From: abu.hani...@gmail.com
Date: Tue, 17 Apr 2012 15:47:54 +0700 




Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarokaatuh.
Ana ingin bertanya, bagaimana seharusnya ( kaidah ) suami istri yang sedang 
dalam masa 'iddah karena talak 1 dari suami.
Bagaimana dengan tempat tinggal dan hal apa saja yang diperbolehkan.
Syukron
Abu Hanif
>>>>>>>>>>>
 
Seorang wanita yang ditalak raj’i (talak pertama atau kedua), maka statusnya 
masih sebagai isteri selama masih dalam ‘iddahnya.
 
Secara ringkas sebagai berikut :
 
Allah berfirman:

الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ ۖ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ

"Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara 
yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik." [Al-Baqarah: 229]

Jika seorang suami telah menceraikan isterinya dengan talak pertama atau kedua, 
maka ia tidak berhak mengeluarkan isterinya dari rumah hingga masa ‘iddahnya 
selesai. Bahkan sang isteri pun tidak berhak untuk keluar rumah. Alasan dari 
semua itu adalah harapan sirnanya kemarahan yang menyebabkan perceraian dan 
harapan akan kembalinya keadaan rumah tangga seperti sedia kala.

Hal ini seperti apa yang telah disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam 
firman-Nya:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَطَلِّقُوهُنَّ 
لِعِدَّتِهِنَّ وَأَحْصُوا الْعِدَّةَ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ رَبَّكُمْ ۖ لَا 
تُخْرِجُوهُنَّ مِن بُيُوتِهِنَّ وَلَا يَخْرُجْنَ إِلَّا أَن يَأْتِينَ 
بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ ۚ وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ 
اللَّهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ ۚ لَا تَدْرِي لَعَلَّ اللَّهَ يُحْدِثُ بَعْدَ 
ذَٰلِكَ أَمْرًا

"Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu, maka hendaklah kamu 
ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan 
hitunglah waktu ‘iddah itu serta bertakwalah kepada Allah, Rabb-mu. Janganlah 
kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke 
luar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah 
hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka 
sesungguhnya dia telah berbuat zhalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak 
mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru." 
[Ath-Thalaaq: 1]

Yaitu, supaya suami merasa menyesal karena telah menceraikan isterinya dan 
kemudian Allah meluluhkan hatinya agar rujuk kembali. Sesungguhnya yang 
demikian itu akan mudah.

Selengkapnya baca di http://almanhaj.or.id/content/1029/slash/0
 
Apa Yang Harus Dilakukan Oleh Isteri Yang Masih Dalam Masa ‘Iddah Dari Talak 
Raj’i?
Ia harus tinggal di rumah suami sampai masa ‘iddahnya selesai dan ia tidak 
boleh keluar rumah sebagaimana suami juga tidak boleh mengeluarkannya dari 
rumah. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَطَلِّقُوهُنَّ 
لِعِدَّتِهِنَّ وَأَحْصُوا الْعِدَّةَ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ رَبَّكُمْ ۖ لَا 
تُخْرِجُوهُنَّ مِن بُيُوتِهِنَّ وَلَا يَخْرُجْنَ إِلَّا أَن يَأْتِينَ 
بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ

"Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu 
ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) ‘iddahnya (yang wajar) dan 
hitunglah waktu ‘iddah itu serta bertakwalah kepada Allah, Rabb-mu. Janganlah 
kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke 
luar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang." 
[Ath-Thalaaq: 1]
Selengkapnya baca di http://almanhaj.or.id/content/972/slash/0
 
Wallahu a'lam


                                          

Kirim email ke