JANGANLAH MEMBEBANI DIRI DALAM URUSAN AGAMA

Oleh
Majdi As-Sayyid Ibrahim
http://almanhaj.or.id/content/1912/slash/0

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنْ الحَوْلاَءَ بِنْتِ تُوَيْتِ مَرَّتْ 
بِهَا، وَعِنْدَهَا رَسُوْ لُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ، فَقُلْتُ 
: هَذِهِ الحَوْلاَءُ بِنْتِ تُوَيْتِ، وَزَعَمُوْا أَنَّهَا لاَ تَنَامُ 
الَّليْلَ، فَقَلَ رَسُوْ لُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : لاَ 
تَنَامُ الَّليلَ؟! خُذُوا مِنَ العَمَلِ مَا تُطِيْقُوْنَ، فَوَا للَّه لاَ 
يَسْأَمُ اللَّهُ حَتَّى تَسْأَمُوْا. 

“Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, bahwa Al-Haula binti Tuwaitin melewatinya, 
sedangkan disisinya ada Rasulullah Shallallahu ‘alaiahi wa sallam, lalu aku 
(Aisyah) berkata, ‘Ini adalah Al-Haula binti Tuwaitin, mereka berkata bahwa dia 
tidak pernah tidur malam’. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, 
‘Tidak pernah tidur malam?!”, Ambillah dari perkerjaan menurut kemampuanmu. 
Demi Allah, Allah tidak merasa bosan sehingga kamu merasa bosan” [1]

Wahai ukhti Muslimah !
Allah telah memberi kemudahan agama kepada kita dan tidak menjadikan kita 
merasa keberatan atau pun kesulitan melaksanakannya serta mengkaruniakan kita 
kenikmatan berupa kemudahan. FirmanNya.

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” 
[Al-Baqarah : 185]

Berangkat dari sini, maka engkau tidak boleh mempersulit dirimu sendiri dalam 
beribadah kepada Rabb. Sebab orang yang mempersulit dirinya sendiri dalam 
ibadah, berarti bertentangan dengan ruh Islam, yang akhirnya cepat atau lambat 
hal itu akan menimbulkan kebosanan, jemu ataupun tidak mampu melaksanakan lagi 
ibadah tersebut. Perhatikanlah perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam.

"Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-kali seseorang tidak mempersulit 
agama melainkan justru dia dikalahkan. Maka benarkanlah, bersahajalah, berilah 
kabar gembira dan memohonlah pertolongan dengan pergi pada waktu pagi dan sore 
serta sebagian dari akhir malam” [2]

Yang harus engkau lakukan wahai ukhti Muslimah, adalah memilih jalan tengah 
dalam ibadah, tidak meremehkan dan tidak berlebih-lebihan. Karena Allah tidak 
membebani kamu agar kamu mempersulit dirimu sendiri dalam melaksanakan apa yang 
Dia tuntut darimu, atau agar engkau melaksanakannya. Contohnya, engkau berbuat 
secara berlebih-lebihan dalam melaksanakan shalat sunat. Hal in lama kelamaan 
hanya akan menimbulkan rasa jemu atau bosan atau akhirnya sama sekali tidak 
mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban agama dan dunia.

Wahai ukhti Muslimah !
Islam menuntut agar kita berbuat untuk kepentingan akhirat selagi di dunia dan 
tidak meremehkan urusan dunia yang tampaknya tidak berbobot. Allah Ta’ala telah 
berfirman.

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ 
مِنَ الدُّنْيَا

“Dan, carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah keadamu (kebahagiaan) 
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) 
duniawi” [Al-Qashash : 77]

Perhatikanlah kisah berikut ini yang pernah terjadi pada masa Rasulullah 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Anas bin Malik berkata : “Ada tiga orang datang 
ke rumah istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya tentang ibadah 
beliau. Tatkala mereka sudah diberi tahu, seakan-akan mereka menganggap sedikit 
ibadah beliau. Mereka berkata, ‘Dimanakah kita bila dibandingkan dengan nabi 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal dosanya yang akan datang dan yang lalu 
telah diampuni’. Salah seorang diantara mereka berkata, ‘Sedangkan aku shalat 
malam terus menerus’. Yang lain berkata, Aku berpuasa sepanjang masa dan tidak 
pernah berbuka’. Sedangkan yang lain lagi berkata, ‘Aku menjauhi wanita dan 
tidak menikah selama-lamanya’. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam 
seraya berkata : ‘Kamukah orang-orang yang berkata begini dan begini? Demi 
Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan yang 
paling bertakwa kepadaNya di antara kamu, tetapi aku berpuasa dan juga berbuka, 
shalat (malam) dan juga tidur serta menikahi wanita. Maka barangsiapa yang 
tidak menyukai sunnahku, maka dia tidak termasuk goloanganku” [3]

Wahai Ukhti Muslimah !
Inilah manhaj Islam yang mengambil jalan tengah, tidak meremehkan dan tidak 
pula berlebih-lebihan. Perhatikanlah baik-baik dalam wasiat ini, bahwa 
Al-Haula’ adalah seorang wanita shalihah. Dia mengira bahwa tatkala dia melatih 
dirinya dalam ketaatan kepada Allah, ternyata dia telah melakukan urusan yang 
besar. Dia tidak tidur malam atau tidur hanya sebentar pada siang hari, 
kemudian jika datang waktu malam, dia bangun dan shalat hingga fajar 
menyingsing. Dia tidak pernah berpikir bahwa justru hal itu bertentangan dengan 
petunjuk Islam yang memerintahkan mengambil jalan tengah dan tidak melampaui 
batas.

Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, dan Aisyah berkata, “Inilah 
Al-Haula, Orang-orang berkata bahwa dia tidak pernah tidur malam” Beliau merasa 
heran dengan perbuatan ini, lalu berkata dengan kaget, “Tidak tidur malam?’. 
Kemudian beliau menuntunnya kepada kebaikan dan keberuntungan dengan cara 
mengambil jalan tengah dalam ketaatan.


[Disalin dari kitab Al-Khamsuna Wasyiyyah Min Washaya Ar-Rasul Shallallahu 
'Alaihi Wa Sallam Lin Nisa, Edisi Indonesia Lima Puluh Wasiat Rasulullah 
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Bagi Wanita, Pengarang Majdi As-Sayyid Ibrahim, 
Penerjemah Kathur Suhardi, Terbitan Pustaka Al-Kautsar]
_______
Footnote
[1]. Hadits shahih, ditakhrij Ahmad 6/247, Muslim 6/73, Ath-Thabrany, hadits 
nomor 564 di dalam Al-Kabir.
[2]. Diriwayatkan Al-Bukhary 1/16, An-Nasa’i 8/122 Ahmad 5/69.
[3]. Diriwayatkan Al-Bukhary 7/2, Muslim 9/175-1176                             
          

Kirim email ke