Jilbab Hitam Menurut Ulama YamanSumber:  
http://ustadzaris.com/jilbab-hitam-menurut-ulama-yaman


Sebagian muslimah yang taat beragama beranggapan bahwa satu-satunya warna 
pakaian muslimah yang ‘nyunnah’ adalah hitam. Jika ada yang berpakaian dengan 
warna selain hitam -apapun warnanya- maka dia belum menjadi muslimah sejati. 
Lebih parah lagi, ada yang beranggapan bahwa warna hitam adalah tolak
ukur muslimah yang bermanhaj salaf. Artinya jika warna pakaian seorang
muslimah bukan hitam maka dia bukan muslimah salafiyyah (muslimah yang
bermanhaj salaf).

Untuk menilai anggapan di atas, marilah kita simak fatwa salah seorang ulama 
ahli sunnah di Yaman saat ini yaitu Syeikh Abdullah bin Utsman adz Dzimari. 
Fatwa ini beliau sampaikan dalam sesi tanya jawab setelah ceramah ilmiah yang 
beliau sampaikan dengan judul ‘Barokah Tamassuk bis Sunnah’ (Keberkahan 
Berpegang Teguh dengan Sunnah/Ajaran Nabi). Ceramah ini
beliau sampaikan pada tanggal 19 Shofar 1427 H di radio ad Durus as
Salafiyyah minal Yaman. Fatwa beliau tentang warna pakaian muslimah ini
tepatnya ada pada menit 59:47- 1:02:39. Rekaman kajian ini ada pada
kami.

Berikut ini transkrip fatwa beliau dan terjemahnya.
القارئ: هذا السائل من ليبيا يقول ما الضابط للون بالنسبة لحجاب المرأة المسلمة 
الشرعي؟
Moderator mengatakan, “Ada seorang penanya dari Libia yang mengajukan 
pertanyaan sebagai berikut. Apa warna yang pas untuk pakaian muslimah
yang sejalan dengan syariat?”

الجواب: اللون هو أحسن الألوان بالنسبة لحجاب المرأة هو لون الأسواد لأن الغالب 
علي هذا اللون أنه لا يكون ملفتا للرجال.
Jawaban Syeikh Abdullah adz Dzimari, “Warna terbaik untuk pakaian seorang 
wanita adalah hitam dengan dua alasan. Alasan pertama, warna hitam biasanya 
tidak menarik dan memikat pandangan laki-laki.

الأمر الثاني أن عائشة-رضي الله عنها- عندما ذكرت بعض نساء الصحابة -في
رواية:نساء المهاجرين, و في رواية: نساء الأنصار- “رحم الله نساء المهاجرين عندما 
نزلت آية الحجاب عمدن إلي مروطهن وشققنها وحتي أصبحن كالغربان”.

Alasan kedua, ketika Aisyah menceritakan sebagian istri para shahabat – pada 
satu riwayat dikatakan ‘istri para shahabat Mujahirin’ namun
pada riwayat yang lain disebutkan ‘istri para shahabat Anshor- “Semoga
Allah melimpahkan rahmatNya kepada para istri shahabat Muhajirin. Ketika ayat 
tentang jilbab turun, mereka robek kain korden lalu mereka kenakan sebagai 
jilbab sehingga mereka seperti burung gagak”.
عائشة تشابه النساء كالغراب و الغراب يكون كله أسود اللون لا يري عليه أثر
البياض. فهذا هو الأقرب و يكون بعيدا من أي لون أو تفصيل أو شكل للزينة.
هذا من ناحية اللون.

Dalam riwayat ini, Aisyah menyerupakan para shahabiyah dengan burung
gagak. Sedangan buruk gagak itu seluruh tubuhnya berwarna hitam. Tidak
ada warna putih sedikitpun. Inilah warna yang tepat karena dengan
memakai warna pakaian seperti ini maka wanita yang bersangkutan
terhindar dari warna pakaian, corak dan motif yang menari perhatian
lawan jenis.

و أما من ناحية الصفات فبعض أهل العلم ذكرثمان الصفات للحجاب الشرعي. أن
يكون الحجاب فضفاضا واسعا, لا ضيقا, و أن يكون سميكا غليظا, لا شفافا و أن
يكون هذا الحجاب من ثياب النساء, لا من ثياب الرجال و أن يكون سابغا للجسد
كله لا يظهر شيئا من الجسد و أن يكون خاليا من العطور والبخور و غيرها من
روائح. لأنها إذا خرجت لا يحل لها أن تخرج متعطرة أو متبخرة. وكذلك أن لا
يكون ثوب الزينة. وكذلك أن لا يكون ثوب الشهرة. وكذلك أن لا تكون المرأة
متشابة به بالكافرات.
فمثل هذه الأوصاف ينبغي أن تراعي في الحجاب.

Tentang criteria pakaian muslimah yang sesuai syariat, sebagian ulama 
menyebutkan ada delapan kriteria.
        1. Longgar, lapang dan tidak ketat
        2. Tebal dan tidak transparan
        3. Model pakaian yang dipakai adalah model pakaian wanita, bukan model 
atau bentuk pakaian laki-laki
        4. Menutup badan secara sempurna sehingga tidak ada satupun bagian 
badan yang nampak
        5. Tidak diberi wewangian karena ketika keluar rumah seorang wanita 
dilarang untuk mengenakan wewangian
        6. Tidak menarik perhatian lawan jenis
        7. Bukan pakaian tampil beda yang menyebabkan orang yang memakainya 
menjadi kondang di masyarakat
        8. Bukan model pakaian yang menjadi ciri khas wanita kafir sehingga
dengan memakainya muslimah tersebut menyerupai wanita kafir. Inilah
kriteria yang harus dipenuhi ketika seorang muslimah hendak berpakaian
dengan sempurna.
و أما اللون فقد سمعتم. و إذا كان هناك لون آخر هادئ و هو مشهور في أوساط
البلد اللتي تعيش فيهاهذه المرأة و لا تكون منفردة به فلا مانع إذا كان غير ملفت.
Tentang warna, telah kalian ketahui warna yang terbaik.
Namun jika memang ada warna lembut(tidak mencolok) selain hitam yang
biasa dipakai oleh para wanita di masyarakat setempat sehingga jika ada
seorang muslimah yang mengenakannya maka dia tidak menjadi nyleneh di
masyarakatnya maka tidak terlarang selama warna pakaian tersebut tidak
menarik perhatian lawan jenis.
Sampai di sini penjelasan Syeikh Abdullah adz Dzimari.
Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa warna pakaian muslimah selain hitam itu 
diperbolehkan selama tidak menarik perhatian lawan. Tolak ukur penilaian warna 
yang menarik perhatian dan tidak adalah ‘urf atau nilai yang berlaku di 
masyarakat.

Oleh karenanya memakai warna pakaian semacam itu tidaklah menurunkan
kadar dan kualitas ke-ahlisunnah-an atau ke-salafi-an seorang muslimah.

Oleh sebab itu menilai seorang muslimah itu salafiyyah ataukah bukan
dengan melihat warna jilbabnya hitam ataukah bukan adalah suatu hal yang keliru 
dan sangat tidak berdasar.

Meski tidaklah kita ingkari bahwa memilih warna hitam sebagai pakaian muslimah 
itu yang lebih afdhol. Akan tetapi yang sangat merisaukan adalah ketika warna 
hitam ini
dijadikan tolak ukur dan parameter apakah seorang wanita itu salafiyyah
ataukah bukan tanpa dasar dalil dan ilmu.
Wallahu a’lam. 

Reply via email to