Akibat Buruk Maksiat 2 
Ust Badrusalam LC
www.cintasunnah.com

13. Tidak mendapatkan do’a para malaikat.
Allah Subhanahu wata’ala mengabarkan bahwa para malaikat pemikul ‘arasy 
memohonkan ampunan untuk kaum mukminin yang bertaubat:

الذين يحملون العرش ومن حوله يسبحون بحمد ربهم ويؤمنون به ويستغفرون للذين ءامنوا 
ربنا وسعت كل شيئ رحمة وعلما فاغفر للذين تابوا واتبعوا سبيلك وقهم عذاب الجحيم

“(malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan Malaikat yang berada di 
sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta 
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan 
Kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan 
kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah 
mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.” (Ghafir: 7).

Inilah do’a para malaikat para malaikat pemikul ‘arasy dan malaikat yang berada 
di sekitar ‘arasy untuk kaum mukminin yang bertaubat dan mengikuti kitab Allah 
dan sunnah RasulNya, maka orang yang masih suka berbuat maksiat tidak ada 
harapan untuk mendapatkan doa para malaikat kecuali bila ia bertaubat kepada 
Allah dengan taubat nasuha.

14. Pelaku maksiat akan diadzab dalam kuburnya.

Imam Al Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya dari Samurah bin Jundub ia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً 
أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ فَقَالَ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ اللَّيْلَةَ رُؤْيَا 
قَالَ فَإِنْ رَأَى أَحَدٌ قَصَّهَا فَيَقُولُ مَا شَاءَ اللَّهُ فَسَأَلَنَا 
يَوْمًا فَقَالَ هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رُؤْيَا قُلْنَا لَا قَالَ لَكِنِّي 
رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي فَأَخَذَا بِيَدِي فَأَخْرَجَانِي 
إِلَى الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ فَإِذَا رَجُلٌ جَالِسٌ وَرَجُلٌ قَائِمٌ بِيَدِهِ 
كَلُّوبٌ مِنْ حَدِيدٍ قَالَ بَعْضُ أَصْحَابِنَا عَنْ مُوسَى إِنَّهُ يُدْخِلُ 
ذَلِكَ الْكَلُّوبَ فِي شِدْقِهِ حَتَّى يَبْلُغَ قَفَاهُ ثُمَّ يَفْعَلُ 
بِشِدْقِهِ الْآخَرِ مِثْلَ ذَلِكَ وَيَلْتَئِمُ شِدْقُهُ هَذَا فَيَعُودُ 
فَيَصْنَعُ مِثْلَهُ قُلْتُ مَا هَذَا قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى 
أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ عَلَى قَفَاهُ وَرَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ 
بِفِهْرٍ أَوْ صَخْرَةٍ فَيَشْدَخُ بِهِ رَأْسَهُ فَإِذَا ضَرَبَهُ تَدَهْدَهَ 
الْحَجَرُ فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ لِيَأْخُذَهُ فَلَا يَرْجِعُ إِلَى هَذَا حَتَّى 
يَلْتَئِمَ رَأْسُهُ وَعَادَ رَأْسُهُ كَمَا هُوَ فَعَادَ إِلَيْهِ فَضَرَبَهُ 
قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا إِلَى ثَقْبٍ مِثْلِ 
التَّنُّورِ أَعْلَاهُ ضَيِّقٌ وَأَسْفَلُهُ وَاسِعٌ يَتَوَقَّدُ تَحْتَهُ نَارًا 
فَإِذَا اقْتَرَبَ ارْتَفَعُوا حَتَّى كَادَ أَنْ يَخْرُجُوا فَإِذَا خَمَدَتْ 
رَجَعُوا فِيهَا وَفِيهَا رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَا 
انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ رَجُلٌ 
قَائِمٌ عَلَى وَسَطِ النَّهَرِ

قَالَ يَزِيدُ وَوَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ وَعَلَى شَطِّ 
النَّهَرِ رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِي فِي 
النَّهَرِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِي فِيهِ 
فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ فَجَعَلَ كُلَّمَا جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِي فِيهِ 
بِحَجَرٍ فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ فَقُلْتُ مَا هَذَا قَالَا انْطَلِقْ 
فَانْطَلَقْنَا حَتَّى انْتَهَيْنَا إِلَى رَوْضَةٍ خَضْرَاءَ فِيهَا شَجَرَةٌ 
عَظِيمَةٌ وَفِي أَصْلِهَا شَيْخٌ وَصِبْيَانٌ وَإِذَا رَجُلٌ قَرِيبٌ مِنْ 
الشَّجَرَةِ بَيْنَ يَدَيْهِ نَارٌ يُوقِدُهَا فَصَعِدَا بِي فِي الشَّجَرَةِ 
وَأَدْخَلَانِي دَارًا لَمْ أَرَ قَطُّ أَحْسَنَ مِنْهَا فِيهَا رِجَالٌ شُيُوخٌ 
وَشَبَابٌ وَنِسَاءٌ وَصِبْيَانٌ ثُمَّ أَخْرَجَانِي مِنْهَا فَصَعِدَا بِي 
الشَّجَرَةَ فَأَدْخَلَانِي دَارًا هِيَ أَحْسَنُ وَأَفْضَلُ فِيهَا شُيُوخٌ 
وَشَبَابٌ قُلْتُ طَوَّفْتُمَانِي اللَّيْلَةَ فَأَخْبِرَانِي عَمَّا رَأَيْتُ 
قَالَا نَعَمْ أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ 
بِالْكَذْبَةِ فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى 
يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ 
اللَّهُ الْقُرْآنَ فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ 
بِالنَّهَارِ يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي 
الثَّقْبِ فَهُمْ الزُّنَاةُ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهَرِ آكِلُوا الرِّبَا 
وَالشَّيْخُ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام 
وَالصِّبْيَانُ حَوْلَهُ فَأَوْلَادُ النَّاسِ وَالَّذِي يُوقِدُ النَّارَ مَالِكٌ 
خَازِنُ النَّارِ وَالدَّارُ الْأُولَى الَّتِي دَخَلْتَ دَارُ عَامَّةِ 
الْمُؤْمِنِينَ وَأَمَّا هَذِهِ الدَّارُ فَدَارُ الشُّهَدَاءِ وَأَنَا جِبْرِيلُ 
وَهَذَا مِيكَائِيلُ فَارْفَعْ رَأْسَكَ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا فَوْقِي 
مِثْلُ السَّحَابِ قَالَا ذَاكَ مَنْزِلُكَ قُلْتُ دَعَانِي أَدْخُلْ مَنْزِلِي 
قَالَا إِنَّهُ بَقِيَ لَكَ عُمُرٌ لَمْ تَسْتَكْمِلْهُ فَلَوْ اسْتَكْمَلْتَ 
أَتَيْتَ مَنْزِلَكَ

“Sudah menjadi kebiasaan Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bila selesai 
melaksanakan suatu shalat, Beliau menghadapkan wajahnya kepada kami lalu 
berkata,: “Siapa diantara kalian yang tadi malam bermimpi”. Dia (Samrah bin 
Jundab) berkata,: “Jika ada seorang yang bermimpi maka orang itu akan 
menceritakan, saat itulah Beliau berkata,: “Maa sya-allah” (atas kehendak 
Allah) “. Pada suatu hari yang lain Beliau bertanya kepada kami: “Apakah ada 
diantara kalian yang bermimpi?”. Kami menjawab: “Tidak ada”. Beliau berkata,: 
“Tetapi aku tadi malam bermimpi yaitu ada dua orang laki-laki yang mendatangiku 
kemudian keduanya memegang tanganku lalu membawaku ke negeri yang disucikan (Al 
Muqaddasah), ternyata disana ada seorang laki-laki yang sedang berdiri dan yang 
satunya lagi duduk yang di tangannya memegang sebatang besi yang ujungnya 
bengkok (biasanya untuk menggantung sesuatu). Sebagian dari sahabat kami 
berkata, dari Musa bahwa: batang besi tersebut dimasukkan ke dalam satu sisi 
mulut (dari geraham) orang itu hingga menembus tengkuknya. Kemudian dilakukan 
hal yang sama pada sisi mulut yang satunya lagi, lalu dilepas dari mulutnya dan 
dimasukkan kembali dan begitu seterusnya diperlakukan. Aku bertanya: “Apa ini 
maksudnya?”. Kedua orang yang membawaku berkata,: “Berangkatlah”.

Maka kami berangkat ke tempat lain dan sampai kepada seorang laki-laki yang 
sedang berbaring bersandar pada tengkuknya, sedang ada laki-laki lain yang 
berdiri diatas kepalanya memegang batu atau batu besar untuk menghancurkan 
kepalanya. Ketika dipukulkan, batu itu menghancurkan kepala orang itu, Maka 
orang itu menghampirinya untuk mengambilnya dan dia tidak berhenti melakukan 
ini hingga kepala orang itu kembali utuh seperti semula, kemudian dipukul lagi 
dengan batu hingga hancur. Aku bertanya: “Siapakah orang ini?”. Keduanya 
menjawab: “Berangkatlah”.

Maka kamipun berangkat hingga sampai pada suatu lubang seperti dapur api dimana 
bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar dan dibawahnya dinyalakan api 
yang apabila api itu didekatkan, mereka (penghuninya) akan terangkat dan bila 
dipadamkan penghuninya akan kembali kepadanya, penghuninya itu terdiri dari 
laki-laki dan perempuan. Aku bertanya: “Siapakah mereka itu?”. Keduanya 
menjawab: “Berangkatlah”.

Maka kami pun berangkat hingga sampai di sebuah sungai yang airnya adalah 
darah, disana ada seorang laki-laki yang berdiri di tengah-tengah sungai”. 
Berkata, Yazid dan Wahb bin Jarir dari Jarir bin Hazim: ‘Dan di tepi sungai ada 
seorang laki-laki yang memegang batu. Ketika orang yang berada di tengah sungai 
menghadapnya dan bermaksud hendak keluar dari sungai maka laki-laki yang 
memegang batu melemparnya dengan batu kearah mulutnya hingga dia kembali ke 
tempatnya semula di tengah sungai, dan terjadilah seterusnya begitu, setiap dia 
hendak keluar dari sungai, akan dilempar dengan batu sehingga kembali ke 
tempatnya semula. Aku bertanya: “Apa maksudnya ini?” Keduanya menjawab: 
“Berangkatlah”.

Maka kamipun berangkat hingga sampai ke suatu taman yang hijau, didalamnya 
penuh dengan pepohonan yang besar-besar sementara dibawahnya ada satu orang tua 
dan anak-anak dan ada seorang yang berada dekat dengan pohon yang memegang api, 
manakala dia menyalakan api maka kedua orang yang membawaku naik membawaku 
memanjat pohon lalu keduanya memasukkan aku ke sebuah rumah (perkampungan) yang 
belum pernah aku melihat seindah itu sebelumnya dan didalamnya ada para orang 
laki-laki, orang-orang tua, pemuda, wanita dan anak-anak lalu keduanya membawa 
aku keluar dari situ lalu membawaku naik lagi ke atas pohon, lalu memasukkan 
aku ke dalam suatu rumah yang lebih baik dan lebih indah, didalamnya ada 
orang-orang tua dan para pemuda.

Aku berkata: “Ajaklah aku keliling malam ini dan terangkanlah tentang apa yang 
aku sudah lihat tadi”. Maka keduanya berkata,: “Baiklah.

Adapun orang yang kamu lihat mulutnya ditusuk dengan besi adalah orang yang 
suka berdusta dan bila berkata selalu berbohong, maka dia dibawa hingga sampai 
ke ufuq lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari qiyamat. adalah seorang 
yang telah diajarkan Al Qur’an oleh Allah lalu dia tidur pada

Adapun orang yang kamu lihat kepalanya dipecahkan suatu malam namun tidak 
melaksanakan Al Qur’an pada siang harinya, lalu dia diperlakukan seperti itu 
hingga hari qiyamat.

Dan orang-orang yang kamu lihat berada didalam dapur api mereka adalah para 
pezina sedangkan orang yang kamu lihat berada di tengah sungai adalah mereka 
yang memakan riba’.

Sementara orang tua yang berada dibawah pohon adalah Nabi Ibrahim 
‘alaihissalam, sedangkan anak-anak yang ada disekitarnnya adalah anak-anak 
kecil manusia.

Adapun orang yang menyalakan api adalah Malik malaikat penunggu neraka.

Sedangkan rumah pertama yang kamu masuki adalah rumah bagi seluruh kaum 
mu’minin sedangkan rumah yang ini adalah perkampungan para syuhada’ dan aku 
adalah Jibril dan ini adalah Mika’il, maka angkatlah kepalamu. Maka aku 
mengangkat kepalaku ternyata diatas kepalaku ada sesuatu seperti awan. Keduanya 
berkata,: “Itulah tempatmu”.

Aku berkata: “Biarkanlah aku memasuki rumahku”. Keduanya berkata,: ” Umurmu 
masih tersisa dan belum selesai dan seandainya sudah selesai waktunya kamu 
pasti akan memasuki rumahmu”. (HR Bukhari no 1386).

15. Maksiat menimbulkan kerusakan di muka bumi.

Kerusakan pada semua yang ada di muka bumi; air, udara, pepohonan, buah-buahan 
dan sebagainya. Allah Ta’ala berfirman:

ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت أيدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم 
يرجعون

“ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan 
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) 
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Ar Ruum: 41).

16. Maksiat menghilangkan rasa malu.

Rasa malu adalah diantara sumber kehidupan hati, hilangnya rasa malu adalah 
tanda hilangnya semua kebaikan pada diri seseorang. Nabi shallallahu ‘alaihi 
wasallam bersabda:

الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ

“Malu itu baik semuanya”. (HR Muslim).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى إِذَا لَمْ 
تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

“Sesungguhnya diantara perkara yang didapati oleh manusia dari perkataan 
kenabian yang pertama adalah: Bila kamu tidak malu maka lakukanlah sesukamu”. 
(HR Bukhari).

Maksud hadits ini adalah ancaman bagi orang yang tidak punya rasa malu ketika 
ia berbuat maksiat, dan orang yang dicabut rasa malunya akan berbuat sesuka 
hatinya; ia tidak malu kepada manusia tidak juga malu kepada Allah.

Ibnu Abbas berkata: “Wahai pelaku dosa, jangan merasa aman dari akibat buruk 
dosamu dan yang mengikuti dosa lebih berat dari dosa tersebut, yaitu: 
sedikitnya rasa malumu dari orang yang berada di samping kanan dan kirimu 
ketika kamu berbuat dosa adalah lebih berat dari dosa yang kamu lakukan, 
kegembiraanmu untuk berbuat dosa lebih berat dari dosa tersebut, rasa sedihmu 
ketika terluput dari dosa lebih berat dari dosa tersebut, dan rasa takutmu 
kepada angin yang akan membuka pintu yang menutupmu ketika kamu berbuat dosa, 
sementara hatimu tidak takut kepada Allah yang melihatmu, lebih berat dari dosa 
tersebut”.[1]

 


[1] Sifatushofwah 1/383, lihat mawa’idz ash shahabah hal 357.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    assunnah-dig...@yahoogroups.com 
    assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke