FIKIH MENGGUNAKAN TANGAN KANAN

Oleh
Ustadz Ashim bin Musthafa
http://www.almanhaj.or.id/content/2632/slash/0

A. Pendahuluan 
Pembahasan yang sederhana, mungkin itu yang terbetik pada benak sebagian orang 
saat menyaksikan judul di atas. Sungguhpun sederhana, namun, jangan salah, 
ternyata sebagian orang masih saja keliru menerapkan penggunaan tangannya. 
Justru, pembahasan materi semacam ini akan kian memantapkan aspek keindahan dan 
kesempurnaan Islam yang telah dinyatakan oleh Allah Azza wa Jalla. Allah Azza 
wa 
Jalla berfirman: 


"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan 
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu". [al-Mâidah/5:3]

B. Al-Qur`an Memuji Golongan Kanan 
Al-Qur`an sebagai sumber hukum Islam menyebutkan penggolongan manusia di 
akhirat 
kelak. Menariknya, ialah penggolongan umat manusia menjadi dua golongan. 
Pertama, golongan yang menerima buku catatan amalnya dengan tangan kanan. 
Golongan pertama ini sangat identik dengan orang-orang baik, taat kepada Allah 
Azza wa Jalla, dan memperoleh keselamatan, kebahagiaan, kenikmatan dan 
keberuntungan di akhirat kelak. Saking gembiranya atas hasil catatannya yang 
baik, mereka berkemauan memperlihatkannya kepada orang lain. Allah Azza wa 
Jalla 
berfirman:

"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, 
maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)". [al-Hâqqah/69:19]

Dan kedua, golongan yang menerimanya dengan tangan kiri. Mereka ini kumpulan 
orang yang dirundung kesedihan dan perasaan hancur karena buruknya catatan yang 
terkandung di buku amalan mereka. Allah Azza wa Jalla berfirman: 


"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya dari sebelah kirinya, maka dia 
berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku 
(ini)". [al-Hâqqah/69:25]

Syaikh al-'Utsaimin rahimahullah mengkiaskan kejadian di atas dengan peristiwa 
pada hari penerimaan rapot anak-anak di sekolah. Dapat disaksikan bila siswa 
menerima rapot dengan hasil baik (lulus ujian), maka ia akan memamerkannya 
kepada teman-teman dan kaum kerabatnya. Berbeda dengan siswa yang tidak lulus, 
maka ia akan berandai-andai agar tidak pernah menerima rapot, apalagi sampai 
melihatnya.[1]

C. Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Menyukai Menggunakan Tangan Kanan Untuk 
Perkara-Perkara Baik 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberikan contoh bagi umatnya 
agar mendahulukan tangan kanan (bagian anggota tubuh sebelah kanan) dalam 
perkara-perkara baik atau penting. Sementara tangan kiri, beliau menggunakannya 
untuk hal-hal yang bersangkut-paut dengan yang kotor-kotor atau najis. 
Demikianlah garis besar kaidah dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. 
'Aisyah Radhiyallahu 'anha menceritakan perihal kaidah itu: 


كَانَتْ يَدُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْيُمْنَى 
لِطُهُورِهِ وَطَعَامِهِ وَكَانَتْ يَدُهُ الْيُسْرَى لِخَلَائِهِ وَمَا كَانَ 
مِنْ 
أَذًى 


"Bahwa tangan kanan Rasulullah dipergunakan dalam bersuci dan makan. Adapun 
tangan kiri, dipakai untuk membersihkan bekas kotoran dari buang hajat dan 
perkara-perkara yang najis (najis)" [Hadits shahih riwayat Abu Dawud]

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: “Disunnahkan menggunakan tangan kanan 
dalam 
perkara-perkara yang mengandung segi kemuliaan. Dan sebaliknya, menggunakan 
tangan kiri dalam urusan yang mengandung kejelekan”[2] 


D. Perincian Penggunaan Tangan Kanan Atau Mendahulukan Anggota Tubuh Sebelah 
Kanan Dalam Riwayat Hadits: 


1. Bersuci 
Dasarnya, hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'anha yang diriwayatkan Imam al-Bukhâri 
dan Imam Muslim, ia berkata: 


كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي 
تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ

"Nabi lebih menyukai menggunakan sebelah kanan dalam urusan-urusan beliau; 
dalam 
mengenakan sandal, menyisir dan besuci"

Maksudnya, dalam bersuci (berwudhu atau mandi besar) terlebih dahulu 
mendahulukan tangan kanan dan kaki kanannya (atau anggota tubuh bagian kanan). 
Demikian pula dalam menyisir rambut, beliau memulai dari sisi kanan. Dalam 
menggunakan sandal pun, beliau memulainya dengan kaki kanan.[3]

Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam bersabda: 


إِذَا لَبِسْتُمْ وَإِذَا تَوَضَّأْتُمْ فَابْدَءُوا بِأَيَامِنِكُمْ

"Jika kalian akan mengenakan pakaian dan berwudhu, mulailah dengan sebelah 
kanan 
kalian" [HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi dengan sanad shahih]

Adapun dua telinga dihitung satu anggota tubuh, karena masuk dalam bagian 
kepala 
yang dibasuh sekaligus, tanpa mempertimbangkan bagian kanan atau kirinya.[4] 


2. Memandikan Jenazah
Disebutkan dalam riwayat, kaum wanita menghadiri pemandian jenazah putri 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam Zainab. Rasulullah berkata kepada 
mereka:

ابْدَأْنَ بِمَيَامِنِهَا ….

