*Balasan Sesuai Perbuatan*
http://www.firanda.com/index.php/artikel/wejangan/407-balasan-sesuai-perbuatan

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :
وَمَنْ عَامَلَ خَلْقَهُ بِصِفَةٍ عَامَلَهُ اللهُ تَعَالَى بِتِلْكَ
الصَّفَةِ بِعَيْنِهَا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
*"Barang siapa yang menyikapi makhluk Allah (orang lain) dengan suatu
sikap/sifat maka Allah akan menyikapinya dengan sikap tersebut pula di
dunia dan di akhirat"* (Al-Waabil As-Shoyyib hal 49)

Karenanya :

(1) Barang siapa yang memaafkan saudaranya maka Allahpun akan memafkannya.
Allah berfirman :
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ
*"Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin
bahwa Allah mengampunimu?"* (QS An-Nuur : 22)

Bukankah engkau ingin dimaafkan dan diampuni oleh Allah?, maka maafkanlah
dan ampunilah hamba-hambaNya..
Akan tetapi sikap memaafkan bertingkat-tingkat…

-         Ada yang memaafkan akan tetapi  masih menggerutu..
-         Ada yang memaafkan akan tetapi tetap saja menyimpan dendam, hanya
saja tidak membalas kesalahan saudaranya tersebut
-         Ada yang memaafkan dengan sesungguh-sungguhnya, bahkan bersikap
baik dengan saudaranya tersebut…, kesalahan saudaranya benar-benar ia
lupakan…
-         Ada yang memaafkan dan melupakan setelah ia berkesempatan untuk
membalas. Allah berfirman

أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا

*"Atau (jika engkau) memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa"* (QS An-Nisaa : 149). Yaitu
Allah Maha Pemaaf padahal Allah Maha Mampu Untuk membalas dan menyiksa

Maka…sejauh mana tingkat memaafkannya kepada saudaranya tersebut maka
demikianlah Allah akan memaafkannya…

(2) Barang siapa yang menerima udzur saudaranya sehingga memaafkannya maka
Allah pun akan menerima udzurnya tatkala di akhirat kelak. Semakin mudah ia
menerima udzur saudaranya, maka semakin mudah pula Allah akan menerima
udzurnya. Semakin ia mempersulit dan ketat dalam menerima udzur saudaranya
maka demikian pula tatkala di akhirat semakin ketat dan sulit pula Allah
akan menerima udzurnya

(3) Barang siapa yang menutupi aib saudaranya maka Allah juga akan menutup
aibnya di dunia dan di akhirat.

Semakin banyak orang yang ia tutup aibnya, demikian juga semakin banyak aib
seseorang yang ia tutupi, maka semakin banyak pula aibnya yang akan
tertutupi di dunia dan akhirat.

Seseorang terkadang gatal untuk menceritakan aib saudaranya…terlebih lagi
jika ia sedang bersengketa dengan saudaranya tersebut…

(4) Barang siapa yang membantu dan meringankan beban dan kesulitan
saudaranya maka Allah akan meringankan bebannya di dunia sebelum di
akhirat. Sejauh mana ia ringan dalam membantu…sejauh mana ia berkorban
dalam membantu… sejauh mana ia tulus dalam membantu saudaranya maka
demikianlah pula Allah akan menyikapinya…

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَجَ
عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبَاتِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

*"Barang siapa yang membantu memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan
memenuhi hajatnya, barang siapa yang melepaskan kesulitan seorang muslim
maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat, dan barang siapa
yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya pada hari
kiamat"* (HR Al-Bukhari no 2442 dan Muslim no 2580)

(5) Barang siapa yang mencari-cari kesalahan saudaranya, mengorek-ngorek
aib saudaranya, maka demikian pula Allah akan mencari-cari kesalahannya di
dunia sebelum di akhirat

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلم يَدْخُل الإيمَانُ قَلْبَهُ ! لاَ
تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِيْنَ وَلاَ تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ
تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ
تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ بَيْتِهِ

*"Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya akan tetapi iman belum
masuk kedalam hatinya, janganlah kalian mengghibahi kaum muslimin, dan
janganlah pula mencai-cari aib mereka, sesungguhnya barang siapa yang
mencari-cari aib saudaranya sesama muslim maka Allah akan mencari-cari
kesalahannya, dan barangsiapa yang Allah mencari-cari kesalahannya maka
Allah akan mempermalukannya meskipun ia berada di dalam rumahnya"* (HR Abu
Dawud no 4880)

(6) Barang siapa yang mempersulit urusan saudaranya…memperberat…terlebih
lagi menzoliminya, menipunya…maka Allah akan mensikapinya demikian pula di
dunia sebelum di akhirat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

وَمَنْ يُشَاقِقْ يَشْقُقِ اللَّهُ عَلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

*"Barang siapa yang menyulitkan (orang lain) maka Allah akan mempersulitnya
para hari kiamat"* (HR Al-Bukhari no 7152)

(7) Barang siapa yang merahmati hamba-hamba Allah (bahkan merahmati hewan)
maka Allah akan merahmatinya (silahkan baca kembali artikel "Menebar kasih
sayang"<http://www.firanda.com/index.php/artikel/adab-akhlaq/148-menebar-kasih-sayang>
)

(8)  Barang siapa yang berinfaq (memberi sedekah) kepada hamba-hamba Allah
maka Allah akan memberi harta kepadanya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا بْنَ آدَمَ أَنْفِقْ أُنْفِقَ عَلَيْكَ

*"Allah tabaaraka wa ta'aala berkata : Wahai anak Adam, berinfaklah maka
akan diinfakan kepadamu"* (HR Al-Bukhari no 4683 dan Muslim no 993)

Tentunya berinfak juga bertingkat-tingkat…barang siapa yang semakin banyak
berinfak maka akan semakin diberkahi dan diperbanyak hartanya oleh Allah

(9) Barang siapa yang bergaya dengan sesuatu yang tidak ia miliki maka
suatu saat  Allah akan membongkarnya :

Umar bin Al-Khottoob berkata :

وَمَنْ تَزَيَّنَ لِلنَّاسِ بِمَا يَعْلَمُ اللهُ مِنْهُ غَيْرَ ذَلِكَ
يَشِنْهُ اللهُ

*"Barang siapa yang bergaya (menunjukkan sesuatu keutamaan/kebaikan) kepada
manusia yang Allah tahu bahwasanya ia tidak demikian maka Allah akan
membongkar keburukannya"* (Taariikh Dimasyq 32/72, lihat juga Nashbur
Rooyah karya Az-Zaila'i 4/81)

Tatkala seseorang menunjukkan sesuatu yang ternyata berlawanan dengan
batinnya (hakekat dirinya yang sesungguhnya) maka Allah akan menyikapinya
juga sebaliknya, yaitu Allah akan membawanya kepada lawan dari tujuannya.
Tujuannya ingin bergaya agar dipuji maka Allah akan membongkar aibnya
tersebut. (Lihat I'laam Al-Muwaqqi'in karya Ibnul Qoyyim 2/180-181)

Karenanya tatkala seorang bersikap berpura-pura dihadapan manusia,
menunjukkan seakan-akan ia adalah seorang yang alim, seorang yang khusyu'
dalam sholatnya, seorang yang zuhud terhadap dunia, seorang yang ikhlas
(padahal hakekat dirinya tidak demikian, justru ia adalah orang yang jahil,
tidak khusuk tatkala sholat karena pikirannya kemana-mana, cinta dunia dan
tidak zuhud, dan ia seorang yang suka dipuji dan tidak ikhlas) maka suatu
saat Allah akan membongkar hakekat dirinya tersebut. Sebagaimana ia menipu
manusia, maka Allahpun akan menipunya.

(10) Barang siapa yang dzolim dan bengis terhadap manusia maka Allah akan
menyiksanya dengan sadis juga. Para penguasa yang bengis dan sadis terhadap
rakyatnya maka suatu saat ia akan merasakan kebengisan dan kesadisan
tersebut menimpa dirinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

اللَهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ
فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفِقَ
بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ

*"Yaa Allah barang siapa yang menjadi wali/mengurusi perkara umatku lalu ia
memberatkan mereka maka beratkanlah perkaranya, dan barang siapa yang
mengurusi suatu perkara umatku lalu ia lembut kepada mereka maka lembutlah
kepadanya"* (HR Muslim no 1828)

Barang siapa yang membunuh rakyatnya dengan bengis dan sadis maka ia akan
terbunuh pula dengan sadis. Jika ia selamat di dunia maka Allah akan
menyiksanya dengan sadis di akhirat jika ia tidak bertaubat kepada Allah.

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 08-05-1434 H / 20 Maret 2013 M
Abu Abdil Muhsin Firanda
www.firanda.com

Kirim email ke