan didapatkan oleh orang-orang yang 
ketika di dunia rendah hati,ikhlas karena Allah, yaitu dengan mendapatkan 
derajat yang tinggi di akhirat, karena sesungguhnya, barangsiapa yang rendah 
hati karena Allah, niscaya Allah akan mengangkat derajatnya.

Zuhud didapat bukan karena kemampuan seorang hamba, akan tetapi merupakan 
karunia Allah dan rahmat-Nya. Orang yang zuhud akan memperoleh kehidupan yang 
baik di dunia sesuai dengan janji Allah kepada orang-orang yang beriman dab 
beramal shalih.




BAB III

TANGGAPAN DAN SARAN


3.1 Tanggapan

Dalam pemaparan isi buku diatas bila dilihat dari segi penulisan pokok masalah 
dan sub pokok masalah insyaallah akan mudah dipahami oleh berbagai kalangan 
masyarakat Islam dimana pokok masalahnya ditampilkan secara lugas, misal 
“sepuluh penghalang untuk mengikuti kebenaran.” Kita dapat perhatikan bahwa 
pemilihan katanya mudah dimengerti, lalu maknanya jelas yaitu mengenai 
penghalang menuju jalankebenaran baik eksternal maupun internal.

Namun apabila kita melihatnya dari sudut pandang isi dari buku tersebut ada 
beberapa bagian kekurangan misal dalam penulisan kataseprti “tolak ukur” 
ditulis tolok ukur. Penyajian penulisannya yang kurang menarik sehingga membawa 
efek bosan.


3.2 Saran

Adapun beberapa saran yang ditujukan untuk penulis, antara lain:

Penyajian isi buku agar lebih tampil menarik lagi, seperti diberi background, 
jarak spasinya jangan terlalu dekat, memberikan pemilihan kata yang mudah 
dimengerti oleh berbagai pihak.

Istilah-istilah asingnya lebih diperjelas lagi maknanya, memberikan penjelasan 
yang lebih lengkap lagi.

(diposkan oleh: [EMAIL PROTECTED])


      



------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Download MP3 -Free kajian Islam- http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke