Wa'alaykumussalam warahmatullah

Kalau suami melakukan pemukulan kepada istri
- atau tidak bergaul dengan istrinya dengan baik
- tidak memberikan hak-hak istrinya
- tidak menjalankan kewajibannya
- tidak mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya

Lantas bagaimana mungkin
dia meminta istrinya untuk:
- bersikap baik kepada dirinya (suami)
- memberikan hak-hak dirinya (suami)
- menjalankan kewajiban istri atas suami
- mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya

???

"Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, 
sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, 
padahal kamu membaca Al Kitab? 
Maka tidaklah kamu berpikir?"
[Al Baqarah, QS, 2:44]

> -----Original Message-----
> From: assunnah@yahoogroups.com [mailto:assunnah@yahoogroups.com] On
> Behalf Of terrar...@yahoo.com
> Sent: Friday, January 20, 2012 12:04 PM
> To: assunnah@yahoogroups.com
> Subject: Re: [assunnah] >>Janganlah Menghindari Tempat Tidur Suami<<
> 
> 
> 
> السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
> 
> syukron katsiiran akhi
> Alangkah indahnya islam mengatur hal ini, akan tetapi afwan..banyak
> para suami yng menggunakan dalil ini utk kepentingan pribadinya..
> Misalnya sang suami sering sekali melakukan pemukulan thdp istri mereka,
> tetapi menggunakan dalil ini utk menekan istrinya agar tetap mau
> melayani suami. Dlm hal ini kasihan sang istri yg merasakan tekanan.
> 
> Alangkah baiknya dalil ini jika disertai syarat ataupun kriteria suami
> seperti apa yg boleh menggunakan dalil ini. Afwan karena banyak kasus2
> rmh tangga yg berhubungan dgn tindakan kekerasan dlm rmh tangga dan
> rata2 para suaminya menggunakan dalil ini utk melakukan pressure thdp
> istri2 mereka
> 
> 
> Syukron
> Riza
> 
> 
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
> ________________________________
> 
> From: Abu Abdillah <abdullah_...@hotmail.com>
> Sender: assunnah@yahoogroups.com
> Date: Fri, 20 Jan 2012 10:26:12 +0700
> To: assunnah assunnah<assunnah@yahoogroups.com>
> ReplyTo: assunnah@yahoogroups.com
> Subject: [assunnah] >>Janganlah Menghindari Tempat Tidur Suami<<
> 
> JANGANLAH MENGHINDARI TEMPAT TIDUR SUAMI
> 
> Oleh
> Majdi As-Sayyid Ibrahim
> http://almanhaj.or.id/content/2069/slash/0
> 
> عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَبِىُّ صَلَّى 
> اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : إِذَا بَاتَتِ المَرْأَةُ هَا جِرَةً فِرَاشَ 
> زَوْجِهَا
> لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصبِحَ، وَفِى رِوَايَةِ، حَتَى تَرْجِعَ.
> 
> “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Nabi Shallallahu
> ‘alaihi wa sallam bersabda : Apabila seorang wanita menghindari tempat
> tidur suaminya pada malam hari, maka para malaikat melaknatnya hingga
> pagi hari”. Dalam suatu riwayat yang lain disebutkan : “Sehingga dia
> kembali” [1]
> 
> Wahai Ukhti Mukminah!
> Ini merupakan wasiat yang sangat berharga dari Rasulullah Shallallahu
> ‘alaihi wa sallam yang diberikan kepada para wanita Muslimah. Beliau
> Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan mereka agar tidak menjauhi
> tempat tidur suami tanpa ada udzur menurut ukuran syari’at, seperti
> sakit yang keras. Bahkan haid bukan merupakan udzur untuk menjauhi
> tempat tidur suami. Sebab suami memiliki hak untuk mencumbui istrinya
> selain yang ditutupi kain bawah.
> 
> Islam yang hanif adalah agama Allah yang kekal, menghendaki agar
> hubungan suami istri antara laki-laki dan wanita menjadi kuat, kekal
> dan mantap. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada
> kita masalah-masalah yang bisa menyusupkan kelemahan dan keretakan
> dalam hubungan tersebut. Sebagaimana beliau Shallallahu ‘alaihi wa
> sallam juga telah memberikan batasan hak-hak kepada suami atas istri
> dan hak-hak istri atas suaminya, sehingga hubungan itu benar-benar
> menjadi harmonis.
> 
> Diantara hak-hak suami atas istrinya adalah hak di tempat tidur. Ini
> merupakan hak suami dalam kaitannya dengan senggama. Sebenarnya hak ini
> merupakan hak persekutuan antara laki-laki dan wanita secara bersama-
> sama. Tapi adakalanya terjadi perselisihan antara suami dan istrinya,
