Kami Tidak Tinggal Diam Wahai Palestina!!!

Kategori: Manhaj Salaf



  

Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Alhamdulillaahi –l Khaaliqil kauni wa maa fiih, wa jaami’in
naasi li yaumin laa raiba fiih. Asyahadu an laa ilaaha illallaah, wa
anna Muhammadan rasuulullaah… wa ba’d…
Perhatian dunia dalam beberapa hari ini tertuju pada Jalur Gaza.
Invasi tentara Yahudi ke Gaza menelan banyak korban terutama wanita dan
anak-anak. Korban luka-luka semakin memperbanyak deretan korban
meninggal dunia. Dunia pun merespon dengan berbagai macam aksi.

Di antara aksi sebagai bentuk kepedulian atas musibah yang menimpa
kaum muslimin di Palestina itu adalah aksi berupa bantuan kemanusiaan.
Yang paling menonjol dalam hal bantuan tersebut adalah Saudi Arabia, di
bawah pimpinan Raja Abdullah bin Abdul Aziz –ayyadahullah-.
Ini bukan klaim tanpa bukti. Sebagai contoh: Program “Donasi Untuk
Palestina” digencarkan, walaupun sudah sejak lama dicanangkan.
Rumah-rumah sakit ternama di pusat kerajaan Saudi difokuskan untuk
menangani korban luka-luka akibat serangan kaum Yahudi tersebut.
Bantuan berupa makanan, pakaian dan obat-obatan juga terus mengalir
sampai tulisan ini diturunkan. Kalangan ulama pun tidak tinggal diam.
Baik perseorangan maupun lembaga/organisasi. Syeikh Abdul Aziz Alu
Syeikh dan Syeikh Abdurrahman As Sudais mengecam dengan keras aksi
serangan tersebut dalam khutbah jum’at mereka. Mereka dan umumnya para
khatib di Saudi tidak lupa mendo’akan kaum muslimin Palestina secara
khusus. Lajnah Daa’imah juga mengeluarkan pernyataan dalam menyikapi
tragedi di Jalur Gaza tersebut. Dan masih banyak lagi bentuk bantuan
baik materi maupun moril/spirit.
Namun ada segelintir orang menutup mata dengan kenyataan ini dan berkomentar, 
“Saudi
Arabia adalah negara yang takut dengan Amerika dan kurang memberikan
bantuan yang konkrit kepada kaum muslimin di Palestina.” atau kalimat yang 
semisalnya.
Terhadap siapa saja yang berkomentar seperti di atas, saya katakan:
Apakah maksud Anda dengan kata ‘konkrit’ bahwa Anda menginginkan
agar Pemerintah Saudi mengirimkan tentaranya ke Palestina untuk
menghantam pasukan Israel? Baiklah jika memang demikian, apakah Amerika
akan tinggal diam? Padahal Allah berfirman (yang artinya), “…dan janganlah 
kalian menjatuhkan diri-diri kalian dalam kebinasaan…” (Qs. Al Baqarah: 195)
Taruhlah seperti apa yang Anda inginkan bahkan lebih dari itu -semua
pemerintah negara muslim mengizinkan rakyatnya untuk berjihad ke
palestina dan saya berhusnudzdzan Anda akan ikut serta di dalamnya-,
maka Anda akan berjihad di bawah bendera siapa di Palestina? Di bawah
bendera HAMAS kah? Atau berspandukkan AL FATH? Atau barangkali di bawah
komando Jihad Islami Palestina (JIP)? Atau Anda memimpin laskar jihad
yang Anda buat sendiri? Tahukah Anda bahwa jihad bukan hanya perkara
mengucapkan dan meneriakkan, “…’Isy kariiman… aw Mut syahiidan…” (Hiduplah 
dalam kemuliaan atau matilah sebagai syahid)? Namun jihad membutuhkan seorang 
imam dan tandhim
(taktik dan siasat perang). Dan yang lebih penting lagi, apakah Anda
yakin bahwa masing-masing front/partai/hizb itu berperang untuk
meninggikan kalimat Laa ilaaha illallaah? Qul Haatu burhaanakum in kuntum 
shaadiqiin.
Jika Anda mengatakan, “Kaum muslimin harus berada dalam satu barisan dalam 
menghadapi dan menyikapi Yahudi.”,
maka saya tidak berbeda pendapat dengan Anda. Bahkan tidak ada dua
orang muslim yang berselisih pendapat tentangnya. Hal ini sebagaimana
ditegaskan dalam firman-Nya (yang artinya): “Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Qs. 
Ash Shaff: 4)
Namun bagaimana Anda bisa mempersatukan barisan kaum muslimin untuk
berjihad, sedangkan di tengah-tengah mereka masih banyak kaum muslimin
yang menyembah kuburan, menghambakan diri kepada dukun (dengan mematuhi
persyaratannya atau menjalankan lelaku walaupun bertentangan dengan
syari’at), paranormal (dengan membenarkan berita gaib yang sampai
kepadanya), dan tukang pelet? Bagaimana pula halnya kalau kaum muslimin
yang terjun di medan jihad, banyak di antara mereka yang memakai jimat,
atau membaca mantera-mantera yang telah dirajah oleh mbah-mbah dukun
supaya kebal senjata api dan agar tidak terdeteksi oleh radar?!
Bagaimana Anda akan mempersatukan kaum muslimin dalam rangka jihad,
kalau segolongan di antara mereka tidak akan berangkat perang sebelum
melakukan thawaf (mengelilingi) kuburan seseorang yang dianggap wali?
Atau bagaimana pula jika segolongan yang lain tidak akan berperang
kalau yang menjadi imam bukan dari golongannya? Atau bagaimana kaum
muslimin akan bersatu padu dalam medan jihad, kalau mereka ketika
dikumandangkan seruan azan “Mari mencapai kemenangan…” 2x bermalas-malasan 
mendatangi masjid (terutama waktu fajr/shubuh)?
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pondasi segala sesuatu 
adalah Al Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.” (HR. At 
Tirmidzi, Hasan Shahih). Al Islam itu sendiri adalah istislam (berserah diri) 
kepada Allah dengan mentauhidkanNya, dan inqiyaad (patuh) dengan mentaatiNya, 
dan baraa’ah
(berlepas diri) dari kesyirikan dan pelakunya. Berdasarkan hadits ini,
kaum muslimin tidak akan berhasil menggapai puncak kejayaan, jikalau
pondasi dan tiangnya keropos.
Jika Anda bersikap adil, mengapa Anda hanya menggugat Saudi Arabia?
Bukankah negara yang berbatasan dengan Palestina adalah Mesir,
Yordania, Libanon serta Syiria? Seharusnya negara-negara tersebut yang
paling mudah untuk mengirim pasukan-pasukannya mengepung dan meremukkan
artileri dan infanteri Yahudi. Namun pertanyaan politis yang harus Anda
jawab terlebih dahulu adalah: Apakah negara-negara Arab yang disebutkan
terakhir (sebagai misal saja) politik luar negerinya merupakan politik
anti Amerika???
Dalam lingkup yang lebih sempit, idealnya negara-negara Arab
seharusnya bersatu dalam menyikapi tragedi berdarah tersebut. Namun,
kenyataannya tidak seperti yang diharapkan. Buktinya salah satu negara
yang berbatasan dengan Jalur Gaza menilai Hamas lah yang menyebabkan
tragedi berdarah di kota yang berhadapan dengan laut Mediterrania (Al Bahru -l 
Mutawassith)
itu. Sedangkan Saudi Arabia dan beberapa negara arab lainnya menilai
Israel telah melakukan sesuatu yang tidak berprikemanusiaan. Lihatlah!
Sesama negara Arab berbeda pandangan dan sikap. Dan yang demikian itu
bukanlah hal yang baru. Telah terjadi jauh sebelumnya pengkhianatan di
kalangan negara Arab dalam menghadapi Israel pada tahun 1967 dalam
perang yang dikenal sejarah sebagai Perang Enam Hari. Berbeda halnya
dengan yang terjadi pada tahun 1973, di mana bangsa Arab bersatu padu
di bawah komando Raja Faisal bin Abdul Aziz –rahimahullah- akhirnya berhasil 
memukul mundur dan mengusir Israel keluar dari Sainaa’.
Oleh karena itu bersikaplah adil dan bijaksana dalam menilai segala
sesuatu. Jangan sembarangan menuduh tanpa bukti dan fakta. Mengapa kita
disibukkan dengan menilai dan mensifati orang lain dan lalai menilai
diri kita sendiri? Mengapa kita tidak berlomba-lomba melebihi Saudi
Arabia dalam membantu korban kedzaliman Yahudi tersebut? Silahkan saja
bandingkan antara Saudi Arabia dengan negara mana saja dalam hal donasi
untuk Program Peduli Palestina.
Akhirnya, mari kita mendo’akan kaum muslimin yang muwahhid yang
menjadi korban kedzaliman tentara Yahudi di Jalur Gaza khususnya, dan
Palestina umumnya, agar mendapatkan syahadah fii sabiilillah dan semoga kita 
dikumpulkan bersama para Nabi, shiddiiqiin, para syuhada’ dan orang-orang 
shalih.
Washallallaahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad, wa aakhiru da’waanaa anil 
hamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.
Riyadh, 14 Muharram 1430 H
***
Penulis: Abu Yazid (dari Riyadh, Saudi Arabia)

Artikel www.muslim.or.id

_Abu abdirrahman bin misdi al-carati
  

--- Pada Kam, 8/1/09, Abu Abdillah <abu_abdillah2...@yahoo.com> menulis:
Dari: Abu Abdillah <abu_abdillah2...@yahoo.com>
Topik: [assunnah] apakah Saudi diam diri terhadap serangan israel?
Kepada: "ass sunah" <assunnah@yahoogroups.com>
Tanggal: Kamis, 8 Januari, 2009, 10:51 PM










    
            apakah Saudi diam diri terhadap serangan israel?

assalmau'alikum

orang mukmin adalah wali bagi mukmin ini. orang melapangkan kesempatan emas ini 
untuk mendoakan kaum muslimin di jalru gaza.

seiringan agresi bersanjata yang dilakukan oleh Yahudi terhadap penduduk gaza, 
terjadilah demonstrasi di mana-mana di dunia ini, sebagai bentuk protes mereka 
terhadap tindakan yahudi. demonstrasi dilakukan untuk menjalankan syariat dan 
menampakkan solideritas sesama muslim. namun perbuatan yang sama tidak dilihat 
di negara arab saudi dan jordan. seakan-akan mereka tidak pernah ambil peduli 
dengan kejadian ini, apakah memang begitu keadaannya?

jawabannya : 

pertama bahwa prasangka seperti di atas tidaklah benar. maksudnya tidak benar 
seorang mukmin itu tidak ambil peduli alias cuek. karena kenyataannya berbenda 
180 derajat.

kedua : demonstrasi dilarang di negara saudi, karena demonstrasi bukanlah dari 
ajaran Islam, namun itu kebiasaan orang barat. dan karena demonstrasi tidak 
bisa membantu rakyat palestina.

ketiga : sesuai berita yang saya baca dalam bahasa arab, bahwa pemerintah saudi 
menggelar pemungutan sumbangan secara menasional di telivisi arab, dimana 
terkumpulan uang 32jt USD (Rp.320 Miliar) lihat http://news. maktoob.com. 
disamping bantuan dalam bentuk benda seperti emas, baju selimut dll. ini semua 
baru dari masyarakat arab saudi.

saya mendengar dari kawan saya dari saudi mengatakan bahwa penduduk gaza yang 
korban luka perang dibawa ke rumah sakit di riyadh. 

kemudian pemerintah saudi mengirikan mobil-mobil ambulance, keperluaan 
kesehatan, disamping itu mengirimkan bantuan pangan, sadang dan pakaian.

di kalangan ulama dan penguasa memerintahkan untuk melakukan doa kunut nazilah 
dalam 5 waktu sholat. 

informasi di atas banyak orang tidak mengetahui, karena tidak di ekspos oleh 
media masa di tanah air. sehingga banyak orang memandang sinis terhadap arab 
saudi.

semoga informasi ini bermanfaat 

wassalamu'alakum

Abu Abdillah Muhammad Elvi Syam


      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari 
email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Kirim email ke