“Mulailah dengan anggota-anggota badan sebelah kanan” [Muttafaqun ‘alaih]

Maksudnya, mendahulukan tangan kanan daripada tangan kiri, kaki kanan daripada 
kaki kiri, sisi kanan ketimbang sisi kiri

3. Makan Dan Minum
Pada masalah ini, ketegasan penggunaan tangan kanan dari Rasulullah telah 
dilupakan oleh sebagian kaum Muslimin. Sementara orang lebih mengedepankan 
tangan kiri, entah untuk mengambil makanan, gorengan misalnya, dan lantas 
menyantapnya, maupun saat menegukkan air dari sebuah gelas ke mulut. 


Menggunakan tangan kiri untuk makan dan minum termasuk kebiasaan makhluk 
terlaknat, setan. Dan kaum Muslimin diperintahkan menjauhi perilaku dan 
langkah-langkah makhluk sumber keburukan itu. Rasul Shallallahu 'alaihi wa 
sallam mengingatkan: 


إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ 
بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ 


"Jika salah seorang dari kalian akan makan, hendaknya makan dengan tangan 
kanan. 
Dan apabila ingin minum, hendaknya minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya 
setan 
makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya" [HR. Muslim]

Syaikh al-‘Utsaimîn rahimahullah mengatakan, bila Anda melihat dua orang, salah 
satu dari mereka makan dan minum dengan tangan kanan dan yang lain menggunakan 
tangan kirinya, maka orang pertama sedang menjalankan petunjuk Nabi Shallallahu 
'alaihi wa sallam dan orang kedua berada di atas petunjuk setan. Apakah ada 
seorang Muslim yang berkenan mengikuti petunjuk setan dan mengesampingkan 
petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.?[5]

Karenanya, Syaikh al-‘Utsaimîn rahimahullah berpesan, orang tua wajib mengajari 
anak-anaknya agar makan dan minum dengan tangan kanan 


4. Mencukur Rambut
Sehubungan dengan mencukur rambut, terdapat petunjuk Rasulullah untuk meminta 
tukang cukur agar memulai pengguntingan rambut dari sebelah kanan kepala. 


Dari Anas Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam (dalam musim haji) pergi ke Mina. Kemudian beliau melontar jumrah. 
Setelah itu, kembali ke tempat beliau menginap di Mina dan menyembelih hewan 
onta. Kemudian, berkata kepada tukang cukur, "Ambil sini (dulu). Beliau 
menunjuk 
bagian kanan kepala dan dilanjutkan dengan bagian kiri kepala….[Muttafaqun 
'alaih]

5. Menyisir Rambut 
Rambut Rasulullah kadang-kadang sampai cuping telinga. Terkadang juga rambut 
beliau sampai mengenai pundak. Dengan rambut seperti ini, beliau selalu 
memperhatikan kebersihan dan keindahannya. Beliau menyisir dan meminyakinya 
sehingga tampak bersih dan indah. Tidak kotor terkena debu atau malah menjadi 
sarang kutu hingga mengakibatkan rambut menjadi menjijikkan. 


Dalam menyisir dan meminyaki rambut, beliau memulainya dari sebelah kanan. Hal 
ini sesuai dengan kandungan hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'anha: 


كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ 
وَفِي 
شَأْنِهِ كُلِّهِ ,فِي طُهُورِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَ تَنَعُّلِهِ

"Rasulullah lebih menyukai menggunakan sebelah kanan dalam urusan-urusan 
beliau; 
dalam bersuci, menyisir dan mengenakan sandal" [HR. al-Bukhari Muslim]

6. Mengenakan Baju (Pakaian)
Hal ini mengacu pada sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

إِذَا لَبِسْتُمْ وَإِذَا تَوَضَّأْتُمْ فَابْدَءُوا بِأَيَامِنِكُمْ

"Jika kalian akan mengenakan pakaian dan berwudhu, mulailah dengan sebelah 
kanan 
kalian" [HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi dengan sanad shahih]

7. Memakai Sandal (Sepatu)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا انْتَعَلَ 
أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيَمِينِ وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ 
…. 


"Bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Jika salah 
seorang dari kalian akan mengenakan sandal, hendaknya memulai dengan kaki 
kanannya. Dan apabila akan melepasnya, hendaknya memulai dengan kaki kirinya…" 
[Muttafaqun alaihi]

Selain hal-hal di atas, masih banyak perkara yang mesti dikerjakan dengan 
tangan 
kanan. Imam an-Nawawi rahimahullah telah menjelaskan secara mendetail dalam 
kitab Riyâdhush Shâlihin. Perkara-perkara itu adalah mengenakan celana, 
memasuki 
masjid, bersiwak, bercelak, memotong kuku, mencukur kumis, mencabut bulu 
ketiak, 
berjabat tangan, memegang Hajar Aswad, menyerahkan dan menerima sesuatu, keluar 
dari kamar mandi dan lain sebagainya.[7] 


8. Menggunakan Tangan Kiri
Telah berlalu riwayat dari ‘Aisyah Radhiyallahu 'anha, bahwa Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam menggunakan tangan kiri pada perkara-perkara yang 
mengandung kotoran. Syaikh Salim al-Hilali mengatakan: “Tangan kiri tidak 
dipergunakan kecuali pada perkara-perkara yang menjijikkan dan 
perbuatan-perbuatan yang tidak mengandung unsur kemuliaan.[8] 


Alasan penggunaan tangan kiri dalam masalah-masalah kotor ini dalam rangka 
memuliakan tangan kanan. Sebab tangan kanan lebih afdhal ketimbang tangan 
kiri.[9] 


Dalam syariat telah diatur, bahwa istinja’ (menggunakan air dalam bersuci dari 
buang hajat), istijmâr (bersuci dari buang hajat dengan bebatuan) dilakukan 
dengan tangan kiri. Sahabat Salmân al-Fârisi Radhiyallahu 'anhu menceritakan:

نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ بِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ نَسْتَنْجِيَ 
بِأَيْمَانِنَا …

"Rasulullah melarang kami menghadap kiblat saat buang air besar, kencing dan 
melarang kami melakukan istinja` dengan tangan kanan… " [HR. an-Nasâi]

Penggunaan tangan kiri, menurut Imam an-Nawawi rahimahullah juga dilakukan saat 
seseorang akan membuang ingusnya. Arah kiri pun seyogyanya dipilih oleh 
seseorang untuk membuang ludahnya. Dan ketika seeorang keluar dari kamar mandi 
(toilet), atau masjid, kaki kiri lah yang didahulukan. Sementara persoalan 
melepas sandal, sepatu, celana dan pakaian, juga dengan mendahulukan tangan 
atau 
kaki kiri.[10] 


E. Mengenakan Jam Tangan
Sebagian orang beranggapan, pemakaian jam tangan lebih baik di tangan kanan. 
Dalih mereka, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyukai sebelah 
kanan. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Sebab, Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam dahulu terkadang mengenakan cincin di tangan kiri. Dan arloji 
mengandung sisi kemiripan dengan cincin. Atas dasar itu, Syaikh al-‘Utsaimin 
memandang permasalahan ini longgar. Tidak pengutamaan memakai tangan kanan 
daripada tangan kiri. Bisa dipakai di tangan kanan atau kiri. Tidak ada 
masalah.[11] 


F. Penutup
Seorang Muslim telah memiliki identitas diri yang mulia karena segala tindak 
tanduknya berlandaskan pada ajaran Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa 
sallam. Beliau mengajak umat menuju kepada kesempurnaan adab. Tidak sepatutnya 
perkara-perkara semacam ini disepelekan. Sebab, bagaimanapun, itu semua bagian 
dari agama Islam. Wallahu a’lam.

Referensi: 
Syarhu Riyadhish Shalihin, Syaikh Muhammad al-�Utsaimin, Madarul Wathan, 
Cetakan 
tahun 1425 H
Bahjatun Nazhirin Syarhu Riyadhish Shalihin, Syaikh Salim al-Hilali, Dar Ibnil 
Jauzi Cet. VIII Th. 1425 


[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XII/1430H/2009. Diterbitkan 
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo � Purwodadi Km.8 Selokaton 
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
________
Footnotes
[1]. Lihat Syarhu Riyadhish Shalihin (4/177)
[2]. Syarhu Riyadhish Shalihin (4/169)
[3]. Syarhu Riyadhish Shalihin (4/180)
[4]. Syarhu Riyadhish Shalihin (4/170)
[5]. Syarhu Riyadhish Shalihin (4/173)
[6]. Ibid
[7]. Syarhu Riyadhish Shalihin (4/169)
[8]. Bahjatun Nazhirin (2/46)
[9]. Syarhu Riyadhish Shalihin (4/180)
[10]. Syarhu Riyadhish Shalihin (4/169)
[11]. Syarhu Riyadhish Shalihin (4/177) 


------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    assunnah-dig...@yahoogroups.com 
    assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke