DANANG MARTONO wrote:
> Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh 
> Ikhwan Fillah/Ustadz yang dirahmati Alloh, terkait dengan qunut subuh, 
> ane membaca di kitab Al Adzkarrun Nawawiyah Susunan Imam Nawawi, 
> disitu ada hadits yang menunjukkan bahwa mendekati wafatnya Rosululloh 
> beliau membaca terus menerus Qunut dalam Sholat Subuh dan Hadits 
> tersebut dishohihkan oleh penyusun. Dan yang mengikuti madzab Imam 
> Syafi'ie jika kelupa'an tidak qunut Subuh dianjurkan untuk sujud sahwi.
> Ana saat ini agak bingung karena ana tidak memakai qunut subuh, karena 
> beberapa pengajian yang ana ikuti bahwa qunut subuh tanpa sebab itu 
> dalilnya Dloif, namun ulama/muhaddits siapa yang mendloifkan ana 
> kurang tahu.
> Sudilah kiranya dijelaskan ke ana dalil-dalil yang terkait dengan 
> Qunut Subuh dari kajian beberapa ulama baik yang mensohihkan maupun 
> yang mendhoifkan.
> Sukron
> Wassalamu'alaikum warohmatullohi Wabarokaatuh
> Abu Hilmi
-------------

Walaikumussalaam warohmatulloohi wabarokatuh...
Semoga bisa membantu jawab " hanya copas dari perjelasan ustdaz "

Pendapat Para Ulama Tentang Qunut Shubuh Terus Menerus Dan Penjelasan Pendapat 
Yang Menyunnahkannya
http://www.almanhaj.or.id/content/1448/slash/0
Qunut Shubuh Terus Menerus Adalah Bid'ah !!!
http://www.almanhaj.or.id/content/1406/slash/0
Semua Hadits Tentang Qunut Shubuh Terus Menerus Adalah Lemah
http://www.almanhaj.or.id/content/1385/slash/0
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

MUQADDIMAH
Masalah qunut Shubuh terus-menerus adalah masalah yang sudah lama dan 
sudah sering dibicarakan orang, sejak dari zaman tabi'in sampai kini 
masalah ini masih saja ramai diperbincangkan oleh para ulama, ustadz, 
kyai dan orang-orang awam.

Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa qunut Shubuh itu sunnah, 
bahkan ada pula yang berpendapat bahwa qunut itu bagian dari shalat, 
apabila tidak diker-jakan, maka shalatnya tidak sempurna, bahkan mereka 
katakan harus sujud sahwi.

Ada pula yang berpendapat bahwa qunut Shubuh itu tidak boleh dikerjakan, 
bahkan ada pula yang berpendapat bahwa qunut Shubuh itu bid'ah. 
Masalah-masalah ini selalu dimuat di kitab-kitab fiqih dari sejak dahulu 
sampai hari ini.

Oleh karena itu, saya tertarik untuk membawakan hadits-hadits yang 
dijadikan dasar pegangan bagi mereka yang berpendapat qunut Shubuh itu 
sunnah atau bagian dari shalat, setelah saya bawakan pendapat para 
ulama-ulama yang melemahkannya dan keterangan dari para Shahabat 
ridhwanullahu 'alaihim jami'an tentang masalah ini.

Sebelumnya, saya terangkan terlebih dahulu beberapa kaidah yang telah 
disepakati oleh para ulama:

[1]. Masalah ibadah, hak tasyri' adalah hak Allah dan Rasul-Nya 
Shallallahu 'alaihi wa sallam.
[2]. Pokok dasar dalam pelaksanaan syari'at Islam adalah al-Qur-an dan 
Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang sah, menurut pemahaman 
para Shahabat radhi-yallahu 'anhum.
[3]. Hadits-hadits dha'if tidak boleh dipakai untuk masalah ibadah atau 
untuk fadhaa-ilul a'maal, dan ini meru-pakan pendapat yang terkuat dari 
para ulama.
[4]. Pendapat para ulama dan Imam Madzhab hanyalah sekedar penguat dari 
nash-nash yang sudah sah, dan bukannya menjadi pokok.
[5]. Banyaknya manusia yang melakukan suatu amalan bukanlah sebagai 
ukuran kebenaran, maksudnya: Jangan menjadikan banyaknya orang sebagai 
standar kebenaran, karena ukuran kebenaran adalah al-Qur-an dan Sunnah 
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang sah.

Di dalam al-Qur-an Allah berfirman:

"Artinya : Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka 
bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka 
tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain 
hanyalah ber-dusta (terhadap Allah)." [Al-An'aam: 116]

"Artinya : Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."[Ar-Ruum: 30]


HADITS-HADITS TENTANG QUNUT SHUBUH DAN PENJELASANNYA

HADITS PERTAMA
Dari Anas bin Malik, ia berkata: "Senantiasa Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam berqunut pada shalat Shubuh sehingga beliau berpisah 
dari dunia (wafat)."

Hadits ini telah diriwayatkan oleh: Imam Ahmad[1], 'Abdurrazzaq[2], Ibnu 
Abi Syaibah[3], secara ringkas, ath-Thahawi[4], ad-Daruquthni[5], 
al-Hakim, dalam kitab al-Arba'iin, al-Baihaqi[6], al-Baghawi[7], Ibnul 
Jauzi[8].

Semuanya telah meriwayatkan hadits ini dari jalan Abu Ja'far ar-Razi 
(yang telah menerima hadits ini) dari Rubaiyyi' bin Anas, ia berkata: 
'Aku pernah duduk di sisi Anas bin Malik, lalu ada (seseorang) yang 
bertanya: 'Apakah sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, 
pernah qunut selama sebulan?' Kemudian Anas bin Malik menjawab: 
"...(Seperti lafazh hadits di atas)."

Keterangan:
Walaupun sebagian ulama ada yang meng-hasan-kan hadits di atas. Akan 
tetapi yang benar adalah bahwa hadits ini derajatnya dha'if (lemah), 
hadits ini telah dilemahkan oleh ulama para Ahli Hadits:

Imam Ibnu Turkamani yang memberikan ta'liq (ko-mentar) atas Sunan 
Baihaqi membantah pernyataan al-Baihaqi yang mengatakan hadits itu 
shahih. Ia berkata: "Bagaimana mungkin sanadnya shahih? Sedang perawi 
yang meriwayatkan dari Rubaiyyi', yaitu ABU JA'FAR 'ISA BIN MAHAN 
AR-RAZI masih dalam pembicaraan (para Ahli Hadits):

[1]. Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam an-Nasa-i ber-kata: 'Ia bukan orang 
yang kuat riwayatnya.'

[2]. Imam Abu Zur'ah berkata: 'Ia banyak salah.'

[3]. Imam al-Fallas berkata: 'Ia buruk hafalannya.'

[4]. Imam Ibnu Hibban menyatakan bahwa ia sering mem-bawakan 
hadits-hadits munkar dari orang-orang yang masyhur."

[Lihat Sunan al-Baihaqi (I/202) dan periksa Mizaanul I'tidal III/319.] [9]

[5]. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata: "Abu Ja'far ini telah 
dilemahkan oleh Imam Ahmad dan imam-imam yang lain... Syaikh kami 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata kepadaku, 'Sanad hadits ini 
(hadits qunut Shubuh) sama dengan sanad hadits (yang ada dalam Mustadrak 
al-Hakim (II/ 323-324): Tentang ma-salah Ruh yang diambil perjanjian 
dalam surat 7 ayat 172, (yakni firman Allah Subhanahu wa Ta'ala):

"Artinya : Dan (ingatlah), ketika Rabb-mu mengeluarkan (keturunan 
anak-anak Adam) dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap 
jiwa mereka (seraya berfirman): 'Bukankah Aku ini Rabb-mu?' Mereka 
menjawab: 'Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi.' (Kami lakukan 
yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan: 
'Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap 
ini (ke-Esaan Allah).'"[Al-A'raaf: 172]

(Yakni) hadits Ubay bin Ka'ab yang panjang yang di-sebutkan di dalamnya: 
Dan ruh Isa 'alaihis salam termasuk dari (kumpulan) ruh-ruh yang diambil 
kesaksiannya pada zaman Adam, maka (Dia) kirimkan ruh tersebut kepada 
Maryam 'alaihas salam ketika ia pergi ke arah Timur, maka Allah kirimkan 
dengan rupa seorang laki-laki yang tampan, maka dia pun hamil dengan 
orang yang mengajarkan bi-cara, maka masuklah (ruh tersebut) ke dalam 
mulutnya. Jadi, yang dimaksud adalah Isa dan yang mengajak bicara ibunya 
adalah 'Isa, bukan Malaikat, padahal menurut ayat yang mengajak bicara 
adalah Malaikat, dalam surat Mar-yam ayat 19, Allah berfirman:

"Artinya : Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Rabb-mu, untuk 
memberimu seorang anak laki-laki yang suci." [Maryam: 19]

Yang mengajak bicara bukan 'Isa, sebab hal ini mus-tahil dan hal ini 
merupakan kesalahan yang jelas.
[Periksa: Zaadul Ma'aad (I/276), tahqiq: Syaikh Syu'aib al-Arnauth, cet. 
Mu-assasah ar-Risalah, th. 1412 H]

Syaikhul Islam Ibnul Qayyim berkata: "Maksud dari Syaikhul Islam Ibnu 
Taimiyyah ialah: Bahwa Abu Ja'far 'Isa bin Mahan ar-Razi adalah orang 
yang sering memba-wakan hadits-hadits munkar. Yang tidak ada seorang pun 
dari Ahli Hadits yang berhujjah dengannya ketika dia menyendiri (dalam 
periwayatannya)."

Saya katakan: "Dan di antara hadits-hadits itu ialah hadits qunut Shubuh 
terus-menerus."

[6]. Al-Hafizh Ibnu Katsir ad-Damsyqiy asy-Syafi'i dalam kitab tafsirnya 
juga menyatakan bahwa riwayat Abu Ja'far ar-Razi itu mungkar.

[7]. Al-Hafizh az-Zaila'i dalam kitabnya Nashbur Raayah (II/132) sesudah 
membawakan hadits Anas di atas, ia berkata: "Hadits ini telah dilemahkan 
oleh Ibnul Jauzi di dalam kitabnya at-Tahqiq dan al-'Ilalul 
Muta-nahiyah, ia berkata: Hadits ini tidak sah, karena se-sungguhnya Abu 
Ja'far ar-Razi, namanya adalah Isa bin Mahan, dinyatakan oleh Ibnul 
Madini: 'Ia sering keliru.'"

[8]. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany rahimahullah, seorang Ahli 
Hadits zaman ini berkata: "Hadits Anas munkar." [10]

Kemudian al-Hafizh al-Baihaqi telah membawakan beberapa syawahid 
(penguat) bagi hadits Anas, sebagai-mana yang dikatakan oleh al-Hafizh 
al-Baihaqi sendiri dalam kitab Sunanul Kubra dan Imam an-Nawawi dalam 
kitab Majmu' Syarah Muhadzdzab. Dan riwayat-riwayatnya adalah sebagai 
berikut:

HADITS KEDUA
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah qunut, begitu juga Abu 
bakar, Umar, Utsman sampai meninggal dunia.

Hadits ini telah diriwayatkan oleh: ad-Daruquthni[11], dan 
al-Baihaqi[12], kemudian ia berkata: "Kami tidak dapat berhujjah dengan 
Isma'il al-Makki dan 'Amr bin Ubaid."

Keduanya telah meriwayatkan hadits yang kedua ini dari jalan Isma'il bin 
Muslim al-Makki dan Ibnu Ubaid (yang keduanya telah terima hadits ini ) 
dari al-Hasan al-Bashri (yang telah terima hadits ini) dari Anas (bin 
Malik).

PENJELASAN PARA AHLIS HADITS TENTANG PARA PERAWI HADITS KEDUA DIATAS

[1]. Isma'il bin Muslim al-Makki, ia adalah seorang yang lemah 
haditsnya, berikut ini keterangan para ulama jarh wat ta'dil tentangnya:

a. Abu Zur'ah berkata: "Ia adalah seorang perawi yang lemah."
b. Imam Ahmad dan yang lainnya berkata: "Ia adalah seorang munkarul hadits."
c. Imam an-Nasa-i dan yang lainnya berkata: "Ia se-orang perawi yang 
matruk (seorang perawi yang ditinggalkan atau tidak dipakai, karena 
tertuduh dusta)."
d. Imam Ibnul Madini berkata: "Tidak boleh ditulis haditsnya ...".
[Periksa Mizanul I'tidal I/248 no. 945, Taqribut Tahdzib I/99 no. 485]

[2]. Amr bin Ubaid bin Bab (Abu 'Utsman al-Bashri), adalah seorang 
Mu'tazilah yang selalu mengajak manusia untuk berbuat bid'ah.

1. Imam Ibnu Ma'in berkata, "Tidak boleh ditulis haditsnya."
2. Imam an-Nasa-i berkata: "Ia matrukul hadits."

[Periksa Miaznul I'tidal III/273 no. 6404, Taqribut Tahdzib I/740 no. 5087]

[3]. Hasan bin Abil Hasan Yasar al-Bashri, namanya yang sudah masyhur 
adalah Hasan al-Bashri.

1. Al-Hafizh adz-Dzahabi dan al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: "Ia adalah 
seorang Tabi'in dan seorang yang mempunyai keutamaan, akan tetapi ia 
banyak me-mursal-kan hadits dan sering melakukan tadlis. Dan dalam 
hadits di atas, ia memakai sighat 'an."

[Periksa Mizaanul I'tidal (I/527), Tahdziibut Tahdzib (II/ 231), 
Taqriibut Tahdziib (I/202 no. 1231), cet. Daarul Kutub al-'Ilmiyyah]

Dari keterangan di atas, dapat kita simpulkan bahwa hadits yang kedua di 
atas itu derajatnya dha'ifun jiddan (sangat lemah).

Sehingga hadits tersebut tidak dapat dijadikan penguat (syahid) bagi 
hadits Anas yang pertama di atas. Dan seka-ligus tidak dapat juga untuk 
dijadikan sebagai hujjah.

Seandainya saja sanad hadits itu sah sampai kepada Hasan al-Bashri, 
itupun belum bisa dipakai hadits terse-but, apalagi telah meriwayatkan 
darinya dua orang perawi yang matruk!?

[Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir 
Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 
2004M]
_________
Foote Note
[1]. Dalam kitab al-Musnad (III/162).
[2]. Dalam kitab al-Mushannaf (III/110).
[3]. Dalam kitab al-Mushannaf (II/312).
[4]. Dalam kitab Syarah Ma'anil Atsar (I/244).
[5]. Dalam kitab as-Sunan (II/39).
[6]. Dalam kitab Sunanul Kubra (II/201).
[7]. Dalam kitab Syarhus Sunnah (III/124).
[8]. Dalam kitab al-'Ilalul Mutanahiyah (I/441) no.753, dengan lafazh 
se-bagai berikut: "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
qunut pada shalat Shubuh sampai beliau wafat."
[9]. Lihat juga kitab Tarikh Baghdad XI/146, Tahdzibut Tahdzib XII/57.
[10]. Lihat kitab Silsilah Ahaadits adh-Dha'iifah no. 1238.
[11]. Dalam kitab as-Sunan: II/166-167 no. XIV/1679 cet. Darul Ma'rifah.
[12]. Dalam kitab Sunanul Kubra: II/201


------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    assunnah-dig...@yahoogroups.com 
    assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke