AL-MATIIN, YANG MAHA KOKOH

Oleh
Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni MA
http://almanhaj.or.id/content/3451/slash/0/al-matiin-yang-maha-kokoh/

DASAR PENETAPAN
Nama Allâh Subhanahu wa Ta’alayang agung ini disebutkan dalam firmanNya :

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

Sesungguhnya Allâh, Dialah Maha Pemberi rezki, Yang Maha Mempunyai
Kekuatan lagi Maha Kokoh [adz-Dzâriyât/51:58]

Berdasarkan ayat ini, para Ulama menetapkan nama al-Matîn (Yang Maha
Kokoh) sebagai salah satu dari nama-nama Allâh Azza wa Jalla yang maha
indah, seperti imam Ibnul Atsîr[1] , Ibnu Taimiyyah[2] , syaikh
Abdurrahman as-Sa’di[3] , syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimin[4]
dan lain-lain.

PENJABARAN MAKNA ALLAH AL-MATIIN
Ibnu Faris menjelaskan bahwa materi dasar dari nama ini (yaitu huruf
mim, ta’ dan nun-red) menunjukkan kekokohan pada sesuatu, yang
disertai (makna) tinggi[5]

Al-Fairûz Abadi menjelaskan di antara makna dasar kata ini adalah
permukaan bumi yang sangat kokoh dan tinggi [6].

Imam Ibnul Atsîr mengatakan, “(Arti nama Allâh) al-Matîn adalah Yang
Maha Kuat dan Kokoh, yang dalam melakukan semua perbuatan-Nya, Allâh
Azza wa Jalla tidak merasa susah, berat maupun payah[7] .

Nama Allâh Azza wa Jalla yang maha mulia ini maknanya hampir sama
dengan beberapa nama Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang maha agung
lainnya, yaitu: “al-Qawiy” (Yang Maha Kuat), “al-‘Azîz” (Yang Maha
Perkasa) dan “al-Qadîr” (Yang Maha Mampu/Berkuasa)[8] .

Makna “al-Matîin” adalah Yang Maha sangat kuat, sedangkan “al-Qawiy”
adalah Yang tidak ada sesuatupun yang mampu menundukkan dan
mengalahkan-Nya, serta menolak ketentuan-Nya. Dia (Maha Mampu)
memberlakukan perintah dan ketentuan-Nya kepada semua makhluk-Nya
(tanpa ada satupun yang mampu menghalangi). Dia mampu memuliakan
siapapun yang dikehendaki-Nya dan mampu menjadikan hina siapapun yang
dikehendaki-Nya. Allâh Azza wa Jalla mampu menolong siapa yang
dikehendaki-Nya serta tidak menolong siapa yang dikehendaki-Nya.
Segala (daya dan) kekuatan hanya milik Allâh Azza wa Jalla , tidak
akan ada orang yang mendapatkan kemenangan kecuali orang yang
ditolong-Nya serta tidak akan ada yang mendapatkan kemuliaan kecuali
orang yang dimuliakan-Nya. Orang yang tidak ditolong oleh Allâh Azza
wa Jalla pasti akan kalah dan orang orang yang dihinakan-Nya pasti
akan hina. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ
فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ ۗ وَعَلَى اللَّهِ
فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Jika Allâh menolong kamu, maka tak ada seorangpun yang dapat
mengalahkan kamu; dan jika Allâh membiarkan kamu (tidak memberi
pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain)
dari Allâh sesudah itu ? Karena itu hendaknya orang-orang mu'min
bertawakkal kepada Allâh saja [Ali ‘Imrân/3:160].

Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla berfirman :

وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ
الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

Dan seandainya orang-orang yang berbuat zhalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu milik
Allâh semuanya dan bahwa Allâh amat berat siksa-Nya, (niscaya mereka
menyesal) [al-Baqarah/2:165][9]

Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah ketika menafsirkan ayat di
atas, beliau rahimahullah mengatakan, “Artinya, Dialah yang memiliki
semua kekuatan dan keperkasaan. Dengannya, Allâh Azza wa Jalla
menciptakan benda-benda yang sangat besar (di alam semesta), di langit
maupun di bumi, dan mengatur semua urusan yang tampak maupun tidak
tampak.

Kehendak-Nya berlaku pada semua makhluk-Nya, apa yang dikehendaki-Nya
pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan
terjadi.

Orang yang berpaling dari-Nya tidak akan lepas, (karena) tidak ada
sesuatupun yang luput dari kekuasaan-Nya.

Di antara (bukti) kemahakuatan dan kemahaperkasaan-Nya adalah : Allâh
mampu memberikan rezki kepada semua makhluk di alam semesta, Dia mampu
membangkitkan manusia pada hari kebangkitan setelah tubuh mereka
hancur membusuk.

Tidak ada seorang manusiapun yang luput dari-Nya (pada hari
kebangkitan) dan Dia Maha mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi
seperti tubuh-tubuh mereka, maka Maha Suci (Allah) Yang Maha Kuat Lagi
Maha Perkasa” [10] .

Diantara bukti kemahaperkasaan-Nya adalah Allâh Azza wa Jalla mampu
memenangkan dan memberikan pertolongan kepada para Nabi dan pengikut
mereka meskipun jumlah dan persiapan mereka sangat sedikit, sementara
jumlah dan persiapan musuh-musuh mereka sangat banyak. Allâh berfirman
:

كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ
ۗ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan
yang banyak dengan izin Allâh ! Dan Allâh beserta orang-orang yang
sabar [al-Baqarah/2:249] [11] .

Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla berfirman :

كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasulKu pasti menang".
Sesungguhnya Allâh Maha Kuat lagi Maha Perkasa [al-Mujâdilah/58:21].

Dan diantara bukti kemahaperkasaan-Nya adalah Allâh Azza wa Jalla
mampu menimpakan kebinasaan kepada orang-orang yang berbuat zhalim dan
menimpakan berbagai macam azab kepada yang berbuat maksiat di dunia.
Allâh Azza wa Jalla berfirman :

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ ۙ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَفَرُوا
بِآيَاتِ اللَّهِ فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ
قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ

(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan
pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelum mereka. Mereka
mengingkari ayat-ayat Allâh, maka Allâh menyiksa mereka disebabkan
dosa-dosanya. Sesungguhnya Allâh Maha Kuat lagi Amat keras siksa-Nya
[al-Anfâl/8:52].

Juga firman-Nya:

أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ
الَّذِينَ كَانُوا مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوا هُمْ أَشَدَّ مِنْهُمْ
قُوَّةً وَآثَارًا فِي الْأَرْضِ فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ
وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَاقٍ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانَتْ
تَأْتِيهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَكَفَرُوا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ
ۚ إِنَّهُ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu
memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka.
Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih
banyak) peninggalan mereka di muka bumi, maka Allâh mengazab mereka
disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang
pelindungpun dari azab Allâh. Yang demikian itu adalah karena telah
datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti
yang nyata lalu mereka kafir; maka Allâh mengazab mereka. Sesungguhnya
Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya [al-Mu’min
(al-Ghâfir)/40:21-22].

Dan termasuk bukti kemahaperkasaan-Nya adalah Dia Maha Mampu Melakukan
apa yang dikehendaki-Nya, sehingga tidak ada sesuatupun yang terjadi
di alam semesta ini baik berupa gerakan atau diam, tinggi atau rendah,
mulia atau hina, kecuali dengan izin-Nya semata, tanpa ada yang mampu
menghalangi dan mengalahkan-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya :

أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allâh. Maha suci
Allâh, Rabb semesta alam [al-A’râf/7:54]

Juga dalam firman-Nya :

مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ
وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ

Apa saja yang Allâh anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka
tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan
oleh Allâh maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya
sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
[Fâthir/35:2][12] .

Juga termasuk bukti kemahakuasaan-Nya adalah berbagai bentuk adzab
pedih yang disediakan-Nya bagi penghuni neraka di akhirat nanti, serta
berbagai macam kenikmatan dan kesenangan yang berlimpah ruah, tidak
terputus dan terus-menerus, yang Allâh Azza wa Jalla sediakan bagi
penghuni surga[13] .

PENGARUH POSITIF DAN MANFAAT MENGIMANI NAMA ALLAH AL-MATIIN
Keimanan yang benar terhadap nama Allâh Yang Maha Agung ini akan
membuahkan dalam hati seorang hamba perasaan tunduk, merendahkan diri,
takut dan selalu bersandar kepada Allâh Jalla Jalaluhu semata, serta
selalu bertawakal (berserah diri), taat, memasrahkan segala urusan dan
berlepas diri dari (segala) daya dan kekuatan kecuali dengan
(pertolongan)-Nya.

Oleh karena itulah, kalimat zikir “LAA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH”
(tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya)
kedudukannya dalam Islam sangat agung, serta memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam menumbuhkan serta menyuburkan keimanan dalam hati
seorang hamba[14] .

Dalam sebuah hadits yang shahih Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda kepada Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu,
“Wahai Abdullah bin Qais (nama Abu Musa), ucapkanlah (zikir) : “LAA
HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH” (tidak ada daya dan kekuatan kecuali
dengan pertolongan-Nya), karena sesungguhnya (zikir) ini termasuk
perbendaharaan surga” [15] .

Zikir ini mengandung konsekwensi ketundukan, kepatuhan, bersandar dan
penyerahan diri yang seutuhnya kepada Allâh Azza wa Jalla , serta
sikap berlepas diri dari semua daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan-Nya. Dan menyadari bahwa seorang hamba tidak memiliki
sedikitpun kemampuan untuk mendatangkan kebaikan dan menolak keburukan
dari dirinya kecuali dengan izin-Nya. Bahkan dia tidak mampu untuk
meninggalkan perbuatan maksiat untuk menggantinya dengan ketaatan,
sakit menjadi sehat, lemah menjadi kuat dan kurang menjadi sempurna
kecuali dengan (pertolongan-Nya). Ringkasnya seorang hamba tidak akan
mampu melaksanakan semua urusan dalam kehidupannya kecuali dengan
pertolongan-Nya.

Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ini dengan benar-benar
merealisasikan konsekwensinya, yaitu berserah diri dan bersandar
sepenuhnya kepada Allâh, maka dia akan diberi petunjuk (oleh Allâh
Azza wa Jalla), dicukupkan (dalam segala keperluannya) dan dijaga
(dari semua keburukan), sehingga dia akan menjadi orang yang paling
tegar hatinya dan paling baik keadaannya [16] .

Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang
ketika keluar rumah membaca (zikir) :

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ
إِلَّا بِاللَّهِ

(Dengan nama Allâh, aku berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada daya
dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya), maka malaikat akan
berkata kepadanya: “(sungguh) kamu telah diberi petunjuk (oleh Allâh
Azza wa Jalla), dicukupkan (dalam segala keperluanmu) dan dijaga (dari
semua keburukan)”, sehingga setanpun tidak bisa mendekatinya, dan
setan yang lain berkata kepada temannya: Bagaimana (mungkin) kamu bisa
(mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan
dijaga (oleh Allâh Azza wa Jalla)?”[17] .

PENUTUP
Demikianlah, dan kami akhiri tulisan ini dengan memohon kepada Allâh
dengan nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha
sempurna, agar dia senantiasa menganugerahkan kepada kita petunjuk dan
taufik-Nya, serta kecukupan dan penjagaan dari-Nya, sesungguhnya Dia
Maha Kokoh lagi Perkasa, dan Maha Mengabulkan doa.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIV/1431H/2010M.
Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8
Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. Dalam kitab an-Nihâyah fî Garîbil Hadîts wal Atsar (4/613).
[2]. Dalam kitab Majmû’ Fatâwâ (6/327)
[3]. Dalam kitab Tafsîr Asmâillâhil Husna (hlm. 62)
[4]. Dalam kitab al-Qawâ’idul Mutslâ (hlm. 41)
[5]. Kitab Mu'jam Maqâyisil Lughah (5l236)
[6]. Kitab al-Qamûs al-Muhith (hlm. 1591)
[7]. Kitab an-Nihâyah fî Garîbil Hadîts wal Atsar (4/613)
[8]. Lihat kitab Tafsîr Asmâillâhil Husna (hlm. 60)
[9]. Lihat kitab Tafsîr Asmâillâhil Husna (hlm. 155).
[10]. Kitab Taisîrul Karîmir Rahmân (hlm. 813).
[11]. Lihat kitab Tafsîr Asmâillâhil Husna (hlm. 63).
[12]. Lihat kitab Fiqhul Asmâil Husnâ (hlm. 156-157).
[13]. Lihat kitab Tafsîr Asmâillâhil Husna (hlm. 63).
[14]. Lihat kitab Fiqhul Asmâil Husnâ (hlm. 157).
[15]. HR al-Bukhâri (no. 6952) dan Muslim (no. 2704).
[16]. Lihat kitab Fiqhul Asmâ-il Husnâ (hlm. 157-158).
[17]. HR Abu Dâwud (no. 5095) dan at-Tirmidzi (no. 3426), dishahihkan
oleh at-Tirmidzi dan al-Albâni.


------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    assunnah-dig...@yahoogroups.com 
    assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke