Muhammad al-Amin Asy-Syinqithi
Ulama yang Mendunia dari Sahara Afrika

Menghafal kitab-kitab sudah menjadi rutinitas sehari-hari sosok
bernama Muhammad al-Amin asy-Syinqithi. Tak heran jika sejak kecil ia
hafal di luar kepala  seluruh isi al-Qur’an. Begitu juga ribuan hadis
dan bait syair sudah ia hafal.

Nama lengkap asy-Syinqithi adalah Muhammad al-Amin bin Muhammad
al-Mukhtar bin Abdul Qadir al-Jakni asy-Syinqithi. Akar nasabnya
berasal dari Kabilah Himyar di Yaman. Al-Amin lahir pada tahun
1325H/1905M, di sebuah kota bernama Kifa di Syinqith. Kota tersebut
saat ini terletak di belahan timur negara Mouritania. Sebuah negara
Islam di benua Afrika yang berbatasan dengan Sinegal, Mali, dan
al-Jazair.

Di usia 10 tahun, ia telah hafal al-Qur`an di bawah didikan pamannya,
Abdullah. Berbekal kecerdasan dan kegigihannya, Al-Amin mampu
menguasai berbagai bidang keilmuan, misalnya menulis al-Qur’an dengan
rasm Usmani, ilmu qira’at dengan bacaan Nafi’ dari riwayat Warasy dan
Qalun, ia juga mengambil sanad bacaan itu hingga sampai kepada Nabi
Muhammad. Saat itu, usianya masih 16 tahun.

Di sela-sela belajar bacaan al-Qur’an, Al-Amin juga belajar fikih Imam
Malik, dasar-dasar ilmu Nahwu, sastra, nasab-nasab bangsa Arab, bahkan
ia juga hafal nazham peperangan Nabi SAW karya Ahmad al-Badawi
asy-Syinqithi yang berjumlah lebih dari lima ratus bait. Uniknya,
ilmu-ilmu dasar tersebut dipelajari asy-Syinqithi dari istri pamannya.

Selain belajar kepada keluarga, banyak guru yang telah ia datangi. Di
antaranya adalah Syaikh Muhammad bin Shalih, Syaikh Ahmad al-Afram bin
Muhammad al-Mukhtar, Syaikh Ahmad bin Umar, Muhammad an-Nikmat bin
Zaidan, Ahmad bin Maud, dan lain sebagainya yang merupakan guru-guru
besar di Mouritania.

“Kami telah menimba berbagai disiplin ilmu dari mereka, seperti Nahwu,
Sharf, Ushul, Balaghah, serta sebagian Tafsir dan Hadis. Adapun ilmu
Mantiq (Logika) dan Adab al-Bahts wa al-Munazharah (Metode Penelitian
dan Debat), kami kuasai secara otodidak.” Paparnya.

Selama tinggal di Mouritania, asy-Syinqithi telah dikenal sebagai
ulama besar. Beberapa karya ringkas telah dihasilkannya, seperti rajz
dan nazham dalam bidang fikih Mazhab Maliki, ilmu Fara’idh dan Mantiq
(Alfiyah fi al-Manthiq). Bahkan, karyanya yang berjudul Nazham fi
Ansab al-`Arab tentang nasab bangsa Arab ditulisnya sebelum usia
balig. Demikian pula fatwa-fatwanya, diakui dan dihormati di seluruh
penjuru negeri. Tapi semua itu dirasanya belum cukup, sehingga setelah
melaksanakan ibadah haji, ia memutuskan bermukim di tanah suci dengan
maksud agar dapat menyebarkan ilmu lebih luas lagi.

Sejak keberadaannya di Saudi Arabia, asy-Syinqithi dihormati oleh
penguasa dan ulama yang segera mengenalinya. Dari situlah, pada tahun
1368H beliau mendapat mandat langsung dari Raja Abdul Aziz untuk
mengajar Tafsir al-Qur’an di Masjid Nabawi. Selain di Madinah,
asy-Syinqithi juga sempat mengajar di Riyad dan Mekah.

Di samping kesibukan mengajarnya yang luar biasa padat, Syaikh
asy-Syinqithi juga berperan besar dalam membidani beberapa organisasi
bertaraf nasional dan dunia. Beliau tercatat sebagai anggota Badan
Kehormatan Universitas Islam Madinah, anggota Dewan Ulama Senior sejak
didirikan pertama kali pada tahun 1391H, dan anggota Dewan Pendidi
Organisasi Rabithah al-`Alam al-Islami.

Jabatan dan status yang sangat terhormat tidak lantas mengubah
kepribadian Syaikh asy-Syinqithi yang dikenal santun, dermawan, dan
zuhud. Syaikh `Athiyyah menuturkan, “Sejak menetap di Saudi Arabia dan
bersentuhan dengan penguasa hingga wafat, beliau tidak pernah
mengajukan gaji, tunjangan, atau kenaikan pangkat. Beliau hanya
mengambil yang sudah jelas menjadi haknya untuk keperluan sehari-hari
dan selebihnya dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.”

“Aku datang dari Syinqith dengan membawa bekal pundi yang sangat mahal
dan langka, yaitu qana`ah (kepuasan hati).” Ujar Syaikh asy-Syinqithi
kepada muridnya, Syaikh Bakr Abu Zaid. Barangkali karena itu pula,
beliau dikenal tidak pernah memberi uang kepada orang lain dalam
bentuk pinjaman, tapi memberinya secara cuma-cuma.

Syaikhh Al-Amin memiliki banyak karya dan tulisan, diantaranya adalah
tafsir Adhwa’ al-Bayan Fi Idhahi al-Qur`an bi al-Qur`an. Merupakan
karya beliau yang paling terkenal dan mendapat pujian dari banyak
ulama; Mudzakkirah fi Ushul al-Fiqh yang merupakan paduan ushul fikih
madzhab Hambali, Maliki, dan Syafi’i; kitab Adab al-Bahts wa
al-Munazharah, dan kitab Daf’u Iham al-Idhthirab ‘An Ayi al-Kitab,
yang menjelaskan ayat-ayat al-Qur`an yang secara zhahirnya tampak
bertentangan padahal sebenarnya tidak.

Syaikh Muhammad al-Amin asy-Syinqithi meninggal dunia di kota Mekah,
pada 17 Dzul Hijjah 1393 H (1973 M). Apa yang telah menjadi karya
Al-Amin semoga memberikan manfaat kepada umat Islam, sehingga
karya-karyanya menjadi pelecut bagi umat Islam untuk giat dalam
menuntut ilmu. Semoga. (roji/mg)


------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    assunnah-dig...@yahoogroups.com 
    assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke