> From: zulqorn...@yahoo.com
> Date: Wed, 18 Jan 2012 11:07:03 +0000
> Kapankah waktu yang dianjurkan untuk meng-khitan kan anak (laki-laki dan 
> perempuan) menurut sunnah? Jazakumulloh khoiron katsiron
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------------

WAKTU KHITAN
http://almanhaj.or.id/content/2735/slash/0

Pelaksanaan khitan terbagi dalam tiga waktu.[41] 
Pertama : Waktu yang diwajibkan. Yaitu ketika seseorang sudah masuk usia 
baligh, tatkala dia telah diwajibkan melaksanakan ibadah, dan tidak diwajibkan 
sebelum itu [42].

Di dalam hadits, Said bin Jubair berkata: "Abdullah bin Abbas ditanya 'Berapa 
usia engkau ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam meninggal?', ia 
menjawab,'Aku waktu itu baru berkhitan, dan mereka tidaklah berkhitan kecuali 
sudah dekat baligh'.[43]

Kedua : Waktu yang dianjurkan untuk berkhitan. Yaitu waktu itsghar [44], yakni 
masa ketika seorang anak sudah dianjurkan untuk shalat. 

Ketiga : Waktu yang diperbolehkan. Yaitu semua waktu selain yang diterangkan di 
atas.

Para ulama berselisih berkhitan pada hari ketujuh dari kelahiran, apakah 
dianjurkan atau dimakruhkan? Sebagian memakruhkan khitan pada hari ketujuh. 
Demikian pendapat Hasan Basri, Ahmad dan Malik rahimahullah. Dalil mereka 
sebagai berikut. 

Pertama : Tidak adanya nash. Khallal meriwayatkan dari Ahmad. Beliau ditanya 
tentang khitan bayi? Beliau menjawab,”Tidak tahu. Aku tidak mendapatkan satupun 
khabar (dalil)".

Kedua : Tasyabbuh (meniru) dengan Yahudi. Aku bertanya kepada Abu Abdillah 
(yaitu Imam Ahmad): "Seseorang dikhitan pada hari ketujuh?" Beliau 
memakruhkannya sambil berkata: "Itu adalah perbuatan Yahudi. Dan ini juga 
alasan Hasan dan Malik rahimahullah" [47].

Sebagian membawanya kepada istihbab (dianjurkan), dan ini pendapat Wahab bin 
Munabbih, dengan alasan lebih mudah dan tidak menyakitkan bagi bayi. Sedangkan 
sebagian lagi membawanya kepada hukum asal, yaitu boleh. Di antaranya pendapat 
Ibnul Munzir. 

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,"Syaikh kami (Ibnu Taymiah) berkata,'Ibrahim 
mengkhitan Ishaq pada hari ketujuh dan mengkhitan Isma'il ketika hendak baligh. 
Jadilah khitan Ishaq menjadi sunnah (tradisi) bagi anak cucunya, dan juga 
khitan Ismail menjadi sunnah bagi anak cucunya.Wallahu a'lam'." 
_______
[41]. Syaukani berpendapat, bahwa tidak ada waktu tertentu untuk berkhitan. 
Beliau menisbatkan pendapat tersebut kepada jumhur. Nailul Authar (1/144). 
[42]. Tuhfatul Maudud, Ibnul Qayyim, hlm. 110.
[43]. HR Bukhari dalam Fathul Bari (11/88). 
[44]. Waktu itsghar, yaitu ketika gigi susu seorang anak berganti dengan gigi 
dewasa.
[45]. Al Fawakih ad Dawani (1/461). Beliau menisbatkannya kepada Malik 
rahimahullah, Tuhfatul Maudud, Ibnul Qayyim, hlm. 112
[46]. Tuhfatul Maudud, hlm. 112.
[47]. Ibid.                                       

Kirim email ke