From: evanrizal...@gmail.com
Date: Mon, 21 Jan 2013 10:57:57 +0700 



Assalamu'alaikum...
Adakah yang tahu tentang derajat hadits yang menyatakan bahwa
Konstantinopel akan ditaklukkan dan sebaik-baik pemimpin adalah yang
memimpinnya dan sebaik-baik tentara adalah tentaranya? Termasuk juga
bagaimana aqidah Sulthan Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstantinopel dan 
gurunya, Syaikh Aaq Syamsyuddin? Mohon share tulisan/artikel yang
menjelaskannya...
>>>>>>>>>>>>>>>>>
 
Penaklukan kota Konstantinopel merupakan bagian dari tanda-tanda kecil kiamat.
 
Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya 
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

سَمِعْتُمْ بِمَدِينَةٍ جَانِبٌ مِنْهَا فِـي الْبَرِّ وَجَانِبٌ مِنْهَا فِي 
الْبَحْرِ؟ قَالُوا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ 
حَتَّى يَغْزُوَهَا سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ بَنِي إِسْحَاقَ، فَإِذَا جَاءُوهَا 
نَزَلُوا، فَلَمْ يُقَاتِلُوا بِسِلاَحٍ وَلَمْ يَرْمُوا بِسَهْمٍ، قَالُوا: لاَ 
إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيَسْقُطُ أَحَدُ جَانِبَيْهَا -قَالَ 
ثَوْرٌ( أَحَدَ رُوَاةِ الْحَدِيْثِ) لاَ أَعْلَمُهُ إِلاَّ قَالَ:- الَّذِي فِي 
الْبَحْرِ، ثُمَّ يَقُولُوا الثَّانِيَةَ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ 
أَكْبَرُ، فَيَسْقُطُ جَانِبُهَا اْلآخَرُ، ثُمَّ يَقُولُوا: لاَ إِلهَ إِلاَّ 
اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيُفَرَّجُ لَهُمْ، فَيَدْخُلُوهَا، فَيَغْنَمُوا، 
فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ، إِذْ جَاءَ هُمُ الصَّرِيخُ، 
فَقَالَ: إِنَّ الدَّجَّالَ قَدْ خَرَجَ، فَيَتْرُكُونَ كُلَّ شَيْءٍ 
وَيَرْجِعُونَ.

“Pernahkah kalian mendengar satu kota yang satu sisinya ada di daratan 
sementara satu sisi (lain) ada di lautan?” Mereka menjawab, “Kami pernah 
mendengarnya, wahai Rasulullah!” Beliau berkata, “Tidak akan tiba hari Kiamat 
sehingga 70.000 dari keturunan Nabi Ishaq menyerangnya (kota tersebut), ketika 
mereka (bani Ishaq) mendatanginya, maka mereka turun. Mereka tidak berperang 
dengan senjata, tidak pula melemparkan satu panah pun, mereka mengucapkan, ‘Laa 
ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ maka salah satu sisinya jatuh (ke tangan kaum 
muslimin) -Tsaur [2] (salah seorang perawi hadits) berkata, “Aku tidak 
mengetahuinya kecuali beliau berkata, ‘Yang ada di lautan.’” Kemudian mereka 
mengucapkan untuk kedua kalinya, ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ 
akhirnya salah satu sisi lainnya jatuh (ke tangan kaum muslimin). Lalu mereka 
mengucapkan untuk ketiga kalinya: ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ lalu 
diberikan kelapangan kepada mereka. Mereka masuk ke dalamnya dan mendapatkan 
harta rampasan perang, ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan 
perang, tiba-tiba saja datang orang yang berteriak meminta tolong, dia berkata, 
“Sesungguhnya Dajjal telah keluar,’ lalu mereka meninggalkan segala sesuatu dan 
kembali.’” [3]

Ada sesuatu yang musykil dalam ungkapan hadits ini:

...يَغْزُوَهَا سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ بَنِي إِسْحَاقَ.

“… Sehingga 70.000 dari bani Ishaq menyerangnya…”

Sementara bangsa Romawi adalah keturunan Ishaq, karena mereka dari keturunan 
al-Shis bin Ishaq bin Ibrahim al-Khalil Alaihissallam [4]. Maka bagaimana bisa 
penaklukan kota Konstantinopel dilakukan oleh mereka?!

Al-Qadhi ‘Iyadh berkata, “Demikianlah semua ungkapan yang ada dalam Shahiih 
Muslim: ‘Dari bani Ishaq.’”

Kemudian beliau berkata, “Sebagian dari mereka berkata, ‘Yang terkenal lagi 
terjaga ungkapannya adalah dari bani Isma’il,” inilah makna yang ditunjukkan 
oleh hadits, karena yang dimaksud sebenarnya adalah orang-orang Arab.” [5]

Sementara itu al-Hafizh Ibnu Katsir berpendapat sesungguhnya hadits ini 
menunjukkan bahwa bangsa Romawi memeluk Islam di akhir zaman. Barangkali 
penaklukan kota Konstantinopel dilakukan oleh sebagian dari mereka, sebagaimana 
diungkapkan oleh hadits terdahulu, ‘Sesungguhnya 70.000 orang dari bani Ishaq 
memeranginya.’”.
 
Yang benar bahwa Konstantinopel tidak pernah ditaklukkan pada zaman Sahabat, 
karena Mu’awiyah Radhiyallahu anhu mengirim anaknya, Yazid, ke sana dengan 
membawa pasukan yang di antara mereka adalah Abu Ayyub al-Anshari, dan 
penaklukannya belum sempurna. Kemudian daerah tersebut dikepung oleh Maslamah 
bin ‘Abdil Malik, akan tetapi belum juga bisa ditaklukan, akan tetapi beliau 
melakukan perdamaian dengan penduduknya untuk mendirikan masjid di sana.” [10]
Selengkapnya baca di 
http://almanhaj.or.id/content/709/slash/0/52-53-penaklukan-konstantinopel-munculnya-al-qahthani/
________
[1]. Kota bangsa Romawi, dinamakan Konstantinopel, yaitu sebuah kota yang 
terkenal pada zaman sekarang dengan nama Istanbul, satu kota di Turki. Pada 
masa lalu terkenal dengan sebutan Bizantium, kemudian ketika raja tertinggi 
Bizantium memimpin Romawi, dia membangun pagar di sana dan menamakannya dengan 
sebutan Konstantinopel dan menjadikannya sebagai ibu kota bagi kerajaannya. 
Daerah tersebut memiliki teluk yang mengelilingi dua sisi, sebelah timur dan 
utara (di lautan), dan kedua sisinya yang lain, yaitu sebelah barat dan selatan 
adalah di daratan.
Lihat kitab Mu’jamul Buldaan (IV/347-348), karya Yaqut al-Hamawi.
[2]. Dia adalah Tsaur bin Zaid ad-Daili mawali mereka adalah al-Madani, tsiqah, 
wafat pada tahun (135 H) rahimahullah.
Lihat Shahiih Muslim (XVIII/43, an-Nawawi), dan Tahdziibut Tahdziib (II/ 
31-32). 
[3]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraatus Saa’ah (XVIII/43-44, Syarh 
an-Nawawi).
 
Wallahu Ta'ala A'lam


                                          

Kirim email ke