From: yahya_abdurrah...@yahoo.co.id
Date: Sun, 25 Mar 2012 21:32:55 +0800 






Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barokaatuh
Afwan ikhwan/akhwan sekalian, apabila ada yang mengetahui informasi website
yang memuat materi khutbah jum'at tolong dishare ke ana ya... 
(yahya_abdurrah...@yahoo.co.id)
syukron atas 

jazaakumullaahu khairan

Yahya Abdurrahman
>>>>>>>>>>>>
 
Adapun tentang tema dan isi khutbah ditunjukkan oleh hadits-hadits dan 
penjelasan para ulama di bawah ini. Hadits Jabir bin Samurah, dia berkata,

كَانَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُطْبَتَانِ يَجْلِسُ 
بَيْنَهُمَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيُذَكِّرُ النَّاسَ

"Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa melakukan dua khutbah. Beliau duduk 
diantara keduanya. (Dalam khutbahnya) Beliau membaca Al Qur’an dan mengingatkan 
manusia" [HR Muslim, no. 862].
 
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,”Dan pokok-pokok khutbah Nabi 
Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah pada bacaan hamdalah, sanjungan kepada 
Allah atas nikmat-nikmatNya, sifat-sifat kesempurnaanNya, dan pujian-pujian 
kepadaNya. Juga pengajaran kaidah-kaidah Islam, menyebutkan Jannah (surga), 
Naar (neraka), hari kiamat, perintah taqwa, penjelasan sebab-sebab kemurkaan 
Allah, dan tempat-tempat keridhaanNya. Berdasarkan inilah pokok-pokok khutbah 
Beliau.” [Zadul Ma’ad, 1/188].

Syaikh Masyhur Hasan Salman berkata,”Sebagian orang yang mulia telah berkata: 
Khutbah yang paling tepat adalah yang sesuai dengan zaman, tempat, dan keadaan. 
Ketika ‘Idul Fithri, khathib menjelaskan hukum-hukum zakat fithrah. Di daerah 
yang penduduknya berselisih, menjelaskan persatuan. Atau orang-orang malas 
menuntut ilmu, khathib mendorong mereka menuntut ilmu. Orang tua-orang tua 
membiarkan pendidikan anak-anak, khathib mendorong mereka untuk itu, dan 
lain-lain yang sesuai dengan keadaan orang banyak, selaras dengan pendapat 
(kebutuhan) mereka, dan sesuai tabi’at mereka. Seseorang hendaklah berkhutbah 
sesuai dengan tempat dan keadaannya, memperhatikan keadaan manusia, 
memperhatikan perbuatan mereka, dan kejadian-kejadian setiap pekan. Kemudian, 
ketika naik mimbar, melarang mereka dari (kemungkaran) dan mengingatkan mereka 
terhadap kejadian-kejadian itu. Semoga mereka mendapatkan petunjuk kepada jalan 
yang lurus.” [Catatan kaki kitab Al Qaulul Mubin Fi Akh-thail Mushalin, hlm. 
367]. 
 
Selengkapnya baca di http://almanhaj.or.id/content/2619/slash/0
Wallahu a'lam




                                          

Kirim email ke