Assalamu 'alaikum, Ikhwan rohimakumullah, � Berpuasa adalah ibadah. Ada yang wajib yakni puasa romadhon dan ada yang sunnah, seperti, puasa senin-kamis, puasa hari 'arofah, puasa asy-syuro, dlsb. Kesemuanya ini, karena dia adalah ibadah, haruslah menunggu dalil. Karena kita mengimani hadits shohih," barang siapa melakukan amalan yang bukan dari urusan (agama) kami, maka amalannya tertolak". Dan hadits ini, dan juga hadits dari ummul mu'minin 'aisyah rodhoyallahu 'anha, adalah sebagian dalil-dalil yang menjadi dasar dari kaidah fiqih yang mengatakan: "Hukum asal dari ibadah itu haram sampai ada dalil yang memerintahkannya".
1. Rasulullah sholallahu 'alaihi wa sallam ketika ditanya mengenai puasa sunnah senin-kamis beliau menjawab dengan beberapa jawaban diantaranya adalah yang mengatakan bahwa hari senin adalah hari kelahiranku. tetapi di hadits lain beliau menerangkan bahwa hari senin-kamis adalah hari diangkatnya catatan amal seseorang, maka Rasulullah sholallahu 'alaihi wa sallam bergembira jika ketika catatan amalnya diangkat beliau sholallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan berpuasa. kedua-dua hadits sama-sama shohih. maka dalam hal ini kita perlu melihat bagaimana praktek para sahabat ridhwanullah ajma'in dalam mensikapi jawaban Rasulullah sholallahu 'alaihi wa sallam, terutama jawaban yang pertama. � ternyata tidak ada satu riwayatpun yang memberitakan bahwa hal tersebut menjadi hujjah (dalil) bagi para sahabat untuk berpuasa di hari lahir mereka. mereka memahami ini sebagai dalil perintah berpuasa senin dan kamis, mengenai alasan yang dikemukakan oleh Rasulullah sholallahu 'alaihi wa sallam maka itu adalah hikmah yang diberitakan oleh Rasulullah sholallahu 'alaihi wa sallam, dan hikmah adalah suatu anugerah yang besar bagi kita. maka tidak ada alasan untuk menjadikan hadits tersebut sebagai landasan berpuasa di hari lahir. bahkan dapat dihukumi sebagai mengada-adakan suatu ibadah jika dia melakukannya bukan karena kebodohan terhadap ilmu. � di lain pihak dalil tersebut dijadikan alasan oleh para penggemar perayaan dengan mengatakan bahwa nabi sholallahu 'alaihi wa sallam memperingati hari lahirnya dengan berpuasa, maka kita boleh memperingatinya dengan mengadakan perayaan maulid nabi. sungguh ini adalah pengambilan kesimpulan yang hanya mengikuti hawa nafsu. kembali kita jawab, marilah kita melihat kembali bagaimana praktek yang dilakukan oleh para shohabat ridhwanullah 'alaihim ajma'in tentang hal tersebut. maka mereka (para sahabat) yang amat paham tentang agama ini, karena dibimbing langsung oleh Rasulullah sholallahu 'alaihi wa sallam, tidak pernah memahami hal ini kecuali sebagai perintah Rasulullah sholallahu 'alaihi wa sallam untuk berpuasa di hari senin dan kamis. 2. menjama' niyat dibolehkan untuk ibadah yang saling bisa menggantikan, atau ibadah yang satu level, misal seperti mandi jum'at dan mandi junub. sama-sama wajibnya. tetapi dapat dilakukan dalam satu niyat dan sekali pelaksanaan.�atau misal, sholat tahiyyatul masjid dengan sholat qobliyah rowatib, sama-sama sunnah. boleh dilakukan dalam satu niyat dan sekali pelaksanaan. maka menjama' niyat puasa romadhon dengan puasa sunnah tidak boleh karena puasa sunnah tidak mencukupi untuk membayar qodho puasa yang wajib. maka qodho'lah puasa yang wajib dengan�satu niat yakni niat berpuasa wajib mengqodho' yang terutang. 3. puasa sunnah al-yaumul bidh namanya. yakni disetiap hari ke13, 14, 15 dari bulan-bulan qomariah. fadhilahnya adalah bagaikan puasa sepanjang masa. � jika antum mau berusaha mendatangi ilmu dengan menghadiri ta'lim-ta'lim ustadz ahlussunnah, pertanyaan-pertanyaan seperti ini sudah berkali-kali ditanyakan, dan para ustadz ahlussunnah tidak bosan-bosannya menyampaikan ilmunya untuk mengajarkan manusia ad-din yang sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah�. maka imam malik berkata: Ilmu itu didatangi bukan mendatangi. beliau seakan-akan mengambil hikmah dari hadits Nabi sholallahu 'alaihi wa sallam yang mengatakan bahwa siapa yang berjalan menuju majelis ilmu maka Allah akan mudahkan jalannya ke surga. hadits ini relevan dengan hadits lain yang mengatakan barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan (atas dirinya) maka Allah akan membuat paham atas agamanya. Tidaklah memahami itu kecuali dengan ilmu. Maka datangilah ilmu sekarang juga, janganlah pernah merasa lebih tinggi dari ilmu, bahkan Musa 'alaihi sallam yang merasa dirinya paling mempunyai ilmu diperintahkan untuk melihat ilmu Allah yang luas dengan belajar kepada Khidr 'alaihi sallam dalam surat Al-Kahfi. semoga bermanfaat. wallahu a'lam. � wa salamu 'alaikum, abu yusuf hafidz --- On Mon, 3/29/10, Rizqa, Gilang <gilang.ri...@mattel.com> wrote: From: Rizqa, Gilang <gilang.ri...@mattel.com> Subject: [assunnah] Tanya : Masalah shaum To: assunnah@yahoogroups.com Date: Monday, March 29, 2010, 1:34 AM Assalamu'alaikum, Saya mau tanya tentang shaum. Berikut pertanyaan nya: 1. apakah boleh berpuasa di hari kelahiran nya? (misal: saya lahir pada hari minggu dan saya berpuasa pula pada hari minggu) 2. apakah boleh berpuasa dengan 2 niat? (misal: ingin berpuasa membayar hutang di bulan Ramadhan dan melakukan nya pada hari senin/kamis, sehingga saya berniat berpuasa membayar hutang serta puasa senin-kamis) 3. apakah di sunahkan berpuasa 3hari di pertengahan bulan (bulan Hijriyah)? Mudah2an ada yang dapat membantu. Wassalam, gilang