> sehingga kadang-kadang menimbulkan pertengkaran dan keretakan. Dan,
> kadang-kadang suami menjauhi tempat yang ditempati istrinya karena
> hendak mencari ketenangan, sampai akhirnya keduanya berkumpul kembali
> di tempat tidur. Dalam keadaan seperti ini bisa jadi suami berusaha
> untuk memperbaiki keretakan itu dan berbaikan kembali dengan istrinya.
> Namun hati sang istri masih dikuasai syetan, sehingga dia tidak mau
> menerima keadaan ini, sehingga dia menolak ajakan suami untuk
> mengadakan hubungan suami istri. Dengan cara seperti itu, berarti sang
> istri telah masuk ke dalam laknat para malaikat, sementara dia tidak
> menyadarinya. Maka dengarkanlah hadits berikut ini, dari Abu Hurairah
> Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
> sallam bersabda.
> 
> “Apabila seorang laki-laki mengajak istrinya ke atas tempat tidur,
> lalu dia (istri) tidak mau mendatanginya, lalu dia (suami) marah
> kepadanya malam itu, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi hari”
> [2]
> 
> Hal ini merupakan masalah yang sangat besar di sisi Allah, yaitu
> tatkala suami mengajak istrinya ke tempat tidur, lalu sang istri
> menolak atau pura-pura sakit (padahal tidak sakit). Wanita Mukminah
> yang benar harus bisa melupakan perselisihan dan kembali patuh kepada
> suaminya karena mengharap pahala dari Rabb-nya.
> 
> Dalam menafsirkan firman Allah : ‘Wanita-wanita shalihah adalah yang
> taat”, para ulama mengatakan, “Maksudnya memenuhi hak suami. Qunut
> disini artinya taat. Begitu pula yang dikatakan bila dalam do’a, “Maka
> hendaklah kita benar-benar memperhatikan wasiat Nabawi ini.
> 
> Sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Apabila seorang laki-laki
> mengajak istrinya ke tempat tidur”, Ibnu Abu Jumrah berkata, “Yang
> jelas, tempat tidur disini merupakan kiasan dari senggama. Ini
> merupakan kiasan tentang hal-hal yang biasanya dianggap mengundang rasa
> malu di dalam Al-Qur’an dan Sunnah” [3]
> 
> Sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “ Lalu ia (istri) tidak
> mau mendatanginya”, dalam riwayat lain disebutkan : “Lalu dia (suami)
> marah kepadanya malam itu”, menurut Al-Hafizh, dengan adanya tambahan –
> di dalam riwayat lain di atas—merupakan sebab terjadinya laknat. Sebab
> pada saat itu ada ketetapan tentang kedurhakaan istri. Lalu halnya
> andaikata suami tidak marah, entah karena memang ada udzur yang bisa
> dimakluminya atau karena dia sendiri yang meninggalkan haknya.
> 
> Menurut Ibnu Abu Jumrah rahimahullah menyebutkan beberapa faidah dalam
> hadits ini.
> 
> 1. Di dalamnya terkandung dalil tentang terkabulnya do’a para malaikat,
> entah baik atau entah buruk.
> 
> 2. Di dalamnya terkandung pengertian bahwa kesabaran laki-laki untuk
> tidak bersenggama lebih lemah daripada kesabaran wanita.
> 3. Di dalamnya terkandung dalil bahwa gangguan yang paling sering
> menggelitik kaum laki-laki adalah kehendak untuk menikah. Maka
> hendaknya para wanita membantu dalam hal ini.
> 
> 4. Di dalamnya terkandung isyarat keharusan taat kepada Allah dan sabar
> dalam beribadah kepada-Nya, sebagai balasan terhadap pengawasan Allah
> kepada hamba-Nya. Sebab Allah tidak membiarkan sedikit pun dari hak-Nya
> kecuali dijadikan orang yang siap melaksanakannya. Sehingga para
> malaikat dijadikan melaknat orang yang membuat hamba-Nya marah, karena
> salah satu syahwatnya tidak dipenuhi. Maka setiap hamba harus memenuhi
> hak-hak Rabb-nya yang dituntut darinya. Kalau tidak, alangkah malangnya
> nasib sekian banyak orang miskin yang membutuhkan pertolongan orang
> kaya yang seharusnya banyak kebaikannya.
> 
> Kelangsungan kehidupan antara suami istri merupakan jaminan
> kelangsungan kasih sayang antara keduanya. Kasih sayang ini merupakan
> luapan cinta yang benar, dengan saling meluapkan rasa kasih dan sayang
> antara kedunyanya dan rasa saling memberi sehinga terciptalah saling
> pengertian, ridha dan memahami.
> 
> Seorang suami mengungkapkan sarana yang dapat mengawetkan kasih sayang
> kepada istrinya, seraya mengatakan di dalam syairnya.
> 
> Ulurkan maafmu biar langgeng rasa kasih
> usah bicarakan rupaku kala aku marah
> 
> Usah mengadu lalu kau pergi entah ke mana
> hingga kesat hatiku dan berubah warna
> 
> Kulihat ada cinta dan perih di hati
> andaikan menyatu cinta tak kan pergi
> 
> Siapa yang memperhatikan hak dan kewajiban-kewajiban suami istri dalam
> kehidupan Islam, tentu akan mendapatkan bahwa hak dan kewajiban itu
> berimbang dan selaras. Yang harus dilakukan ialah melaksanakan apa yang
> telah dikabarkan Islam dan sesuai dengan akhlak yang terpuji.
> 
> Selagi maing-masing pihak melaksanakan tanggung jawabnya, tentu akan
> menebarkan kasih sayang antara suami istri. Semoga apa yang dinukil
> Ibnu Abdi Rabbah dari Imran bin Hathan berikut ini, mengandung nasihat.
> 
> Imran pernah berkata kepada istrinya, seorang wanita yang amat cantik
> dan masih muda. Sementara itu, dia sendiri adalah laki-laki yang sama
> sekali tidak memiliki ketampanan yang bisa menarik minat wanita,
> “Sesungguhnya aku dan engkau akan masuk surga Insya Allah”
> 
> Istrinya bertanya. “Bagaimana itu terjadi?”
> 
> Dia menjawab, “Aku diberi istri secantik dirimu, lalu aku bersyukur,
> dan engkau diberi suami macam aku lalu engkau sabar”.
> 
> Seorang A’raby pernah ditanya tentang wanita, sedang dia memiliki
> pengetahuan yang mendalam tentang seluk beluk wanita. Maka dia menjawab,
> “Wanita yang paling utama adalah yan paling tinggi apabila berdiri,
> yang paling besar apabila sedang duduk, yang plaing benar apabila
> berbbicara, yang bersikap halus apabila sedang marah, apabila tertawa
> dia hanya tersenyum, apabila berkarya di memperindah karyanya, yang
> mentaati suaminya, yang berada di rumahnya, terhormat di tengah kaumnya
> dan hina tatkala sendirian. Banyak kasih sayangnya, banyak anaknya dan
> urusannya terpuji”.
> 
> Lalu dia ditanya, “Berilah kami gambaran sejahat-jahatnya wanita!”.
> 
> Dia menjawab, “Sejahat-jahat wanita adalah yang tertawa tidak karena
> tertarik (kepada sesuatu), mengatakan yang dusta, mengajak bertengkar
> suaminya, hidung di langit dan pantat di air”.
> 
> Begitulah sebaik-baik wanita, yaitu yang taat kepada suami dan yang
> memenuhi haknya. Dan, sejahat-jahat wanita adalah yang congkak dan
> merasa tinggi dari suaminya.
> 
> Alangkah indahnya perkataan Abu Darda kepada istrinya, Ummu Darda :
> “Apabila engkau melihatku marah maka ridhalah, dan apabila kulihat
> engkau marah, maka aku akan ridha kepadamu. Kalau tidak, kita tidak
> akan rukun”.
> 
> Maka jadilah wanita yang selalu memenuhi panggilan suami selagi dia
> meminta sesuatu padamu. Maka mengapa engkau tidak membuatnya ridha?
> Wanita Muslimah adalah wanita yang tampak menarik apabila dipandang
> suaminya. Apabila suami menyuruhnya kepada suatu yang baik dan
> mubah,maka dia patuh, apabila suami tidak ada di sisinya karena
> bepergian atau yang lain, maka dia menjaga dirinya dan harta suaminya.
> Wanita shalihah adalah wanita yang membantu suami dalam urusan dunia
> dan akhirat. Seorang penyair berkata :
> 
> Sebaik-baik urusan dunia manusia
> yang membantu kelurusan urusan akhiratnya
> hati yang bersyukur
> lidah yang berdzikir
> istri shalihah yang membantunya
> 
> Wahai ukhti Muslimah!
> Begitulah seharusnya kita hidup bersama wasiat Rasulullah Shallallahu
> ‘alaihi wa sallam, yang dapat kita ambil manfaatnya tentang bagaimana
> sikap istri dalam menyenangkan suaminya dan apa kebaikan serta
> kebahagian yang bisa diciptakan bagi keduanya.
> 
> [Disalin dari kitab Al-Khamsuna Wasyiyyah Min Washaya Ar-Rasul
> Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Lin Nisa, Edisi Indonesia Lima Puluh
> Wasiat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Bagi Wanita, Pengarang
> Majdi As-Sayyid Ibrahim, Penerjemah Kathur Suhardi, Terbitan Pustaka
> Al-Kautsar, cetakan kelima 1999]
> _______
> Footnote
> [1]. Isnadnya hasan shahih, ditakhrij Al-Bukhary, 7/39, Muslim, 8/10,
> Ahmad, 2/386, Ad-Darimy, 2./150, Al-Baihaqy, 7/292 dalam As-Sunan,
> Lafazh yang disebutkan di sini bagi Muslim.
> [2]. Isnadnya shahih, ditakhrij Al-Bukhary, 4/141, Muslim, 10/8, Ahmad,
> 2/480, Abu Daud, hadits nomor 2141, Al-Baihaqy, 7/292
> [3]. Fathul Bary, 9/294
> 
> 



------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    assunnah-dig...@yahoogroups.com 
    assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke